BALADA KOREAN WAVE



Oleh : Dina Hapsari

Hallyu atau sering disebut Korean Wave mulai berkembang di Indonesia pada tahun 2000-an. Dimulai dari tayangan drama Korea di televisi Indonesia seperti 'Full House' dan 'Winter Sonata'. Lalu disusul K-pop yang menyedot perhatian mayoritas kawula muda di negeri ini.

Begitu antusiasnya kawula muda Indonesia dengan K-pop. Bahkan, Twitter menobatkan Indonesia sebagai penyandang peringkat ketiga dalam mentwit terkait artis K-pop setelah Thailand dan negeri asalnya sepanjang 2019. (Kompas.com, 14/01/2020).

Maraknya tren korean pop atau K-pop mendorong wapres KH Ma’ruf Amin turut berkomentar. Sebagaimana dikutip dari Tirto.id, 20/09/2020, beliau berkata, "Maraknya budaya K-pop diharapkan juga dapat menginspirasi munculnya kreativitas anak muda Indonesia dalam berkreasi dan mengenalkan keragaman budaya Indonesia ke luar negeri," kata Ma'ruf Amin dalam keterangannya untuk peringatan 100 tahun kedatangan orang Korea di Indonesia, Ahad (20/9/2020).

Wapres juga berharap trend tersebut juga dapat meningkatkan kerjasama antar 2 negara, khususnya di bidang ekonomi. Tetapi kebalikan dari itu musisi Ahmad Dani menilai bahwa musisi Indonesia sebenarnya jauh lebih berkualitas dibanding artis K-pop, hanya butuh lebih banyak perhatian dari pemerintah. 

K-Pop Under Cover

Terlepas dari dua pendapat yang bertolak belakang tersebut, senyatanya benarkah Korean wave layak menjadi panutan, terutama bagi bangsa Indonesia yang mayoritas penduduknya adalah muslim? 

Lahir dan berkembangnya K-Pop tidak lepas dari peran liberalisme yang merestui kebebasan berekspresi. Maka tidak mengherankan jika dunia K-Pop kental dengan aroma tersebut. Mulai dari gaya berpakaian artis, penampilan saat di panggung sampai bagaimana interaksi dengan para fans. Mereka tak segan berpelukan dengan para fans yang kebanyakan adalah lawan jenis. 

Liberalisme jua yang menumbuhkan kegandrungan kawula muda pada K-pop. Tidak jarang mereka yang `berkorban´ demi sang idola. Mereka rela mengeluarkan uang hingga jutaan rupiah demi sang idola. Menunggu dengan sabar kedatangan sang idola meski berjam-jam lamanya. Bergaya sebagaimana sang idola, bahkan ada yang rela melukai diri sendiri demi mencuri perhatian sang idola. 

Padahal, meniru sebuah budaya tentu tidak bisa dilepaskan dari mengimpor gaya hidup dan perilaku sang idola. Sebagaimana kita ketahui, Korea merupakan pusat trend kecantikan fisik di Asia saat ini. Artis-artis K-pop, juga kebanyakan warga korea lain, melakukan oplas demi tubuh indah dan wajah yang rupawan. Belum lagi target tinggi yang harus dicapai sang artis. Tidak jarang yang kemudian berupaya bunuh diri. 

Dari sederet fakta tersebut, yakinkah kita akan menjadikan K-Pop sebagai inspirasi bagi generasi untuk berkreasi?

Inspirasi Sejati

Selayaknya kita sebagai generasi muslim mampu memilih dan memilah, manakah sumber inspirasi sejati. Sumber inspirasi teladan bagi generasi. 

Ada banyak tokoh besar Islam yang bisa dijadikan sebagai sumber inspirasi. Dari kalangan shahabat dan shohabiyah maupun generasi setelahnya yang memberikan kontribusi luar biasa bagi peradaban dunia.

Kita tentu mengenal sepak terjang Muhammad Al Fatih. Bagaimana di usia belianya sudah menjadi sebaik-baik panglima. Atau Imam Asy Syafi´i yang telah menghafal al Quran di usia muda. Dan masih banyak tokoh Islam lainnya yang inspiratif. 

Tentu akan jauh lebih baik jika generasi mengambil inspirasi dari mereka. Meneladani bagaimana keberanian dan semangat pantang menyerah, kepemimpinan, kesungguhan maupun bagaimana kedekatan tokoh-tokoh tersebut terhadap Al Kholiq.

Tokoh-tokoh inilah yang seharusnya dipromosikan menjadi sumber inspirasi. Generasi muslim tidak perlu malu menjadi generasi yang berbeda dengan yang lain. Bahkan seharusnya bangga mempromosikan ajaran islam, menjadikan trend hidup islami sebagai lifestyle global.
Bukankah rosulullah SAW bersabda, “Orang akan dikumpulkan bersama yang ia cintai, dan kamu akan dikumpulkan bersama yang kamu cintai” [HR Bukhari-Muslim]. Dan hadits cukuplah bagi kita untuk lebih selektif memilih teman dan idola.

Wallaahu a´lam

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak