Oleh : Ummu Hanif (Pengamat Keluarga dan Sosial)
Kontroversi pidato Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin pada acara Peringatan 100 Tahun kedatangan warga Korea di Indonesia terus bergulir, khususnya bagi warga dunia maya. Beliau berharap tren Korean Pop atau K-Pop dapat mendorong munculnya kreativitas anak muda Indonesia. Ia berharap anak muda lebih giat mempromosikan budaya bangsa ke dunia internasional.
Sementara itu, melalui www.detik.com pada 24 september 2020, Juru bicara Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Masduki Baidlowi, menjelaskan maksud pernyataan Ma'ruf soal budaya Korea bisa dijadikan inspirasi dalam mengembangkan kreativitas anak muda. Masduki mengatakan, dalam pidato itu, Ma'ruf ingin menyampaikan bahwa Indonesia memiliki budaya yang beragam. Keberagaman budaya itu harus dikenalkan ke mancanegara.
Adalah menjadi wajar adanya jika pernyataan beliau ini cukup menyita perhatian publik, terlebih dengan mengingat latar belakang beliau sebagai seorang kiai. Dan yang lebih membuat publik, khususnya kaum muslimin, bertanya – tanya kenapa adalah bertepatan dengan saat kaum muslimin yang berupaya menguak sisi historis keberadaannya dan juga peran besarnya untuk negeri tercinta (melalui film JKDN misalnya), harus mengalami berbagai macam tuduhan miring, dan tanpa pembelaan dari penguasa. Meski Indonesia terkenal menjadi negara muslim terbesar dunia.
Korean Wave (K-Wave – Hallyu), masuk ke Asia khusunya Indonesia pada pertengahan tahun 2000 an. Tidak terbatas hanya pada drama dan musik, semua yang berbau Korea seperti fesyen, makanan, hingga permainan komputer menjadi mesin utama popularitas K-Wave.
Sebagai bagian dari masyarakat yang peduli terhadap masa depan bangsa, tentu kita perlu menelisik lebih jauh mengenai kesesuaian pandangan ini terhadap masa depan generasi dan bangsa. Kalau kita cermati sisi lain dari keberhasilan K-Wave di dunia ini, maka kita akan saksikan sisi kelam yang sengaja di sembunyikan. Betapa mengerikan jika generasi kita hanya termotivasi fatamorgana gemerlap sorotan kamera.
Fakta yang tentu tidak bisa kita lupakan begitu saja adalah, betapa tingginya angka bunuh diri di kalangan artis Korea? Bagaimana tingginya angka operasi plastik di tengah masyarakat demi tetap bisa menyegarkan mata yang memandangnya? Pun betapa rendahnya angka pernikahan di sana akibat kaum perempuan sudah banyak yang enggan menikah?
Mereka tak ubahnya generasi rapuh yang menjalani peradaban lapuk. Kebenaran tak lagi menjadi sesuatu yang berarti, karena kebenaran sejati bisa diperjualbelikan dengan indahnya tampilan fisik melalui seonggok nominal. Tujuan kehidupan saja mereka tak paham, bagaimana bisa menjadi inspirator kemajuan Indonesia di masa depan?
K-wave tidak lepas dari buaian peradaban kapitalisme. Peradaban ini akan terus menyuplai ide-ide kufur di mana agama harus dipisahkan dari kehidupan, serta peran Tuhan yang harus dipinggirkan. Peradaban ini sudah begitu nyata bertentangan dengan fitrah manusia, tidak memandang aspek spiritual sedikit pun dalam kehidupan umum.
Pemuda adalah harapan masa depan umat. Berkualitas pemuda hari ini, penuh ketaatan, cerahlah masa depan suatu kaum. Buruk kondisi kaum muda hari ini, suramlah nasib bangsa tersebut di kemudian hari. Karena itulah Nabi Saw. mengingatkan kaum Muslim untuk menjaga masa muda mereka sebaik-baiknya:
“Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara: masa mudamu sebelum masa tuamu…” (HR al-Baihaqi)
Sejarah emas Islam mencatat banyak pemuda yang harum namanya karena memuliakan Islam. Sejak Generasi Sahabat hingga Sultan Muhammad al-Fatih yang menaklukkan Konstantinopel yang menjadi gerbang tersebarnya Islam ke Eropa. Kejayaan Islam banyak digerakkan oleh barisan kaum muda. Para ulama salafush-shalih mendidik kaum tunas muda ini agar kelak muncul generasi penerus umat. Mereka paham, menyia-nyiakan pembinaan kaum muda sama artinya dengan merencanakan kehancuran suatu bangsa.
Maka selayaknya, generasi muda harus bersiap memperbaiki diri, menjadi generasi berkepribadian islam. Sehingga layak membawa bangsa ini menjadi bangsa besar, sebagaimana para generasi islam pada abad – abad yang lalu. Meski K – Wave mendapat promosi, ajaran islam harus tetap dan selalu di hati.
Wallhu a’lam bi ash showab.