By: Nuramirul Khadizah
Tak ada solusi yang mampu menyelesaikan masalah selama Sistem yang di anut adalah Capitalism system yang tak ada henti-hentinya untuk menggoyahkan jiwa Manusia baik secara fisik maupun pemikiran. Kebrutalannya semakin terlihat di tengah-tengah umat saat ini, baik secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan.
Sebagaimana yang di ketahui bersama bahwa saat ini kita sedang di landa oleh berbagai problems, perpecahan terus berkobar dan asas manfaat semakin meningkat, dan Covid-19 yang tak kunjung selesai. Di tengah pamdemi seperti ini, mereka para pemilik modal terus menyebarkan berita berbahaya yang katanya semakin meningkat. Itulah capitalism system yang aturannya di buat oleh tangan manusia, tidak ada solusinya sama sekali.
Buktinya Covid-19 yang sudah hampir setahun ini, tidak dapat di selesaikan oleh pemerintah. Mereka hanya menganjurkan mencuci tangan, menjaga jarak antara satu dengan yang lain, memakai masker, stay at home dan lain sebagainya. Lalu dimana peran pemerintah ketika rakyat membutuhkan solusi yang tepat agar penyebaran virus tersebut dapat terselesaikan. Sehingga masyarakat dapat beraktivitas kembali sebagaimana mestinya dan berharap tidak ada lagi tekanan dan larangan keluar rumah.
Selain itu, dalam system kebobrokan ini, masalah- masalah yang terjadi bukan hanya Covid-19. Tetapi maraknya kekerasan terhadap anak yang semakin merebak. Kenyataanya di tengah pandemi seperti ini, kasus kekerasan anak sering terjadi. Sebagaimana yang di himpun dari sistem pelaporan online yang di kembangkan oleh provinsi Jawa timur mencatat bahwa, hingga Juli 2020, jumlah kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan di Jatim mencapai hampir 700 kasus. Sedangkan pada tahun 2019, telah tercatat kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak mencapai 900 kasus.(kompas.com, 22 juli 2020).
Di tengah pandemi yang masih berkobar ini, memang sangat berpengaruh bagi kehidupan anak-anak. Mengapa demikian? Karena selain rentan terpapar virus corona, ruang gerak mereka juga terbatasi, tempat mereka hanyalah stay at home. Tentu dalam keadaan seperti ini, mereka justru akan mengalami banyak kekerasan di lingkungan terdekatnya. Akibatnya jiwa anak -anakpun akan terganggu jika di biarkan seperti ini. Tentu saja hal ini sangat di prihatinkan bagi masa depan anak-anak Indonesia. Akibat tingginya kasus kekerasan yang terjadi. Ironisnya bahwa anak-anak belum mendapatkan perlindungan yang seharusnya menjadi jaminan kesehatan tumbuh kembangkannya baik fisik maupun jiwa.
Dari sini sudah sangat jelas bahwa, capitalism system' memang tidak mampu merekrut rakyatnya untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Nyatanya berbagai problems yang terjadi mereka justru hanya memberikan saran namun tidak ada solusinya sama sekali. Tentu hal ini sangat berbeda dengan sistem Islam yang mampu merekrut seluruh umatnya. Termasuk Islam memandang negara adalah pengatur urusan seluruh rakyat termasuk anak-anak. Sebagaimana Sabda Rasulullah Shallallahu' alaihi wa sallam, "Imam/Khalifah adalah pemilihara urusan rakyat, ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap urusan rakyatnya",(HR. Al-Bukhari dan Muslim). Itulah Islam yang mampu menuntaskan semua problematika secara menyeluruh (Kaffah) sesuai dengan syariat Islam.