Oleh: Yeyet Mulyati
Ibu Rumah Tangga dan Pengemban Dakwah
Sebelumnya ramai diperbincangkan, Kemendikbud akan menempatkan mata pelajaran sejarah sebagai mata pelajaran pilihan di SMA, bahkan menghilangkannya di SMK.
Rencana Kemendikbud ini akhirnya menuai protes keras dan kritikan dari berbagai pihak, terutama dari para akademisi dan sejarawan.
Rencana perubahan pendidikan sejarah di SMA/SMK tersebut tertuang dalam draf sosialisasi Penyederhanaan Kurikulum dan Asesmen Nasional tertanggal 25 Agustus 2020.
Terkait polemik penghapusan mata pelajaran sejarah tersebut, akhirnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) telah membantah bahwa pihaknya tidak akan menghapus mata pelajaran sejarah dari kurikulum pendidikan di Indonesia.
Terlepas jadi atau tidaknya perubahan kurikulum sejarah ini, kita dapat menduga bahwa ada upaya dari rezim yang berkuasa saat ini untuk melakukan pengaburan dan bahkan penguburan sejarah, terutama sejarah peran umat Islam dalam perjuangan kemerdekaan bangsa ini.
Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa kemerdekaan bangsa ini tidak terlepas dari peran para ulama dan umatnya yang bahu membahu melakukan perlawanan kepada para penjajah dengan didasari oleh semangat jihad, bahkan mereka sampai mengorbankan darah dan air mata.
Bagaimana dengan Islam dalam memandang sejarah?
Sejarah dan peradaban Islam merupakan bagian penting yang tidak mungkin dipisahkan dari kehidupan kaum Muslimin dari masa ke masa. Betapa tidak, dengan memahami sejarah dengan baik dan benar, kaum Muslimin bisa bercermin untuk mengambil banyak pelajaran dan membenahi kekurangan atau kesalahan mereka guna meraih kejayaan dan kemuliaan Islam di dunia dan di akhirat.
Semoga Allâh Azza wa Jalla meridhai sahabat yang mulia, Abdullah bin Mas’ûd Radhiyallahu anhu yang mengungkapkan hal ini dalam ucapannya, “Orang yang berbahagia (beruntung) adalah orang yang mengambil nasehat (pelajaran) dari (peristiwa yang dialami) orang lain.”
Sejarah menyimpan kumpulan bukti-bukti cerita yang selalu bisa menjadi pembelajaran sekaligus bukti akan betapa hebatnya ajaran agama Islam.
Ketika saat ini mulai banyak paham-paham sesat yang bermunculan, sejarah memegang peranan penting karena mereka menjadi bukti otentik dari ajaran agama Islam yang sudah ada dari semenjak dulu.
Sebagai contoh, ketika gerakan feminisme atau kesetaraan gender baru muncul di awal abad 21, Islam telah mengajarkannya semenjak lama melalui bukti pentingnya peranan Aisyah sebagai ummul mukminin. Ketika di abad ke-19 dunia masih mengenal perbudakan, ajaran Islam sudah mulai menentangnya dengan ajarannya untuk membebaskan budak. Ketika banyak orang menuduh bahwa Islam adalah agama yang tidak toleran dan mengajarkan untuk membunuh, tingginya persentase jumlah non-muslim pada masa kekhilafahan membuktikan bahwa tidak adanya pemaksaan untuk memeluk Islam didalam wilayah kekuasaan Islam.
Poin-poin diatas hanyalah contoh kecil dari banyak hal yang bisa kita pelajari dengan memahami sejarah Islam.
Walhasil, kita sebagai umat Islam dan sebagai penduduk mayoritas dinegeri ini, jangan sekali-kali melupakan sejarah apalagi sejarah Islam.
Sejarah membuktikan pada masa kekhilafahan, umat Islam menjadi sebagai Khoirul umat (sebaik-baiknya umat). Dan Insyaallah itu akan kembali terwujud dengan tegaknya kembali kekhilafahan ala minhaji nubuwah.
Allahu Akbar.
Wallahu a'lam bishowab.