Ketika Cinta Menjadi Buta



Oleh : Nurilam Binti Abubakar
Pegiat Literasi Aceh


Nasib malang yang dialami oleh seorang anak perempuan yang berumur lima tahun, dikarenakan disiksa oleh ibu kandung dan ayah tirinya sendiri. Kejadian tersebut terjadi di daerah Kalimantan Tengah, tepatnya Desa Baamang Hilir, Kecamatan Baamang,  Kabupaten Waringin Timur sebagaimana diberitakan diakun Instagram (viral24jam, dikutip dari Indozone.id). 

Penderitaan yang dirasakan oleh anak tersebut yaitu berupa penyiksaan dari ibu kandung dan ayah tirinya, hingga mengakibatkan wajahnya babak belur dan tangan kirinya patah. Sebelum diusir dari rumah, tangan kirinya sempat diplintir oleh ibu kandungnya hingga mengalami patah bagian pergelangan tangan nya. Sangat menyedihkan bahkan rasanya tidak mungkin. Seorang ibu kandung rela menyiksa anak kandungnya sendiri. Setelah diusir, anak tersebut dititipkan di sebuah warung gorengan milik warga disekitar tempat tinggalnya. 

Kenapa Sampai Tega Menyiksa? 

Bukankah sering kita mendengar kata bijak bahwa “kasih ibu sepanjang masa”, ya kalimat tersebut tidak tepat untuk gadis tersebut. Kenyataan nya dia tidak mendapatkan kasih ibu. Dia hanya mendapatkan penyiksaan ibu kandungnya sendiri. Cinta terkadang membuat manusia buta. Kalimat ini merupakan sebuah ungkapan yang tepat untuk ibunya. Bagaimana tidak, ibunya sedang merasakan kasmaran dengan suami barunya. Hingga ia tidak menyadari, bahwa telah menyiksa anak kandung sendiri. Seakan ibunya tenggelam dalam asmara cinta, yang membuat dia menjadi tak mampu lagi menyayangi buah hati nya dengan sepenuh hati. 

Kemanakah Aku Pergi? 

Sebagai anak yang mendapatkan perlakuan yang tidak baik dari orang tuanya sendiri, tentu akan berpikir “ kemana ia akan pergi, mencari tempat perlindungan diri. Orang tua yang seharusnya menjadi pelindung bagi anak, namun menjadi musuh yang paling ditakutinya. 
Perlu kita pahami, bahwa sesungguhnya orang tua punya tanggung jawab yang besar terhadap anak nya. Bukan hanya sekedar melahirkan, atau memberi makanan serta pakaian saja. Namun juga memastikan bahwa orang tua harus mampu menjadi pelindung bagi anak-anaknya. Sebagaimana dalam pandangan Islam bahwa anak, merupakan amanah yang wajib dijaga dan dipelihara bagi orang-orang yang memiliki keturunan. 

Dalam ilmu Parenting (pola pengasuhan anak) dalam Islam ada beberapa kewajiban yang harus dipenuhi orang tua terhadap anaknya. 

Pertama : Memberi nama yang baik. Ini merupakan kewajiban orang tua untuk memberikan nama yang baik untuk anak-anaknya. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw, Sesungguhnya kamu sekalian dipanggil pada hari kiamat dengan nama-nama kamu sekalian,  maka perbaguslah nama kalian (HR. Abu Dawud). 
Kedua : Memberi air susu ibu. Kewajiban orang tua memberi anak air susu ibu, ini Allah pertegas dalam  Al Qur’an, dalam Surah Al Baqarah : 133).
Ketiga : Mendidik anak dengan baik. Memberikan pendidikan dan perlakuan yang baik dari orang tua nya merupakan kewajiban. Orang tua harus memastikan bahwa anaknya mendapatkan pendidikan yang baik. Termasuk pendidikan agama dan akhlak. Sesuai dengan tuntutan syariah, tentu akan mampu menghantarkan anak menjadi anak sholeh sholihah. 
Keempat : Mengajarkan Al Qur’an pada anak. Orang tua yang mengajarkan Al Qur’an kepada anak-anak nya akan mendapatkan pahala yang besar disisi Allah SWT. 
Kelima : Bersikap adil terhadap anak.   Orang tua yang baik tentu tak akan membedakan kasih sayang diantara anak-anaknya. Karena hal tersebut merupakan kewajiban bagi orang tua untuk bersikap adil. 
Keenam : Memberi nafkah dan makanan yang halal. Seperti sabda Nabi Muhammad sawsaw kepada Sa’ad Bin Abi Waqqas, “Baguskanlah makanan mu,  niscaya do’a mu akan dikabulkan. 

Ketujuh : Menikahkan anak dengan laki-laki/wanita baik. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Surah An-Nur : 32, “Kawinkanlah anak-anak kamu (yang belum kawin) dan sudah waktunya kawin dari hamba-hambamu yang laki-laki dan perempuan.  Jika mereka itu orang yang tidak mampu, maka Allah akan memberikan kekayaan kepada mereka dari anugerah-Nya. 

Maka seharusnya orang tua memahami dengan baik, bahwa mereka punya tanggung jawab kepada Allah SWT. Dalam memelihara anak-anak nya dan memberikan perlindungan yang baik pada mereka. Bukan justru menyiksa dengan suka hati, hanya karena sedang dimabuk asmara. Mesti wajib diingat, bahwa Allah akan meminta tanggung jawab terhadap apa yang telah diperbuat oleh orang tua nya. 

Wallahu ‘Alam Bisshawab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak