Oleh: Mayang
Pada Sabtu (11/7) umat muslim Bosnia menandai peringatan 25 tahun pembantaian Srebrenica. Peringatan ini sekaligus menjadi upacara penguburan sembilan korban yang diidentifikasi selama setahun terakhir.
Srebrenica adalah kota yang terletak di Bosnia, Herzegovina. Bosnia merupakan sebuah negara di semenanjung Balkan benua Eropa yang didiami oleh tiga kelompok Bosnia, Serbia dan Kroasia.
Pada tahun 1945, berdiri lah Yugoslavia yang merupakan gabungan dari enam republik yakni Slovenia, Kroasia, Bosnia Herzegovina, Serbia, Montenegro, dan Makedonia. Dari semua republik Bosnia Herzegovina merupakan wilayah yang cukup bineka dibandingkan republik lainnya, masyarakat nya terdiri dari etnis Bosniak (muslim), Serbia (Kristen ortodoks), Kroasia (Katholik).
Pada November 1990, Alija Izetbegovic diangkat sebagai presiden Bosnia Herzegovina. Ia dipandang sebagai politikus muslim yang berjuang mempertahankan keberagaman etnis untuk persatuan di negerinya.
Presiden Serbia Slobodan Milošević dan tokoh nasionalis Kroasia Franjo Tuđman menggelar perundingan rahasia yang bertujuan untuk mencaplok wilayah Bosnia Herzegovina.
Pada 6 April 1992 komunitas Eropa mengakui kedaulatan Bosnia Herzegovina, sehari setelahnya aksi damai di Sarajevo yang merupakan ibukota Bosnia Herzegovina dibubarkan oleh etnis Serbia dengan rentetan peluru. Tentara bosniak bersama dengan etnis Kroasia melawan tentara Serbia, yang kemudian Kroasia berbalik hingga akhirnya Bosnia harus melawan Serbia sekaligus Kroasia. Pada 2 Mei 1992 tentara Serbia mengepung ibukota Bosnia Herzegovina dan memutus akses lalu lintas, listrik, dan air bersih di kota tersebut ( Republika). Dan puncaknya genosida paling mengerikan di Eropa terjadi pada 11 Juli 1995.
Pada 11 Juli 1995 usai Srebrenica dikepung, pasukan Serbia membunuh lebih dari 8.000 pria dan anak lelaki muslim dalam beberapa hari.(CNN Indonesia). Dan ini menjadi pembunuhan massal terburuk di tanah Eropa sejak akhir PD II.
Ratko Mladic komandan unit Serbia Bosnia mengatakan kepada warga sipil yang ketakutan untuk tidak takut ketika pasukan memulai pembantaian. Mereka tidak berhenti selama 10 hari.
Tidak hanya itu, lebih dari 50.000 perempuan dan anak perempuan secara sistematis diperkosa di rumah- rumah mereka, hotel, kamp- kamp dan tempat umum oleh pasukan Serbia.
Pasukan penjaga perdamaian PBB yang memegang senjata ringan, yang ada di wilayah yang dinyatakan sebagai" daerah aman" PBB tidak melakukan apa-apa ketika kekerasan berkobar di sekitar mereka. (BBC News, 11/07/2020). PBB bahkan membantu memasok lebih dari 30.000 liter bensin untuk mengangkut para lelaki muslim ke kuburan massal mereka.
Pembantaian dua generasi pria muslim ini adalah bukti bahwa pasukan PBB tidak hanya gagal menjaga perdamaian, tetapi juga gagal membantu 20.000 orang mendapatkan tempat berlindung yang aman.
Tragedi mengerikan Srebrenica pada 11 Juli 1995 ini harusnya menyadarkan kita betapa umat Islam butuh perisai, butuh pelindung yaitu Khilafah Islamiyyah.
Rasulullah Saw bersabda:
" Sesungguhnya Al Imam (Khalifah) itu perisai dimana (orang- orang) akan berperang dan berlindung dari musuh dengan (kekuasaannya) (HR. Muslim)
Atas perintah Allah dan Rasulnya ini maka Khalifah akan dengan sangat ringan mengerahkan pasukannya dari departemen perang (Amirul jihad) untuk menyelamatkan kaum muslim dari kebengisan penguasa kafir. Sebagaimana Khalifah- Khalifah sebelumnya.
Khilafah akan menjaga dan melindungi nyawa manusia dengan kekuatan pasukan bukan diplomasi belaka.
Karena itu khilafah Islamiyyah adalah satu-satunya solusi untuk menjaga, melindungi dan menyelesaikan segala permasalahan umat di dunia.
Wallahualam bisshawab