Pemimpin Penangkal Hoaks



Oleh : Arimbi.N.U

Dunia masih diselimuti wabah pandemi Covid-19, tak terkecuali negeri Khatulistiwa ini. Di Indonesia sendiri, sebanyak 132.816 orang terinfeksi dan 5.968 orang yang meninggal dunia (covid19.go.id, 13/8/2020).  Ketakutan akan penularan virus ini mengakibatkan aktivitas belajar mengajar diliburkan hampir selama hampir enam bulan lamanya, aktivitas masyarakat dibatasi dan banyak pasar-pasar ditutup. Sehingga tak ayal roda perekonomian melambat bahkan terhenti. Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal II 2020 terkontraksi mencapai minus 5,32 persen. Kepala BPS, Suhariyanto mengatakan, angka tersebut merupakan yang terendah sejak krisis pada 1999 lalu.
"Pertumbuhan kuartal ini kalau dilacak terendah sejak kuartal I 1999 waktu krisis ekonomi. Saat itu pertumbuhan kontraksi sebesar 6,13 persen," kata Suhariyanto dalam konferensi pers, Rabu (5/8) (Republika.co.id).
Di tengah kekacauan yang melanda, respon pemerintah pun dinilai lambat dalam menangani masalah pandemi ini. Akibatnya banyak kesimpang siuran dan bermunculan hoaks yang mengklaim mampu menghalau virus hingga mampu menyembuhkan pasien yang terinfeksi virus ini. Beberapa hoaks tersebut diantaranya bahwa bawang putih dan obat antimalaria choloroquine phosphate dapat menyembuhkan pasien virus corona. Alhasil, masyarakat banyak yang berburu obat ini sehingga harganya pun sempat melambung tinggi. Namun saat ini yang sedang ramai di perbincangkan adalah sosok Hadi Pranoto, seseorang yang memperkenalkan diri sebagai profesor sekaligus Kepala Tim Riset Formula Antibodi Covid-19. Baru-baru ini Hadi Pranoto diwawancara oleh musisi Erdian Aji Prihartanto atau Anji, yang diunggah dalam kanal video Youtube milik Anji pada 31 Juli 2020. Dalam video tersebut, Hadi menyebutkan bahwa cairan antibodi Covid-19 yang ditemukannya bisa menyembuhkan ribuan pasien Covid-19. Hadi juga menyebutkan telah memberikan cairan antibodi Covid-19 tersebut kepada ribuan pasien di Wisma Atlet, dengan lama penyembuhan 2-3 hari (kompas.com). Faktanya menurut Ahli vaksin dari OMNI Hospitals Pulomas, dr Dirga Sakti Rambe, SpPD mengatakan, menurutnya hingga saat ini belum ada obat atau vaksin yang teruji bisa menghalau virus. Ditegaskan juga oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan dr. Wiendra Waworuntu bahwa belum ada vaksin maupun obat untuk virus corona strain baru ini. 
Tentu masyarakat dibuat bingung dengan kondisi seperti ini, mendapati pendapat pakar yang satu berbeda bahkan berlawanan dengan pakar yang lain. Siapa yang bisa dipercaya? Belum lagi kebijakan new normal yang justru melahirkan kluster-kluster penularan baru, kluster pasar misalnya. Tapi jika pasar terus ditutup, sedangkan pedagang tidak dijamin keberlangsungan hidupnya oleh pemerintah selama belum bisa berdagang, lalu bagaimana mereka menyambung hidup? Beginilah kondisi karena tak memiliki pemimpin yang mampu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dengan baik.
Sejatinya kita saat ini membutuhkan pemimpin yang mumpuni , memiliki kemampuan untuk menyelesaikan segala permasalahan rakyatnya, sehingga tak pernah ada hoak-hoak yang tersebar dan membingungkan masyarakat.                                       Pemimpin yang akan menjalankan tugas dan kewajibannya sebagai perisai untuk menjaga dan melindungi umat. Bukan melindungi diri sendiri, kerabat ataupun kelompoknya, tapi seluruh rakyatnya.

Tugas dan kewajiban ini telah ditegaskan oleh Rasul saw dalam sabda beliau:

إِنَّمَا اْلإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ

Sungguh Imam (Khalifah) itu laksana perisai (junnah); orang-orang berperang mengikuti dia dan berlindung kepada dirinya (HR al-Bukhari dan Muslim).

Jelas sekali, umat saat ini memerlukan kehadiran kembali kekuasaan Islam, yakni Khilafah, yang akan kembali menjaga dan melindungi mereka. Bukan hanya kebutuhan umat, menegakkan Khilafah merupakan kewajiban atas mereka.
Apabila kewajiban ini terlaksana dan syariah Islam diterapkan secara menyeluruh dan total, maka rahmatan lil’alamin akan terwujud, insyaAllah.
Kondisi saat ini seharusnya bisa menyadarkan masyarakat atas kebutuhan adanya pemimpin yang sesungguhnya yang melaksanakan sistem kehidupan dari Sang Pencipta. Wallahu’alam bishowab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak