Oleh : Ina Siti Julaeha S.Pd.I
Film 'Jejak Khilafah di Nusantara' menuai polemik di kalangan masyarakat. Film tersebut diblokir ditengah-tengah siaran langsung secara virtual. Sebenarnya apa yang membuat film tersebut tidak disetujui pemerintah Indonesia sehingga harus dilakukan pembredelan.
Film Jejak Khilafah di Nusantara yang diluncurkan pada Minggu (2/8/2020) lalu, dibuat oleh Nicko Pandawa dan Komunitas Literasi JKDN. Film tersebut diputar perdana pada Kamis (20/8/2020), namun film tersebut se,pat diblokir beberapa kali di tengah pemutaran film.
Akun Instagram @jejakkhilafahdinusantara mengunggah pengumuman tersebut. Akun tersebut mengunggah tampilan layar saat film diblokir.
"Video tidak tersedia. Konten ini tidak tersedia di domain negara ini karena ada keluhan hukum dari pemerintah," demikian isi notifikasi pemblokiran film seperti dikutip Suara.com, Jumat (21/8/2020).
FILM JKDN memang sempat viral di jagad sosial media. Bahkan sampai tranding di Twitter. Dengan salah satu hastagnya yang tranding #JejakKhilafahDiNusantara.
Masyarakat secara luas begitu sangat antusias utuk menonton film ini. Terlihat dari banyaknya orang yang mendaftarkan diri melalui link resmi. 250.000 penonton yang siap hadir, belum lagi yang melakukan nobar denga anggota keluarga dan tetangganya dengan tetap menggunakan protocol kesehatan, tentu lebih banyak lagi yang menonton film in.
Sangat disayangkan, pemblokiran ini terjadi di negeri yang mayoritas penduduknya muslim. Pemerintah Indonesia terlalu berlebihan dengan melakukan pemblokiran terhadap Film sejarah Islam. Padahal Film ini dibuat dengan riset akademik. Dengan menyuguhkan bukti yang konkirit atas jejak sejarah khilafah di Indonesia. Film Ini merupakan karya anak bangsa yang sepatutnya sangat layak untuk diapresiasi oleh pemerintah Indonesia. Sayangnya jauh api dari panggang. Alih-alih dihargai dengan prestasi membuat film edukasi perihal sejarah bangsa, justru penayangan Film ini dipersulit dengan melakukan memblokiran.
Di satu sisi pemerintah membiarkan beredar banyaknya konten receh dan tidak berfaedah. Bahkan bukan hanya konten yang tidak bernilai edukasi saja yang mulus tayang tanpa penyeleksian. Film yang terdapat unsur porno dan vulgar saja banyak berseliweran di jagad media sosial tanpa pemblokiran. Fakta ini bisa ditemui semua orang yang aktif di media sosial. Pada saat kita mencari informasi apapun terkadang selalu ada beberapa seligan gambar dan terkadang video yang tidak seronoh bahkan video mesum dengan unsur pornografi pun ada mengiringi iklan-iklan saat kita berseluncur di media sosial. Astagfirullah. Ada apa dengan negeri kita tercinta ini?
Dengan adanya memblokiran film jejak khilafah ini, masyarakat seakan bertanya “benarkah lebih mengkhawatirkan ketibang film dan konten porno”?. Karena begitu heroiknya Film khilafah ini, sehingga harus dilakukan pencekalan dalam proses penanyangannya.
Islamophobia hingga Khilafahphobia
Jika isu islamophobia dulu digencarkan agar masyarakat takut dengan ajaran Islam. Saat ini isu Islamophobia mengarah kepada Khilafahphobia. Pemerintah menggencarkan ketakutan terhadap dakwah Khilafah yang hari ini mulai dirindukan oleh kaum muslimin di tengah kehidupan yang semakin kacau di bawah sistem demokrasi kapitalis ini. Khilafah merupakan sistem pemerintahan Islam yang didalamnya diterapkan aturan Islam secara sempurna. Pemerintah seakan begitu anti dengan ide khilafah dan sangat anti dengan penerapan Islam kaffah. Sehingga menggulirkan opini Khilafahphobia, padahal khilafah merupakan ajaran islam dan menjadi bagian penting dalam historis umat Islam dalam sejarahnya.
Jika Khilafah dikaitkan dengan radikalisme dan ekstrim sehingga pemerintah sangat getol melalukan opini keji terhadap perjuangan khilafah, lalu bagaimana dengan sikap pemerintah terhadap sekelompok orang-orang yang merusak negeri ini?. Bukankah perilaku perusak negeri justru yang harus diperangi?
Sebenarnya upaya negatif yang membendung ghiroh umat Islam sudah terjadi semenjak Rasulullah SAW diutus dalam menyebarkan dakwah Islam di Mekkah. Pada musim haji kaum kafir Mekah selalu memberikan opini negative kepada seluruh orang yang datang ke jazirah Arab saat itu. Kaum kafir menghasut Nabi Muhammad SAW dengan julukan yang buruk. Mulai tukang sihir sampai julukan orang gila yang diharapkan agar umat manusia menjauhi Nabi dan ajaran Islam yang mulia. Sayangnya upaya busuk tersebut tidak memperoleh keberhasilan. Sebab Allah SWT senantiasa mengiringi setiap perjuangan nabi Muhammad SAW dan juga para sahabatnya yang menjadi asabiqunal awwalun dengan pertolongan.
“Dan sungguh orang-orang kafir yang sebelum mereka (kafir Mekah) telah mengadakan tipu daya, tetapi semua tipu daya itu adalah dalam kekuasaan Allah. Dia mengetahui apa yang diusahakan oleh setiap diri, dan orang-orang kafir akan mengetahui untuk siapa tempat kesudahan (yang baik) itu”. (Ara’du ayat 41).
Dengan moment hijrah di bulan Muharram 1442 H ini menjadi saat yang tepat untuk kita berhijrah dari sistem yang rusak menuju sistem yang penuh rahmat. Sistem Khilafah adalah sistem pemerintahan yang menjadikan asasnya adalah akidah Islam. Dalam sistem Khilafah kebijakan yang akan diberlakukan adalah untuk membuat kita semakin dekat dengan Allah SWT sang pencipta alam semesta. Menerapkan aturan Allah secara totalitas sebagai bentuk komitmen sebagai seorang muslim sejati. Oleh karena itu, sebagai muslim kita sudah seharusnya menyambut seruan ini dengan suka cita. Sebab rusaknya sistem kapitalis buatan manusia ini sudah sangat banyak membuat kita hidup sengsara. Menderita di berbagai aspek disebabkan kebijakannya yang dzalim dan menindas rakyat.
Umat Islam harus terus maju dan tak gentar dengan misi Islamophobia dan Khilafahphobia. Sebab upaya massif apapun tidak akan pernah menghalangi pertolongan Allah SWT atas kaum muslimin. Meskipun upaya jahat dalam meredam perjuangan Khilafah terus digencarkan, namun tidak membuat kita mundur walau hanya selangkah pun. Perjuangan dan dakwah khlafah harus terus melaju, meskipun fitnah dan hasutan ada di sekeliling kita. Yakinlah dengan janji Allah atas kemenangan dinulislam. Seberapa keras pun perjuangan orang-orang yang zalim tetaplah makar Allah SWT jauh lebih hebat.
Dan tetaplah kita ada diposisi orang yang bergerak untuk tegaknya Islam bersama rencana Allah SWT atas dakwah ini. Jangan sampai rintangan ini membuat kita berpaling dan beralih dalam memperjuangkan kebenaran Islam. Kita harus meyakini bahwa Allah sedang memperisiapkan yang terbaik. Kita sebagai hamba-NYa diperintahkan untuk memaksimalkan ikhtiar perjuangan dan doa, sedangkan Allah SWT memiliki makar terbaik untuk menandingi makar busuk yang dihembuskan oleh rezim zalim ini.
“Dan merekapun merencanakan makar dengan sungguh-sungguh dan Kami merencanakan makar (pula), sedang mereka tidak menyadar”(Q.S an-Naml ayat 50).