Masa Pandemi covid-19 belum berakhir hingga saat ini. Beragam permasalahan kehidupan layaknya jamur di musim hujan. Tak terkecuali permasalahan remaja. Hal ini menjadi sebuah tantangan baru bagi para millenial untuk tetap menjaga diri agar kokoh iman dan takwa hingga kesehatan tubuh yang prima. Adapun permasalahan mental illness yang makin nampak menjangkiti remaja millenial tentu saja harus dibendung drngan cara yang tepat. Apakah mental illness dan bagaimana tips menghindarinya? Berikut ulasan kegiatan remaja Smart With Islam Muslimah Bangil tentang hal ini dalam Bincang Online bersama Ustadzah Atikah melalui live zoom pada Ahad, 23 Agustus 2020 yang dihadiri puluhan peserta.
Diawali dengan memahami arti kondisi mental. Kondisi mental adalah dasar emosi yang mempengaruhi aktivitas sehari-hari, termasuk cara berpikir, berkomunikasi, belajar, ketahanan psikologis dan rasa percaya diri. Ketika seseorang mengalami tekanan mental yang sangat mengganggu sehingga menghambat aktivitas, maka kondisi tersebut bisa jadi termasuk mental illness. Mirisnya banyak sekali remaja di Indonesia yang mengalami mental illness ini. Para peserta dari berbagai daerah mulai dari Bangil, Rembang hingga Gempol tampak semangat dan antusias menjawab sapaan Kak Elok selaku host acara dan menyimak kegiatan ini. Selanjutnya Ustadzah Atikah mengawali penjelasannya dengan mengungkapkan beberapa fakta seputar publik figur dan orang-orang yang mengalami mental illness.
"Mental illness atau penyakit mental merupakan kondisi kesehatan mental yang melibatkan perubahan emosi, pikiran, perilaku atau kombinasi dari ketiganya. Penyakit mental sering dikaitkan dengan gejala depresi yang dialami oleh penderitanya,” tutur Ustadzah Atikah.
Adapun ciri penderita mental illness diantaranya: sering merasa sedih dan tidak punya harapan, munculnya keinginan untuk mengakhiri hidupnya, tidak bisa mengendalikan diri sendiri, sering takut akan sesuatu tanpa alasan, perubahan pola makan yang drastis, mood swing, overtinking (sering memikirkan sesuatu dengan berlebihan), suka menyakiti diri sendiri dan lainnya. Itulah ciri yang dapat diketahui dan menjadi muhasabah muslimah untuk berupaya menjaga diri serta mencegah mental illness dalam diri serta mengajak orang lain dalam kebaikan sesuai perintah dan larangan Allah SWT.
Selanjutnya Ustadzah Atikah bertanya, "Kira-kira kenapa ya kok ada sifat atau ciri-ciri tersebut di dalam kehidupan manusia?". Beliau menyampaikan bahwa penyebab utamanya adalah jauhnya seseorang dari agama sehingga tidak mampu membedakan yang benar dan salah karena faktor kebebasan seperti kebebasan dalam berpendapat dan berperilaku. Hal tersebut sering disebut sebagai sekuler. Karena itu, manusia tidak boleh lupa akan kitab sucinya yang menjadi pedoman hidupnya yaitu Al Qur'an.
"Dengan kita banyak mengkaji dan mendalami ilmu agama, berteman dengan orang-orang shalih supaya iman kita semakin kuat dan dengan saling mendakwahkan atau saling mengingatkan dalam kebaikan, Insya Allah dengan begitu kita akan terhindar dari mengalami kondisi mental illness," tips dari Ustadzah Atikah sebelum mengakhiri bincang online pada kesempatan kali ini.
Semoga Allah SWT. mengokohkan kita dalam kebenaran Islam dan perlahan tapi pasti, sebagai generasi pemegang tampuk kejayaan dan peradaban Islam millenial terhindar dari mental illness dan tinggalkan 'ngenes' dalam kehidupan Kapitalisme sekuler. Remaja millenial siap di garda terdepan dalam setiap kondisi menjadi pembela agamanya hingga Allah SWT. memanggil ke hadapanNya. Acara dilanjutkan dengan doa dan penutup. Wallahu'alam.[]
Penulis: Yuli dan Ummu Ridho (member SWI Muslimah Bangil)
Tags
Reportase