Oleh : Nyimas Yulia Susanti
(Ummu 'Aafiyah)
Runtuhnya kekhilafahan terakhir di Turki Ustmani, menandakan terbukanya lembaran awal dari hilangnya sebuah sistem peradaban Islam yang menyatukan kaum muslim di bawah satu kepemimpinan berlandaskan Syariah Islam. Hilangnya sistem Khilafah juga berarti hilangnya daulah Islam yang merupakan perwujudan dari penerapan ideologi Islam secara kaffah.
Kondisi umat saat ini hidup tanpa perisai yang dapat di indera oleh akal sehat kita ialah kini umat muslim yang terombang - ambing ibarat buih di lautan. Hal ini menunjukkan perumpamaan buih yang muncul lalu tenggelam, muncul lagi kemudian hancur dan hilang di tengah lautan, menggambarkan kondisi umat yang kini hidup dalam kebingungan, tidak memiliki pegangan serta berjalan dalam kegelapan, karena saat ini kita sudah tidak lagi hidup dalam sebuah aturan yang benar. Saat ini didominasi oleh kaum kuffaar dalam sistem kapitalis, serta kehidupan terasa semakin sempit, kacau serta kerusakan terjadi dimana-mana. Kemaksiatan, perzinahan, kemiskinan, kekurang makanan mendominasi di negeri ini. Penyebab segala kerusakan di bumi ini ialah disebabkan jauhnya umat dari sistem Islam serta penyimpangan dan pelanggaran terhadap hukum-hukum Allah. Firman Allah dalam surat Ar-Rum: 41
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia ,Allah menghendaki agar mereka merasakansebagian dari (akibat) perbuatan mereka ,agar mereka kembali (ke jalan yang benar )”.
Kita hidup mulia dengan Islam dan kini kita terhina karena meninggalkannya. Lalu tidaklah kita merindukan kembali akan hadirnya perisai umat dengan segala keagungannya sebagai problem solving bagi seluruh permasalahan hidup mulai dari problem yang berkaitan dengan politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, kesehatan, keamanan dan lain sebagainya. Ironis, kita melihat begitu mandulnya negara dalam menjaga kehormatan, darah, harta dan jiwa uamt Islam. Inilah gerbang malapetaka bagi umat Islam. Berbagai penjajahan fisik dan pemikiran kini mendera dalam kehidupan umat manusia. Umat Islam saat ini menjadi santapan kaum kafir penjajah. Mereka mendapatkan tindakan diskriminatif hanya karena kaum minoritas .Tindakan refresif yang mendera umat Islam, tidak hanya terjadi di dalam negeri namun juga luar negeri, utamanya di negeri-negeri Islam yang terpecah-pecah menjadi negara-negara kecil, seperti : Suriah, Palestina, Rohingya Uighyur dan sebagainya, ini menjadi bukti bahwa saat ini umat Islam masih mengalami penderitaan.Menyadari kondisi ini, kita dapat menyimpulkan umat saat ini,bukan lagi umat yang terbaik.Namun menjadi umat yang terbelakang, tertindas, terjajah dan terpuruk. Hal ini harus menjadi perhatian penting bagi seluruh umat Islam.
Olehkarena itu umat Islam membutuhkan perubahan sistem yang dapat menyelesaikan problematika umat di segala bidang kehidupan, yaitu dengan peneggakkan Khilafah sebagai problem solver. Untuk itu umat Islam harus bersuara lantang menyuarakan Khilafah sebagai solusi dari permasalahan umat. Karena Khilafah akan mampu mengantarkan umat Islam pada kegemilangan dunia. Umat harus berjuang untuk meneggakkan penerapan hukum-hukum Allah di muka bumi ini.
Antusias masyarakat terhadap berubahan negeri ini terhadap opini Khilafah dan perjuangan peneggakkannya, terutama nampak dari banyaknya pemutaran film JKDN, viral dan trending, ramai diperbincangkan, apalagi pada saat Premiere Film Dokumenter Sejarah, Jejak Khilafah di Nusantara pada kamis 20/8/2020 menjadi penayanganperdana film yang dinanti-nanti masyarakat sebagai bukti historis bahwa Khilafah bukan utopis. Penayangan perdana film ini telah dilihat oleh ratusan ribu orang dari seluruh Indonesia.Bahkan sebelumnya tiket penayangan premiere film dokumenter telah dipesan ratusan ribu orang. Dari pagi sudah ada 250.000 orang dalam premiere ini. Belum lagi ditambah dengan acara nontan bareng. Luarbiasa sekali antusias masyarakat dalam menyambut film ini. Di media sosial,twitter,hastag,terkait film ini menjadi trending juga. Sejak pukul 07.00WIB jagat media sosial riuh denganajakan nonton film JKDN. Khabar itu tersiar sejak 7 hari belakangan puncaknya di tahun baru 1 Muharram 1442 H kemarin.Yang menjadi penanda dimulainya perubahan besar dengan ditayangkannya film epik sejarah ini. Film inipun telah di tweet lebih dari 11,8 ribu. Tak hanya itu, ruang tunggu menonton premiere perdana film inijuga telah dipadati dari seluruh Indonesia. Sehingga momentum perayaan tahun baru 1 Muharram 1442 H sangat special dan monumental. Karena film ini menjadi film pertama yang mengangkat sejarah khilafah di nusantara . Sebelum JKDN selama ini belum pernah yang menggambarkan secara detail bagaimana hubungan kekhilafahan Islam yang pernah menjadi adidaya dunia dengan umat Islam di Nusantara yang nantinya menjadi bagian dari perlawanan penjajahan di nusantara. Riwayat Khilafah ini di tengah-tengah masyarakat melalui film dokumenter hubungan khilafah dengan nusantara (JKDN). Ternyata sejarah negeri ini tak luput dari sejarah kejayaan khilafah di dunia. Walaupun tayangan film ini sempat di take down, namun penayangan film ini dapat di selenggarakan dengan lancar, bahkan masyarakat tetap antusias hingga akhir penayangan.
Film dokumenter JKDN ini pun mempunyai peran penting untuk mengungkap kebenaranyang kaburkan bahkan di kuburkan. Penting bagi kita untuk menggali kebenaran, masa lalu itu kunci untuk menghadapi masa depan. Kita harus menggali kebenaran . Apabila bisa diungkap kita bisa mendapatkan ibrah.Makanya adanya film ini untuk menimbulkan sejarah yang benar. Ustadz Ismail mengatakan bahwa sejarah itu sebagai obyek pemikiran yang bisa memperkuat pemikiran yang kita anut. Semisal kita sebagai muslim memahami bahwa khilafah adalah bagian dari sejarah Islam.
Dengan adanya film JKDN ini sedikit layak telah membuka sisi gelap yang selama ini sengaja disembunyikan oleh para musuh dan pembenci Islam.Dengan adanya film JKDN ini masyarakat akan semakin sadar akan peran penting khilafah dalam sejarah Islam dan semakin yakin bahwa khilafah adalah sebuah kewajiban yang harus di perjuangkan. Wallahu a’lam bishshawab