Oleh Aning (Komunitas Muslimah Peduli Umat)
Sudah hampir tiga bulan ini, pupuk SP mengalami kelangkaan. Banyak diantara petani yang bertanya,kenapa pupuk sp langka?.Sedangkan untuk pupuk urea, ZA, NPK sudah satu bulan ini langkanya,"kata salah seorang pengecer pupuk H.Asep Kasta dikiosnya di ciparay.kelangkaan pupuk yang sering di ributkan akhir-akhir ini sebenarnya sudah berulang terjadi pada setiap musim tanam awal tahun. Persoalannya ternyata masih sama,petani tidak bisa memperoleh pupuk ketika ingin menanam,padahal pupuknya sering kali ada dikios resmi,dan gudang-gudang produksen baik di lini 111 (kabupaten) sampai 1 (pabrik).Sementara para petani setiap hari harus datang memburu dan mencari pupuk untuk tanaman palawija selain untuk tanaman padi.
Pupuk menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam proses usaha budidaya pertanian, khususnya di Jawa yang unsur hara lahan sawahnya mulai berkurang, perlu tambahan pupuk untuk meningkatkan produksinya. Namun, petani kerap kali kesulitan untuk mendapatkan pupuk bersubsidi saat musim tanam tiba. Mirisnya lagi, ketergantungan pupuk impor pun masih tinggi. Anggota komisi IV BPR RI, Endang Setyowati Thohari mengatakan, karena banyak permasalahan yang dihadapi industri pupuk dalam negri, Indonesia higga kini masih harus bergantung pada kebutuhan pupuk impor, padahal, dari dalam negri ada perusahaan BUMN yang bisa memproduksi yaitu holding PT Pupuk indonesia. Namun, BUMN ini harus menghadapi kerasnya persaingan diindusri pupuk dalam negri. Terbatasnya pasokan gas sebagai bahan bagi industri pupuk, dan ketidak seimbangan antara kebutuhan riil pupuk yang semakin meningkat, sementara produksi pupuk terbatas, akhirnya membuat serbuan pupuk impor semakin menekan industri dalam negeri. Data BPS menunjukan volume impor urea melonjak. Perbedaan biaya produksi membuat pupuk produksi dalam negri kesulitan bersaing dipasar urea non subsidi. Tingginya harga gas sebagai salah satu komponen proses produksi pupuk juga berdampak terhadap harga jual pupuk menjadi tak kompetitif. Kemudian, panjangnya rantai distribusi, pupuk subsidi dinikmati petani kaya berlahan 0,75-2ha, sementara sasaran utama adalah petani miskin, akhirnya berdampak terjadinya kelangkaan pupuk bersubsidi disejumlah daerah.
Terjadinya dualisme harga pupuk (subsidi dan nonsubsidi), pengoplosan pupuk subsidi non subsidi, terjadinya pemalsuan pupuk bersubsidi, lemahnya pengawasan, pemalsuan kuota pupuk, kerap kali masih menjadi kendala dalam industri pupuk nasional. Kendala juga terjadi pada penyaluran pupuk bersubsidi yang menggunakan kartu tani disejumlah daerah. Banyaknya kendala dalam industri pupuk dan tingginya ketergantungan terhadap impor pupuk harus ada solusinga. Salah satunya adalah, harus ada penambahan kapasitas produksi. Pabrik yang sudah tua,, harus direvitalisasi dengan cara membangun pabrik baru, khususnya untuk produksi pupuk majemuk (NPK) guna mendukung program pemupukan berimbang yang lebih efisien dan dapat mengoptimalkan produksi pangan. Agar industri pupuk bisa berkembang baik, maka penyediaan alokasi dan harga harus kompetitif sehingga, harga pupuk di tingkat petani lebih terjangkau. "Yang tak kalah penting adalam pemanfaatan teknologi dan big data untuk mengoptimalkan kegiatan produksi, menciptakan inovasi produk dan meminimalkan kontak langsung dengan pelanggan. Selain itu, usahanya harus efisien.
Untuk mengatasi masalah ini memang butuh penanganan serius dari negara. Sebagai bentuk kepengurusan sebuah negara akan kebutuhan rakyatnya di bidang pertanian. Jika berkaca pada syariat Islam, maka negara akan menyelenggarakan secara mudah juga murah bahkan cuma-cuma tanpa biaya. Hal tersebut menjadikan masyarakat akan konsen dalam memajukan negara, tak terkecuali dari bidang pertanian.
Negara akan mewujudkan kemandirian dalam pengadaan sarana prasarana, termasuk di bidang pertanian. Keberadaannya tak akan tergantung pada impor seperti saat ini. Sehingga dengan solusi Islam saja kebutuhan negara akan terpenuhi dengan hakiki. Dengan kepemimpinan Islam saja, negara ini tak akan midah menggantungkan diri dwngan Asing dan Aseng juga kegilaan dalam impor. Wallahu'alam bishowab
Tags
Opini