Oleh : Yauma Bunga Yusyananda
Indonesia saat ini merupakan
negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, namun prediksi untuk tahun
2050 Indonesia akan tergeser dengan India dan urutan kedua oleh Pakistan, dan Indonesia
akan ada diurutan ketiga. Hal tersebut dikemukakan oeh Pew Research dalam
laporannya selaku lembaga riset global. Tahun 2010 Indonesia memiliki populasi
209,1 juta jiwa penduduk muslim, namun tahun 2050 Indonesia hanya diprediksi
256,8 juta jiwa dibawah India yang diprediksi memiliki populasi 310,6 juta
jiwa. (tirto.id 16/08/2017)
Prediksi tersebut karena tingkat kesuburan warga Muslim negara India yang tinggi, yaitu 3,2 anak per perempuan.
Sementara tingkat kesuburan di Indonesia hanya 2,0 anak per perempuan. Serta
adanya prediksi penurunan pemeluk agama Kristen di India. (cnnindonesia.com
07/04/2015)
Disaat Indonesia memiliki fakta
potensi yang luar biasa, dalam sambutan pada acara Rapat Koordinasi Nasional (
Rakornas ) Pemuda Muhammadiyah yang digelar secara daring, Menteri Koordinator
bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengajak Pemuda
Muhammadiyah untuk membangun Indonesia sebagai negara Islami. Islami yang
dimaksud adalah akhlak seperti jujur, demokratis, toleran, dan egaliter. (
nasional.sindonews.com 27/09/2020)
Negara Islami berbeda dengan Negara Islam
Jujur, mempunyai hak berpendapat,
menghargai satu sama lain dan memandang semua sama hal tersebut yang dimaksud
Islami dalam pandangan beliau. Predikat negara Islami ditemukan oleh Hossein
Askari seorang guru besar politik dan bisnis internasional Universitas George
Washington yang melakukan riset penelitian dengan melibatkan 208 negara. Askari
memiliki pendapat bahwa negara Islam belum tentu mampu mencerminkan nilai yang
terkandung dalam Al Quran dan Hadits sehingga hanya mengendalikan kekuatan
agama untuk mengendalikan pemerintahan dan rakyat.
Uniknya, yang menjadi negara
Islami saat ini versi tahun 2014 posisi pertama adalah Irlandia, karena dinilai
mampu mengimplementasikan Islam secara sosial tidak hanya ibadah keagamaan
saja, serta nilai intoleran yang kecil, di Irlandia meski ternyata pemeluk
Islam hanya berjumlah 49.000 jiwa atau sekitar 1% dari total populasi penduduk.
Artinya meski memiliki jumlah yang teramat kecil, namun Islam menjadi agama
terbesar ketiga di Irlandia. Dan terjalinnya keharmonisan kaum muslim dengan
non-muslim, karena mereka memiliki pandangan bahwa latar belakang mereka adalah
sejarah yang sama. Hingga kini toleransi terjalin harmonis antara minoritas
umat Islam dan mayoritas masyarakat non-Muslim di Irlandia. Keduanya dapat
hidup saling berdampingan karena merasa memiliki latar belakang sejarah yang
sama. (ayobandung.com 14/11/2017)
Adapun Negara Islam adalah negara
yang menerapkan Islam serta memiliki masyarakat yang pemikira serta perasaannya
menjadikan Islam sebagai standar kehidupan, tidak hanya aturan bernegara,
individu yang taqwa serta masyarakat yang saling amar ma’ruf nahyi munkar
merupakan ciri dari Negara Islam. Hal ini bisa kita telusuri jika kita
mempelajari siroh atau sejarah Rasulullah ketika membangun negara Islam pertama
yakni Madinah, lalu Islam menyebar ke seluruh penjuru dunia.
Islam
hanya Satu
Kenyataanya Islam masih
diperbincangkan dan tidak bisa dihilangkan dari kehidupan masyarakat, walaupun
masyarakat ingin mengurangi ajarannya, mengotak-ngatik sehingga sesuai yang
diinginkan mereka, Islam tetap dihati. Karena Allah menjadikan Islam ini
sebagai fitrah dan tidak bisa dihilangkan dalam diri manusia.
Sejatinya, Islam hanya satu namun
hari ini ada penyebutan Islam yang beragam oleh berbagai pihak dengan maksud
dan tujuan tertentu. Islam moderat, Islam nusantara, Islam liberal, Islam
ekstrem, Islam esktrem kanan, Islam ekstrem kiri serta penyebutan lainnya.
Hal ini terjadi karena penafsiran
manusia dalam memahami dalil, serta hawa nafsu yang seolah-olah memilih-milih
syariat sesuai kemampuannya saja. Apakah boleh? Kenyataannya kita sebagai
muslim harus masuk ke dalam Islam atau melaksanakan Islam secara keseluruhan
tidak pilih-pilih.
“Wahai orang yang beriman,
masuklah kamu semua ke dalam Islam. janganlah kalian mengikuti langkah-langkah
setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagi kalian,” (Surat Al-Baqarah ayat
208)
Walapun kondisi masyarakat
beragam, tidak menjadikan Islam harus beragam juga. Tidak dibenarkan juga jika
menjadikan dakwah harus ada di jalan tengah alias moderat, kita harus
mendakwahkan apa yang sudah ada dalilnya serta sesuai keilmuan kita, jika kita
sudah mempelajarinya. Berbarengan dengan progres kita memperbaiki diri untuk
menjadi bangsa yang besar, yaitu masyarakat yang beradab dengan menerapkan
Islam sebagai way of life atau jalan
kehidupan kita di segala aspek. Hal ini bisa dilihat saat Rasulullah memimpin
Madinah yang penduduknya tidak hanya muslim, namun ada yahudi dan ada pula
nasrani, mereka diteguhkan dengan perjanjian antar ketiganya untuk tetap
membangun masyarakat Islam yang khas sehingga mampu mewujudkan negara Islam.
Begitupun di masa Kekhalifahan setelah Rasulullah, negara Islam mampu menerapkan
Islam secara menyeluruh, hingga keruntuhannya di Turki Utsmani di tahun 1924.
Islam tidak pernah berubah dan
tak kan pernah berubah, hanya masyarakat dengan ketundukan hawa nafsu yang
harus memahami dalil syariat dengan baik sesuai apa yang Allah perintahkan
serta dengan apa yan dicontohkan oleh Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wa salam.
Tidak pula menghalalkan yang haram serta mengharamkan yang halal, bahkan
membatasi kehalalan untuk menyebarkan Islam seluruhnya. Karena dakwah adalah
aktivitas lisan yang paling agung.
Janganlah kalian berdusta dengan
sebab apa yang disifatkan oleh lidah kalian, “Ini halal dan ini haram,” untuk
mengada-adakan sesuatu yang dusta terhadap Allah. Sesungguhnya orang-orang yang
berdusta terhadap Allah tidak akan berhasil. (Surat An Nahl ayat 116).
“Andaikata kebenaran itu menuruti
hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini, dan semua yang ada di
dalamnya. Sebenarnya Kami telah mendatangkan kepada mereka kebanggaan (Al
Quran) mereka tetapi mereka berpaling dari kebanggaan itu.” ( Surat Al-Mukminun
ayat 71)
“Siapakah yang lebih baik
perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang
shalih dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?”
(Surat Fushillat ayat 33).
Jadi tidak ada pilihan menuju ke
arah negara Islami yang dimaksudkan, karena sejatinya kita harus kembali dan
melanjutkan kepemimpinan Rasul untuk menerapkan Islam di muka bumi dengan
menjadikan Islam sebagai aturan bagi seluruh manusia agar menjadi rahmat bagi seluruh
Alam. Wallohu’alam bi ash shawab.