Oleh : Sri ayu S M.
(Aktivis dakwah Islam Ende)
Negara Indonesia kembali menjalin kerja sama dengan Cina soal vaksin. Alasan kerja sama ini katanya akan sangat menguntungkan berupa alih teknologi dan keuntungan ekonomi dari produksi yang dilakukan didalam negeri.
Apakah kerjasama ini demi kepentingan umum? Atau malah sebaliknya hanya sebatas pengalihan isu dengan alasan kepentingan umum padahal demi kepemilikan swasta atau segelintir orang saja.
Indonesia memutuskan menjalin kerja sama dengan Sinovac. Lewat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kesehatan. Bio farma dengan perusahaan plat merah PT. Bio farma dari cina. Adapun uji coba ini bukan dilakukan dari tahap awal, melainkan uji coba fase 111. Artinya kandidat vaksin yang diuji sudah melalui serangkaian penelitian mengenai keamanan dan efek samping dari pre-klinis, fase 1, hingga fase 11. Indonesia juga bukan satu-satunya negara yang bekerja sama dalam uji coba fase 111 kandidat vaksin sinovac. Beberapa negara seperti Turki, Brazil, Bangladesh dan Cile juga melakukan uji coba yang sama. Kerjasama ini juga disambut positif pengurus perhimpunan Alumni dan persahabatan Indonesia-Tiongkok. (Kompascom, 5/8/2020).
Pengembangan vaksin virus Corona buatan Sinovac tersebut telah memasuki fase uji klinis tahap tiga. Bahkan, Indonesia menjadi salah satu tempat uji klinis vaksin tersebut. Nantinya uji klinis tahap tiga akan dilakukan di Bandung mulai Agustus mendatang selama enam bulan, bekerja sama dengan Universitas padjadjaran. Uji klinik ini akan melibatkan sebanyak 1.620 relawan yang berusia 18-59 tahun, dan berlokasi dienam titik yang telah ditentukan di kota Bandung. Selasa 10/08/2020 (www.msn.com/id, 10/8/2020).
Direktur Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetik Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) Lukmanul Hakim, kepada DW Indonesia, mengatakan pihaknya terus mendorong proses pengembangan vaksin virus Corona di Indonesia. Menurutnya dengan kondisi pandemi seperti sekarang ini pengadaan vaksin dalam waktu singkat harus menjadi fokus utama.
"Tentu kita harapkan mudah-mudahan bisa (halal). Jika pun tidak, kami mendorong agar vaksin itu tetap diproduksi tapi kemudian riset untuk yang halal tetap dilanjutkan, karena dalam kaidahnya menyelamatkan jiwa itu diutamakan", ujar Lukman Senin, 27/07/2020 siang. Saat dihubungi DW Indonesia.
Padahal sebelumnya sudah terbukti vaksin buatan Cina memang tidak layak untuk digunakan tapi masih saja tetap mempercayai dan menjalin kerjasama.
Majelis Ulama Indonesia pun turut ikut serta dalam kerjasama ini dengan dalih menciptakan vaksin yang halal. Sekalipun yang dihasilkan tidak halal maka tetap di produksi dan yang halal akan menyusul demi keselamatan nyawa rakyat.Tetapi Indonesia tetap melakukan kerjasama yang sama dengan alasan Indonesia akan diutungkan dalam hal Ekonominya.
Padahal dalam Islam standar dalam menentukan apapun yaitu halal dan haram. Maka ini jelas bertentangan dengan syariat Islam.
Yang dibutuhkan rakyat memang termasuk vaksin atau obat-obatan agar bisa mencegah Covid-19 yang mewabah saat ini. Namun yang menjadi masalah produksi vaksin dilakukan didalam negeri tetapi mengapa harus ada kerja sama dengan pihak Asing? Dari sini saja kita sudah dapat melihat dengan jelas untuk apa kerja sama ini dilakukan.
Inilah kinerja kerja para kapitalis semua dilakukan atas dasar asas manfaat dan saling menguntungkan demi kepentingan sendiri.
Namun berbeda dengan Islam karena dalam Islam selain negara memenuhi kebutuhan hidup rakyat, pendidikan, kesehatan, dan berbagai kebijakan yang akan melindungi keselamatan dan nyawa rakyat. Negara juga mencari solusi dengan cara apapun agar bisa menemukan vaksinasi atau obat-obatan. Hal itu menjadi kewajiban negara dengan ada atau tanpa campur tangan rakyatnya.
Negara akan memberikan itu secara gratis tanpa dipungut biaya apapun. Nah, inilah sistem Islam melakukan kebijakan demi melindungi keselamatan rakyat karena negara sebagai perisai umat (pelindung umat).
Negara juga akan memfasilitasi mulai dari sarana dan prasarana kesehatan yang memadai serta sumber daya manusia yang profesional dan kompeten. Penyediaan semua itu menjadi tanggung jawab negara. Maka hanya Islam yang mampu menyelesaiakan segala persoalan umat saat ini.
Wallahu a'alam bisawab