Sekilas Mengingat Jejak Khilafah di Nusantara Sebagai Wujud Pentingnya Penerapan Islam Kaffah



Oleh : Ummu-Abi Halwa Rufaidah Hamdany

Tahun baru akan hadir kembali di tengah-tengah kita seiring masa Pandemi covid-19 yang belum menunjukkan kondisi pulih. Allah SWT. menyimpan makna mendalam dalam setiap kejadian di muka bumi ini termasuk masa pandemi ini. Allah SWT. telah memberikan banyak waktu kepada semua generasi untuk merasakan nikmat iman, hidup, sehat dan lainnya. Sungguh tidak dapat diungkapkan terlebih tahun baru Hijriyah kali ini spesial. Tahun baru yang senantiasa menjadikan seorang muslim terus muhasabah diri menjadi sosok lebih baik dalam pandanganNya dengan segala pemahaman Islam yang sempurna dan menyeluruh terjaga hingga tersampaikan perlahan tapi pasti di tengah masyarakat.

Islam kaffah melalui sistem pemerintahan khilafah pernah menunjukkan jejak nyata di nusantara ini. Sebagian besar generasi muslim memiliki beragam pendapat seputar khilafah hingga benarkah jejaknya di Nusantara dapat ditelusuri dengan rinci dan tidak mengaburkan sejarah? Hal ini wajar terjadi terlebih era teknologi dalam beragam kecanggihan memudahkan semua generasi muslim mengaksesnya.

Sebagian besar generasi muslim di era kesultanan memandang posisi khilafah dengan penuh kebanggaan tersendiri. Hingga keruntuhan khilafah Utsmaniyah direspon dengan berbagai upaya untuk mengembalikan khilafah. Belanda dan Inggris belum mampu membuat generasi muslim membenci khilafah sebagaimana terjadi di sebagian wilayah Timur Tengah. Lambat laun upaya mereka sedikit membuahkan hasil bila mengaca pada kondisi sekarang dimana khilafah seakan tampak sebagai ide yang mengancam dan berbahaya.

Film Jejak Khilafah Di Nusantara merupakan film sejarah dokumenter pertama yang mengembalikan marwah khilafah sebagaimana para pendahulu kita memandangnya dengan penuh kemuliaan. Usaha yang mulia dari para pemuda pecinta sejarah Islam di Nusantara ini sangat layak untuk didukung dan diapresiasi. Membuka cakrawala yang menyegarkan kembali wawasan kesatuan dan kebersamaan umat dalam institusi khilafah. Inilah alasan tahun baru spesial dengan tayangan spesial.
Jejak Penerapan Sistem Islam Kaffah Sebagai Motivasi Semua Generasi Akan JanjiNya

Penerapan sistem Islam Kaffah dalam bentuk institusi khilafah kini semakin familiar di telinga umat. Sungguh hal yang membahagiakan ketika sistem khilafah dipahami dan ditempatkan sebagai wadah yang mampu menjadikan umat Islam terbaik di dunia dengan beragam kemajuan, kejayaan hingga solusi tuntas beragam permasalahan kehidupan. Mengetahui jejak khilafah bukan sebatas romantisme jejaknya di Nusantara tetapi lebih dari itu. Bahagia sekaligus bangga bahwa Islam sebagai jalan hidup seorang muslim bukan dianggap sebagai agama ritual saja tapi memiliki segudang peraturan yang menjaga kekokohan keimanan dan ketakwaan yang benar sebagai hambaNya.

Dalam Wikipedia diungkapkan makna khilafah sebagai berikut: Khilafah (bahasa Arab: Al-Khilāfah didefinisikan sebagai sebuah sistem kepemimpinan umum bagi seluruh kaum Muslim di dunia untuk menerapkan hukum-hukum Islam dan mengemban dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia. Orang yang memimpinnya disebut Khalifah, dapat juga disebut Imam atau Amirul Mukminin. Misalnya ketika Khalifahnya adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq beliau dikenal dengan sebutan Khalifatu Ar-Rasulillah (penggantinya Nabi Muhammad), ketika Khalifah Umar bin Khattab beliau disebut Amirul Mukminin (pemimpinnya orang beriman), dan ketika Khalifah Ali bin Abi Thalib beliau disebut Imam Ali. https://id.m.wikipedia.org/wiki/Khilafah.

Memahami makna tersebut dapat kita ketahui bahwa khilafah untuk umat muslim di seluruh dunia ada 1 versi atau model seperti yang dicontohkan Rasulullah saw. serta telah dilakukan para Khulafaur Rasyidin sepeninggal beliau. Sebagai seorang hamba Sang Pencipta alam semesta ini maka kita memiliki kewajiban untuk menunjukkan keimanan dan ketakwaan hakiki kita dengan tunduk pada aturan Allah SWT. dan khilafah sebagai satu-satunya institusi janji Allah SWT. yang mampu menerapkan seluruh hukum-Nya. 

Adapun yang disampaikan Imam al-Ghazali dalam kitabnya al Iqtishod fi al I’tiqod bahwa agama dan kekuasaan adalah dua saudara kembar. Agama merupakan dasar dan kekuasaan adalah penjaganya. Segala sesuatu yang tidak berdasar (tidak didasarkan pada agama) niscaya akan runtuh. Segala sesuatu yang tidak memiliki penjaga (tidak ada khilafah) niscaya akan hilang atau lenyap. Fungsi penting khalifah adalah melindungi umatnya sesuai sabda Rasulullah saw.,“Sesunggunya Imam/Khalifah itu laksana perisai, tempat orang-orang berperang dibelakangnya dan berlindung kepadanya” [HR Muslim]. 
Berikut salah satu jejak yang luar biasa membuat semakin rindu bahagia bersama sistem Islam Kaffah:

Sejak abad ke-16 Kesultanan Aceh dan Ottoman telah menjalin sebuah hubungan diplomatik yang cukup harmonis. Bahkan hubungan tersebut dipertegas dengan dibuatnya mata uang berupa koin emas bertuliskan nama Sultan Aceh dan Sultan Ottoman yang berdampingan. Hubungan diplomatik tersebut terbina antara lain sebagai bentuk kerja sama menghadapi Portugis yang kian getol memperluas pengaruhnya di Selat Malaka sejak 1511, baik dalam bidang politik maupun ekonomi.

Kesultanan Aceh saat itu dipimpin Sultan Al-Kahar yang merupakan Sultan Aceh ketiga yang berasal dari Dinasti Meukuta Alam, pendiri Kerajaan Aceh. Beliau berkuasa antara 1537 sampai 1571. Di bawah kepempimpinannya, Aceh menjadi sebuah kekuatan politik dan ekonomi yang paling dominan di wilayah Sumatra dan Semenanjung Malaka.

Giancarlo Casale dalam tulisannya The Ottoman: Age of Exploration menuliskan bahwa setelah Kesultanan Ottoman tumbuh menjadi lebih besar dari sebelumnya, ia menjadi tumpuan harapan bagi Kesultanan-Kesultanan Islam di Timur (India dan Kepulauan Nusantara) yang baru berkembang. https://www.muslimahnews.com/2020/08/16/kisah-heroik-meriam-lada-sicupak-melawan-penjajah-portugis/
Semoga Allah SWT. menjaga kekokohan iman dan takwa kita menuju kemenangan yang diridhoiNya. Generasi millenial sekalipun tetap tidak ketinggalan update informasi serta pentingnya penerapan Islam Kaffah melalui khilafah rosyidah 'ala minhaj nubuwwah yang terbukti selama kurang lebih 13 abad menjaga dan menampakkan Islam sebagai Rahmat bagi seluruh alam. Wallahua’lam..



Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak