Oleh : Sri ayu SM.
(Aktivis Islam)
Khilafah bukan ide yang dilarang akan tetapi pelaku yang menyebarkanya dilarang menjadi ASN, dicap radikal dan dicecoki Islam versi rezim melalui dai bersertifikat. Semua ini menegaskan kebijakan kemenag makin ngawur yang terbukti dengan semakin memojokkan Islam dan muslim yang taat syariat.
Jika ada pihak yang tidak suka kepada aktivitas kebaikan dalam rangka menjalankan amar Ma'aruf nahi mungkar dan mencegah kezaliman serta ketidak adilalan, sebenarnya siapa yang salah? Allah Swt mengingatkan dalam al-Qur'an,
"Adakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan kepadmu dari Rabb-mu itu benar sama dengan orang yang buta? Hanyalah orang-orang yang berakal saja yang aa¢£aⁿap00dapat mengambil pelajaran. (TQS al-Ra'd[13]: 19).
Terkait dengan ayat tersebut imam Ibnu Katsir menyatakan, "maka tidaklah sama orang yang meyakini kebenaran yang engkau bawa wahai Muhammad shalallahu alaihi wa salam dengan orang yang buta, yang tidak mengetahui dan memahami kebaikan. Seandainya memahami, tidak mematuhinya, tidak mempercayainya dan mengikutinya". (Tafsir al-Quranil Azhim surah Ar-Ra'du 19). Inilah gambaran untuk orang yang menolak kebenaran.
Pemerintah kembali membuat pernyataan yang menyudutkan umat Islam serta ingin meredupkan bangkitnya cahaya Islam. Jakarta, CNN Indonesia Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi meminta kepada seluruh kementerian dan lembaga pemerintahan untuk tak menerima peserta yang memiliki pemikiran dan ide mendukung paham khilafah sebagai aparatur sipil negara (ASN) atau Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Ia juga meminta agar masyarakat yang mendukung ide khilafah untuk tak perlu ikut bergabung sebagai calon pegawai negeri sipil (CPNS).
"Pemikiran seperti itu (khilafah) enggak usah diterima di ASN. Tapi kalau sudah diwaspadai sebaiknya enggak masuk ASN," kata Fachrul dalam webinar 'Strategi Menangkal Radikalisme Pada Aparatur Sipil Negara' di kanal Youtube Kemenpan Rabu (2/9/2020).
Lebih lanjut, Fachrul menyadari bila paham khilafah sendiri tidak dilarang dalam regulasi di Indonesia. Namun, ia menyatakan lebih baik penyebaran paham tersebut diwaspadai penyebarannya di tengah-tengah masyarakat.
Hal ini menunjukan seolah-olah khilafah mengancam negara, padahal banyak aparatur pemerintah yang memakan uang negara tapi justru dibiarkan bebas berkeliaran padahal merekalah yang menjadi perusak negeri ini. Padahal dakwah adalah kewajiban yang diperintah oleh Allah Swt. Berdakwah adalah tugas mulia dalam pandangan Allah Subhanahu Wata’ala, sehingga dengan dakwah tersebut Allah menyematkan predikat khairu ummah (sebaik-baik umat) kepada umat Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassallam.
“Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.” ( TQS ali: Ali Imran[3]: 110).
Di dalam ayat ini terkandung dua hal; pertama, mulianya umat Islam adalah dengan dakwah. Kedua, tegak dan eksisnya umat Islam adalah dengan menjalankan konsep amar ma’ruf nahi munkar.
Begitu miris negara ini padahal yang diperjuangkan itu syariat Islam yang akan mengatasi segala macam problematika umat saat ini. Yang akan mewujudkan keadilan merata serta kebenaran akan ditegakan seadil-adilnya. Dan itu hanya mampu diwujudkan dinegara Islam yang akan menerapkan aturan yang berasal dari Allah Swt.
Berbeda dengan sistem kapitalis demokrasi saat ini semua dilakukan atas dasar materi dan kepentingan semata. Rakyat dijual demi uang dan semua dilakukan atas dasar untung dan rugi.
Pejuang hakiki yaitu pejuang yang istiqamah dalam dakwah dan tidak ragu-ragu menempuh perjuangan sekalipun berbagai rintangan menghadang. Sifat mulia ini lahir dari keimanan yang kuat, sebagaimana disampaikan Allah dalam wahyu-Nya : " sesungguhnya orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar".(TQS ar-Rad'u [13]: 15).
Sadarlah wahai manusia bahwa satu-satunya sistem terbaik hanyalah Islam yang menjadikan rahmat bagi seluruh alam.
Wallahu a'alam bishawab