Oleh: Ayu Susanti, S.Pd
“Kalian pasti akan membebaskan Konstantinopel, sehebat-hebat amir (panglima perang) adalah amirnya dan sekuat-kuat pasukan adalah pasukannya.” (HR. Ahmad).
Itu adalah bisyarah Rasulullah saw. Sebuah petunjuk bagi ummat muslim bahwa amir yang hebat adalah amir yang menaklukan konstantinopel. Siapakah penakluk itu? Ia adalah Muhammad Al-Fatih. Sosok pemuda yang gagah berani membela agama Allah dan berusaha dengan gigih untuk meninggikan kalimat Allah di muka bumi.
Sosok Muhammad Al-Fatih ini adalah sosok hebat. Seorang pemuda yang memiliki visi misi yang luar biasa, rela berkorban demi agama dan tentunya sangat pantas untuk dijadikan sebagai idola.
Di kala saat ini kita sedang disibukkan dengan degradasi moral, penurunan mentalitas generasi bangsa dan bingung tak memiliki visi kehidupan, justru sejarah Islam membuktikan bahwa ada sosok yang luar biasa hidup pada ratusan tahun lalu sebagai pahlawan Islam dan mendedikasikan diri sepenuhnya hanya untuk Allah.
Sosok Muhammad Al-Fatih tidak terjadi dengan sendirinya. Pembentukan karakter pun tidak tiba-tiba ada. Namun perlu usaha keras untuk membentuk kepribadian Islam yang gigih dan tangguh di dalam diri Muhammad Al-Fatih. Di mana sejak kecil sudah didik oleh guru yang berkualitas dan dirinya pun langsung diberikan motivasi oleh ibunda tercintanya.
Dari sini betapa peran orangtua terutama ibu dan seorang guru sangat berpengaruh untuk mendidik dan membentuk kepribadiannya. Selain peran orangtua dan seorang guru, tentu Muhammad Al-Fatih lahir di lingkungan dan sebuah sistem Islam.
Di mana sistem Islam ini mampu mencetak para generasi berkualitas dan memiliki kepribadian Islam yang luhur. Pendidikan dalam Islam mampu membentuk generasi bangsa yang tidak hanya memiliki kepribadian Islam yang mulia tapi mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta tsaqofah-tsaqofah Islam.
Sehingga lahirlah sosok-sosok yang berkualitas, tidak hanya cerdas tapi pun bertakwa. Saat ini dimana hidup serba bebas, adanya sekulerisme yang memisahkan antara agama dan kehidupan membuat ummat muslim jauh dari agamanya.
Rasa-rasanya cukup jauh untuk memiliki kepribadian Islam yang ideal apalagi menjadi pahlawan pembela Islam. Di mana sekarang banyak remaja muslim yang menggandrungi idola-idola yang tak sepantasnya dijadikan panutan.
Muhammad Al-Fatih membuktikan bahwa menegakkan kalimat Allah di muka bumi ini adalah suatu keharusan. Sehingga dirinya rela mengorbankan jiwa dan raga untuk berjuang menegakkannya.
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 208).
“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (QS. Annisa:65).
Dua ayat di atas cukup bagi kita untuk taat kepada Allah, tunduk dan patuh kepada perintah-Nya dengan menerapkan aturan-Nya di seluruh kehidupan. Islam adalah agama yang membawa rahmat untuk seluruh alam. Sehingga sangat wajar jika kita mendapatkan keberkahan dari langit dan bumi saat kita menerapkan hukum Allah.
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.”(QS. Al-A’raf: 96).
Dari ayat tersebut menunjukkan kepada kita saat kita beriman dan bertakwa maka Allah akan melimpahkan keberkahan dari langit dan bumi.
Hal ini menunjukkan, saat kita berpaling dari peringatan Allah. Tidak mengindahkan aturan Allah.
Tidak berusaha untuk menjalankan seluruh perintah-Nya maka kesempitan hidup saja yang didapat. Bahkan apalagi saat kita menggunakan aturan manusia yang hanya melahirkan sebuah kehancuran belaka. Banyak permasalahan yang dirasakan masyarakat saat ini.
Sehingga jika kita ingin keluar dari belenggu masalah yang ada, sudah sepantasnya kita kembali kepada hukum Allah yang membuat kita bahagia di dunia dan akhirat.
Islam adalah aturan sempurna yang bisa mengurusi semua aspek dalam kehidupan. Semua solusi setiap permasalahan ada dalam Islam. Karena Islam mengatur 3 aspek dalam kehidupan, yakni hubungan kita dengan Allah mencakup akidah dan ibadah, mengatur hubungan kita dengan sesama manusia mencakup politik, sosial, budaya, ekonomi, Pendidikan, keamanan dan lai-lain serta mengatur hubungan kita dengan diri sendiri mencakup akhlak, pakaian, makanan dan minuman.
Lantas mengapa kita harus repot-repot memikirkan dan membuat aturan hidup yang lain sedangkan Allah sudah memberikan semua aturan. Oleh karena itu, kita selaku ummat muslim harus kembali kepada aturan Allah dengan berusaha menerapkan aturan tersebut dalam kehidupan.
Kita pun mesti mencontoh kepada sosok pahlawan Islam seperti Muhammad Al-Fatih yang dengan gigih berusaha untuk menegakkan kalimat tauhid di muka bumi.
Wallahu’alam bi-showab.
Tags
Opini