Oleh : Ummu Aqeela
Hari ini 55 tahun lalu, tepatnya 30 September 1965, terjadi peristiwa yang dikenal dengan nama Gerakan 30 September PKI (G30S/PKI). Dikutip Harian Kompas, 6 Oktober 1965, gerakan tersebut merupakan bagian dari sejarah kelam bangsa Indonesia. Dalam peristiwa tersebut, 6 jenderal serta satu perwira TNI Angkatan Darat menjadi korban. Adapun nama-nama korban adalah sebagai berikut:
1. Letnan Jenderal Anumerta Ahmad Yani
2. Mayor Jenderal Raden Soeprapto
3. Mayor Jenderal Mas Tirtodarmo Haryono
4. Mayor Jenderal Siswondo Parman
5. Brigadir Jenderal Donald Isaac Panjaitan
6. Brigadir Jenderal Sutoyo Siswodiharjo
7. Lettu Pierre Andreas Tendean.
Ketujuh korban itu kemudian dianugerahi gelar Pahlawan Revolusi. Mereka dibunuh lalu dimasukkan ke dalam sumur Lubang Buaya di Jakarta Timur. (https://www.kompas.com/tren/read/2020/09/30/083013065/hari-ini-dalam-sejarah-detik-detik-peristiwa-g30s-pki-saat-rri-dikuasai )
PKI atau Partai Komunis Indonesia adalah sebuah kelompok yang ber ideologikan Komunisme. Komunisme itu sendiri adalah sebuah ideologi politik yang didirikan atas dasar keyakinan bahwa masyarakat dapat mencapai kesetaraan dengan menghilangkan kepemilikan pribadi atas alat-alat produksi (sumber daya yang dibutuhkan untuk menghasilkan barang). Mereka sebaliknya dikendalikan oleh negara, dan setiap individu menerima bagian dari manfaat yang diperoleh dari kerja bersama, berdasarkan kebutuhan mereka.
Gagasan ini pertama kali diungkapkan oleh filosofi Jerman Karl Marx dan Friedrich Engels dalam Manifesto Partai Komunis pada tahun 1848. Mereka berpendapat bahwa konflik kelas melekat dalam kapitalisme dan mendorong kelas pekerja untuk bangkit melawan kaum borjuis, yang memiliki alat-alat produksi dan mengambil semua keuntungan. Tujuannya adalah untuk menciptakan masyarakat tanpa kelas di mana setiap orang akan berkontribusi berdasarkan kemampuan mereka dan menerima sesuai dengan kebutuhan mereka.
Karena bersandar kepada prinsip materialisme, komunisme tidak menerima kepercayaan mitos, takhayul, dan agama. Bahkan, agama dianggap sebagai candu yang membuat orang berangan-angan dan tidak rasional. Dengan demikian, Komunisme adalah ideologi yang tidak mengakui adanya Allah subhanahu wa ta’ala (ateisme) dan hal-hal yang bersifat gaib karena dianggap sebagai mitos dan takhayul. Didalam kehidupan politiknya, hanya mengenal sistem partai tunggal. Partai berkuasa akan merefleksikan materi-materi sebagai tolak ukur atas semua sikapnya. Komunisme tidak mengakui adanya kepemilikan pribadi. Semua ruang kepemilikan, hukum asalnya adalah milik negara. Dalam hal tersebut, masyarakat dipaksa mengikuti seluruh kemauan “Penguasa” tanpa ada ruang pendapat bagi mereka. Bahkan menurut Prof. Miriam Budiardjo, Komunisme tidak hanya merupakan system politik, tetapi juga mencerminkan gaya hidup yang berdasarkan nilai-nilai tertentu. Negara merupakan alat untuk mencapai Komunisme. Kekerasan dipandang sebagai alat yang sah.
Berbeda dengan komunisme, ideologi Islam dibangun di atas satu dasar, yaitu akidah Islam (tauhid). Akidah ini menjelaskan bahwa di balik alam semesta, manusia dan hidup, terdapat Pencipta (Al-Khaliq) yang telah meciptakan ketiganya, serta yang telah meciptakan segala sesuatu lainnya. Dialah Allah SWT. Allah SWT telah menciptakan segala sesuatu dari tidak ada menjadi ada. Oleh karena itu, ideologi Islam akan terhubung dan terkoneksikan dengan aturan-Nya, yang berasal dari al-Quran maupun as-Sunnah.
Sejatinya politik itu berkaitan dengan pemerintahan, dan sudah pasti keterikatan terhadap syariah adalah sesuatu yang penting. Ibnul al-Qayyim mengutip perkataan Imam Abul Wafa’ Ibnu ‘Aqil al-Hanbali menyatakan, bahwa politik merupakan tindakan atau perbuatan yang menjadikan seseorang lebih dekat pada kebaikan dan lebih jauh dari kerusakan, selama politik tersebut tidak bertentangan dengan syariah.
Berdasarkan beberapa perbandingan itu, kita bisa mengambil simpulan, bahwa hanya ideologi Islamlah yang benar. Ideologi Islam memiliki kebenaran mutlak yang tidak dimiliki ideologi lainnya. Sebabnya, dasar ideologi Islam adalah akidah Islam yang bersumber dari al-Quran dan as-Sunnah yang bersumber dari Allah, Zat Yang Mahabenar, sehingga menjadi satu-satunya yang layak untuk diambil dan diterapkan bagi manusia. Bukan hanya layak, kaum Muslim wajib untuk mengambil dan menerapkan ideologi Islam dalam bingkai sistem Islam, yaitu Khilafah Islamiyah.
Wallahu’alam bishowab