Oleh : Nurleni
Lagi-lagi seruan kebangkitan islam di kriminalisasi. Pembukaan kembali Hagia shopia menjadi masjid menjadi antusiasme umat muslim di seluruh dunia, pada saat yang sama disusul dengan masyarakat muslim di Turki yang menginginkan tegaknya kembali kekhilafah islam, hal ini di tuliskan dalam sebuah majalah Gercek Hayat yang mengungkapkan bahwa keinginan untuk juga berdirinya kekhilafahan menyusul di ubahnya musium Hagia Sophia menjadi Masjid. Namun cuitan tersebut ditolak habis oleh partai yang berkuasa di Turki. Melalui juru bicara Partai keadilan dan Pembangunan menyatakan bahwa Turki akan tetap menjadi Republik sekuler.
Seruan Majalah gercek Hayat pun di pidanakan oleh Asosiasi Bar Ankara dengan alasan menyerukan kembali kekhilafahan islam karena mengandung ujaran kebencian dan permusuhan.
"Hagia Sophia dan Turki bebas sekarang". Tak hanya itu, terdapat beberapa kalimat lain yang berbunyi, "Jika tidak sekarang, kapan? Jika bukan Anda, siapa? Berkumpul bersama untuk kekhalifahan".
(Republika, 28 Juli 2020)
Khilafah Sebagaimana ajaran islam, memang begitu amat di rindukan oleh semua umat muslim di seluruh dunia. Signal berubahnya Hagia Sophia yang kini menjadi masjid pertanda ruh islam yang ada di Turki semakin membawa perasaan umat akan kebangkitan Islam di akhir zaman ini.
Sikap Sombong dan arogansi kaum Turki yang begitu sekuler ini di pelopori oleh Mustafa Kemal.Sehingga sangat sensitif sekali akan gaung khilafah yang sejatinya adalah bagian dari lahirnya Muhammad Al Fatih, yang menaklukan Konstantinopel dengan motivasi atas bisyarah Rasulullah SAW bukan karena asas Nasionalisme Turki. Lepasnya kekhilafahan di turki bermula dari kekuasaan Turki Usmani yang merosot, adanya pengaruh dari Revolusi Prancis, timbulnya kaum terpelajar yang berpaham modern, juga pengaruh barat yang begitu gencar untuk merebut daerah-daerah Turki dan siap menghancurkan Turki.
Sangat berlebihan Jika seruan ini di aruskan pada ajakan pemberontakan senjata hingga di pidanakan.
Langkah ini begitu amat jelas menunjukan sikap partai sekuler yang begitu lembek juga system demokrasi sebagai asas yang menjadikan sekulerisme itu tumbuh di turki.
Kaum sekuler Turki juga tak begitu radikal menyerang film Sultan Muhammad Al Fatih, Abdul Hamid II dan Ertugrul yang menunjukkan kejayaan Kekhilafahan Islam. Kaum Sekuler mengira bahwa itu semua melambangkan Nasionalisme Turki.
Prinsip Sekulerisme inilah yang meminggirkan Agama dalam asas perbuatannya, karena peran Tuhan cukup hanya pada ranah ritual saja. Terlebih ide-ide dari sekulerisme ini begitu gencar dilakukan pada masa kekhilafahan terakhir di Turki Utsmani dengan menghilangkan Bahasa Arab, di tutup nya pintu ijtihad. Begitupun hingga sekarang umat islam dibuat alergi dengan khilafah yang merupakan ajaran islam sebagaimana shalat, puasa, zakat, haji, dan lain-lain.
Khilafah dengan system aturannya yang begitu sempurna tidak mengenal asas Nasionalisme. Bahwa seluruh umat muslim di dunia bersatu dalam ikatan yang kokoh yaitu aqidah Islam. Begitupun masyarakatnya terikat dengan pemikiran, perasaan, dan peraturan yang sama, menerapkan aturan Allah secara menyeluruh lalu menjadi Negara adidaya yang terbentang luas menguasai seantero dunia dengan hidup penuh berkah, islam yang rahmatan lil’alamiin betul-betul dirasakan karena tunduk pada aturan Allah dengan suasana keimanan yang tinggi dan amar ma’ruf nahyi munkar. Maka pantas saja khilafah akan selalu menjadi ancaman bagi kaum yang merasa kepentingannya terancam.
Menjadi kewajiban kita bersama bahwa untuk menegekankan kembali sistem yang dapat menyudahi semua problematika dan tegaknya hukum Allah atas bisyarah atau kabar gembira dari Rasulullah SAW dan janji Allah SWT akan tegaknya kembali khilafah. Harus dibangun atas kesadaran umum masyarakat dengan dorongan aqidah agar muncul kembali para kesatria yang gagah berani melawan musuh-musuh islam, yang tidak akan mungkin lahir dari sistem sekuler yang jelas memusihi dan menghalangi tegaknya Khilafah. Dan perlu memahami akar masalah yang ada adalah sistem demokrasi yang melahirkan sekulerisme harus di runtuhkan hingga akarnya dengan mengganntinya menjadi sistem islam yaitu khilafah.
Ingatlah akan bisyarah ini "Selanjutnya akan ada kembali Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian.”
(HR. Ahmad dalam Musnad-nya (no. 18430), Abu