Oleh : Ummu Aqeela
Islamofobia ialah istilah kontroversial yang merujuk pada prasangka dan diskriminasi pada Islam dan Muslim. Saat ini Islamofobia terjadi di seluruh dunia, yang dengan sengaja agenda ini diciptakan untuk menebar ketakutan terhadap simbol Islam dan ajaran Islam. Beberapa waktu ini, telah terjadi kerusuhan besar di ibukota Oslo di negara Norwegia. Kerusuhan ini diketahui terjadi akibat adanya demo anti-Islam yang dipelopori oleh kelompok Stop Islamization of Norway (SIAN). Tidak hanya berdemo anti-Islam, beberapa demonstran juga ikut merobek serta membakar kita suci umat Islam yaitu Al-Qur'an. Hal ini tak pelak membuat kerusuhan besar timbul di tempat tersebut. Menanggapi kekacauan yang terjadi di negaranya, Perdana Menteri Norwegia Erna Solberg mengeluarkan sebuah pernyataan yang mengagetkan. Dia menganggap bahwa pembakaran Al-Qur'an yang terjadi di kota Oslo Norwegia sebagai bentuk dari kebebasan berekspresi. ( Pikiran-Rakyat.com, 2 Sebtember 2020 )
Stigma terorisme terhadap Islam dan munculnya islamophobia di dunia saat ini tidak terlepas dari peran-peran yang dimainkan media. Sebagian media Barat telah sukses menggambarkan Islam secara tidak proporsional, sehingga Islam dipahami sebagai agama yang jahat dan anti kemanusiaan. Harus diakui bahwa pasca mencuatnya isu terorisme, maka hubungan antara Islam dan Barat-Kristen sangat dingin, saling curiga dan bahkan sampai pada tataran intimidasi, baik psikis maupun fisik yang menjadi fenomena nyata yang sulit untuk disembunyikan dan ditepis. Saling percaya, saling menghormati dan menghargai semakin menipis.
Sebagian kalangan yang tidak mengerti permasalahan yang sesungguhnya, justru malah menyalahkan Islam, sebagai ideologi yang salah. Kalangan inilah yang makin memperkeruh susasana, yaitu para sekuler dengan paham sekulerismenya. Mereka akan terus memunculkan narasi-narasi kedalam umat untuk membuat semua umat gaduh dan makin menjauh bahkan takut akan keislamannya. Umat lain takut dengan Umat Islam, umat Islam sendiri takut dengan keislamannya. Disadari ataupun tidak, sekularisme telah menjadi wabah yang menyebar di dalam tubuh kaum muslimin. Sekularisme telah menimbulkan banyak sekali masalah, baik dalam lingkup kecil individu maupun lingkup luas dalam kehidupan sosial kemasyarakatan.
Sekularisme itu sendiri merupakan sebuah paham yang hanya mengedepankan pada kebendaan semata dan memisahkan antara kehidupan dunia dengan akhirat, bahkan faham ini selalu memperjuangkan hak untuk bebas dari berbagai aturan-aturan agama, mereka berkeyakinan bahwa semua kegiatan keputusan yang keseluruhannya berada dan dibuat oleh manusia, tidak boleh ada peran dan campur tangan agama di dalamnya. Karena itu, sekularisme bertentangan dengan Islam, bahkan menurut mereka Islam adalah musuh yang paling berbahaya. Karena dalam Islam justru sebaliknya, mengajarkan bahwa kehidupan sehari-hari kita tidak boleh terpisah dari ajaran agama, mulai dari urusan pribadi, berakhlak, berumah tangga, bertetangga, bermasyarakat hingga bernegara.
Islam merupakan sebuah ideologi yang berumber dari Allah SWT, jika Islam dapat difahami dengan baik dan seksama maka yang terjadi adalah kehidupan yang damai diantara umat manusia. Islam adalah suatu sistem yang menyeluruh terhadap semua aspek kehidupan manusia yang berdasarkan dengan Al-Qur’an serta Hadits, yang diintegrasikan kedalam semua aspek kehidupan. Islam diturunkan untuk membawa kebaikan, kedamaian dan keselamatan bagi seluruh penduduk bumi. Agama Islam diturunkan oleh Allah SWT kepada Muhammad SAW sebagai penyempurna agama-agama sebelumnya. Islam adalah agama yang cinta damai dan memberi kebaikan atas segala permasalahan di muka bumi. Islam memberi solusi, Islam memberi perubahan dan kemuliaan atas kehidupan makhluk di muka bumi. Islam mampu menjadi rahmatan lil ‘alamin karena memiliki hukum yang mengatur seluruh aspek kehidupan. Ini mengartikan bahwa Islam membawa Rahmat untuk semua umat, bukan hanya umat muslim semata, namun umat manusia secara keseluruhan.
Islam bukan sekadar agama ritual, namun Islam juga mengatur politik, ekonomi, sosial budaya, sistem sanksi, dan pemerintahan. Dalam politik Islam menjadikan negara merupakan pemegang pengaturan urusan umat. Negara bukan semata fasilitator dan organisator tetapi negara berfungsi sebagai pelayan yang menyediakan apa yang merupakan kemaslahatan umat dan menjauhkan mereka dari segala bentuk mafsadah (kerusakan). Tak ada agama yang sangat detail mengurusi semua permasalahan pemeluknya kecuali Islam. Islam menjadi satu-satunya solusi bagi kehidupan. Barang siapa yang memilih Islam sebagai solusi dalam kehidupan mereka, maka mereka orang-orang yang selamat atas segala bahaya dunia dan bahaya akhirat.
Karenaya sudah menjadi tugas kita bersama untuk menguatkan pemahaman pada diri sendiri, keluarga, dan lingkungan sekitar bahwa Islam adalah agama pembawa rahmat yang damai. Menjalankan Islam secara keseluruhan berarti berusaha memperbaiki hubungan dengan Allah (Hablun min Allah) dan hubungan dengan manusia (Hablun min An-Nas). Dalam konteks hubungan dengan Allah, akidah haruslah dipegang kuat bahwa Allah yang Esa dan tidak dapat diganggu gugat, tidak ada toleransi untuk hal ini.
Wallahu’alam bishowab