Oleh: Sri Yana
Baru-baru ini mencuat berita orang yang berpenampilan good looking dicurigai sebagai orang yang membawa paham radikal. Apakah kecurigaan tersebut merupakan hal yang dapat dibenarkan? Orang yang berpenampilan menarik (Good looking), fasih bahasa Arab, hafidz Qur'an, pintar dapat simpati orang, jadi pengurus masjid, diangkat jadi imam masjid. Yang kemudian akan memberikan ide-ide yang ditakutkan.
Sebagaimana Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi menarik ucapannya terkait paham radikal masuk melalui orang berpenampilan menarik atau good looking dan memiliki kemampuan agama yang baik. MUI menilai pernyataan Fachrul itu sangat menyakitkan. (news.detik.com, 4/9/2020)
Ini membuktikan bahwa Pak Menag takut akan kebangkitan Islam. Takut akan orang-orang yang cerdas secara intelektual dengan mengemban dakwah Islam yang dicontohkan oleh Nabi Kita Muhammad Saw. Sehingga sampai saat ini kita bisa mengenal Islam. Walaupun memang semenjak runtuhnya Turki Utsmani Islam mulai dikaburkan dan lama-kelamaan terkubur dalam-dalam.
Sehingga tidak disangkal bahwa generasi sekarang jauh dari Islam. Oleh karenanya orang-orang good looking tersebut yang mengemban dakwah memberikan pencerahan kepada generasi saat ini dikatakan radikal. Karena orang-orang good looking menjadi penghalang bagi orang-orang Barat yang benci terhadap Islam. Jadi dibuatlah good looking ala kapitalis dengan stigma buruk agar masyarakat awam takut dengan pemuda good looking yang mendakwahkan syariat Islam, baik di kampus-kampus, masjid-masjid, maupun tempat-tempat umum lainnya.
Padahal sejatinya good looking yang artinya berpenampilan menarik merupakan kata-kata yang menunjukkan stigma baik, namun dalam sistem kapitalis menjadi stigma buruk. Begitu lah dalam sistem yang memang sudah cacat sejak lahir dapat memutarbalikkan makna kata yang sebenarnya. Seperti Islam washatiyah (pertengahan) yang diambil Islam moderat untuk pembenarannya.
Oleh karena itu, hanya Sistem Islam lah pembenaran segala problematika kehidupan yang berpegang kepada Al Qur'an dan Sunah sehingga manusia tidak secara serampangan membuat pernyataan yang dapat memicu amarah , bahkan sangat menyakiti umat Islam. Apalagi yang mengatakan adalah orang yang beragama Islam.
Waallahu a'lam bish shawab
Tags
Opini