JKDN Menambah Ghiroh Perjuangan



Oleh : Elif Fitriah Mas’ud, SHI
Praktisi Pendidikan

Pro Kontra dalam kehidupan adalah hal yang sudah biasa, karena manusia memiliki perbedaan, baik perbedaan yang berasal dari Allah (Sunnatullah) seperti perbedaan fisik, jenis kelamin, suku dan bangsa. Maupun perbedaan yang dipengaruhi oleh lingkungan, teman, ilmu pengetahuan, kepentingan, social, politik dan budaya sehingga mempengaruhi sudut pandang seseorang dalam menyikapi segala hal.

Jika kita membaca beberapa literasi yang viral belakangan ini tentang film yang menceritakan sejarah Jejak Khilafah Di Nusantara, ada beberapa tulisan yang kontra dan ketika ditelusuri ternyata ditulis oleh orang yang memang membenci Islam, jadi wajar jika sebut saja Peter Carey ini  justru mengungkap fakta yang fiktif atau menganggap film tersebut tidak sesuai faktanya.

Sejarawan berkebangsaan Inggris Peter Carey ikut-ikutan sewot seperti rezim, atas diputarnya film Jejak Khilafah Di Nusantara (JKDN). Bahkan, secara khusus melalui Asistennya Christopher Reinhart, Peter membantah adanya hubungan Sultan atau Raja Jawa termasuk Kesultanan Yogyakarta dengan kekhilafahan Turki Usmani. (Sabili.co, Jakarta)

Pendapat Peter Carey ini langsung mendapat bantahan dari banyak pihak, karena pendapatnya dinilai bertentangan dengan fakta sejarah yang ada dan hanya didasari pada kebenciannya terhadap Islam, sebagaimana ditulis oleh Rachmad Abdullah, penulis buku Wali Songo, Sultan Fattah dan Kerajaan Islam Demak yang ditujukan kepada para jurnalis media Islam di Indonesia, Rachmad memaparkan 8 point bukti penelitian sejarah yang menyatakan ADANYA hubungan antara Utsmaniyah dan Jawa (Respon terhadap Korespondensi Prof. Peter Carey dan Dr. Ismail Hakki Kadi)



Masih banyak bukti lain yang diakui sejarawan Barat sendiri tentang ADANYA HUBUNGAN Turki Utsmani dengan Kesultanan Demak melalui Kesultanan Aceh abad 9-10 H (15-16 M). Sejarah dengan berbagai bukti dan saksinya adalah kenyataan masa lalu yang tidak bisa diingkari oleh hati yang suci dan akal yang sehat. Adanya upaya penghitaman sejarah dan penyelewengannya untuk kepentingan duniawi memang telah ada sejak zaman dahulu. 

Tulisan ini dibuat sebagai respon terhadap siaran Pers yang dianggap untuk meluruskan informasi yang diklaim berdasarkan sejarah di mana nama Prof. Peter Carey dicatut di dalamnya, padahal klaim “sama sekali tidak memiliki bukti dokumenter kesejarahan yang valid” justru itulah yang tidak valid. (Tren Opini  21 Aug, 2020)
Beberapa literasi Pro film JKDN juga ditulis oleh orang-orang yang benar-benar membela Islam dan menginginkan Islam menjadi rahmat bagi alam, mereka mengungkap kebenaran Islam melalui fakta sejarah yang otentik agar umat memahami betapa besarnya pengaruh Islam di bumi nusantara ini.

Untuk itu sebagai umat Islam jika kita benar-benar mencintai Islam dan menginginkan Islam kembali berjaya sehingga tidak ada lagi saudara kita dibelahan bumi lainnya yang tertindas, yang didzolimi, yang di aniaya tanpa memiliki pembela, maka seharusnya dalam membaca literasipun kita harus cerdas memilih dan berfihak kepada orang-orang yang mengusung kebenaran Islam

Magnet film JKDN ini memang begitu besar sehingga mampu menarik siapa saja yang mencintai Islam dan mampu menambah ghiroh perjuangan dalam membela Islam. Dan sebaliknya bagi para pembenci Islam Film ini membuat mereka gerah dan ketakutan sehingga saat penayangan film ini berlangsung beberapa kali terhenti karena ulah mereka bahkan ada link palsu yang beredar di masyarakat.

Film 'Jejak Khilafah di Nusantara' menuai polemik di kalangan masyarakat. Film tersebut diblokir ditengah-tengah siaran langsung secara virtual. Film Jejak Khilafah di Nusantara yang diluncurkan pada Minggu (2/8/2020) lalu, dibuat oleh Nicko Pandawa dan Komunitas Literasi JKDN. Film tersebut diputar perdana pada Kamis (20/8/2020), namun film tersebut sempat diblokir beberapa kali di tengah pemutaran film.( Suara.com, 21/8/2020)

Meskipun berbagai cara dilakukan oleh para musuh Islam dari golongan jin dan manusia yang khawatir Islam kembali berjaya, nyatanya Film JKDN semakin dicari dan dibela, umat sendiri yang kemudian memberikan reaksinya dan muncul ghiroh perjuangannya untuk membela Islam

Fakta sejarah yang diungkap dalam film JKDN menjadi Ibroh bagi orang-orang yang mau berfikir, Bukankah Allah SWT juga memerintahkan kita untuk mengambil Ibroh dari sejarah? Terutama sejarah yang banyak tertulis didalam Al Qur’an tentunya. Sebagaimana firman-Nya dalam surat Yusuf ayat 111, yang berbunyi: 

لَقَدْ كَانَ فِى قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لِّأُو۟لِى ٱلْأَلْبَٰبِ ۗ مَا كَانَ حَدِيثًا يُفْتَرَىٰ وَلَٰكِن تَصْدِيقَ ٱلَّذِى بَيْنَ يَدَيْهِ وَتَفْصِيلَ كُلِّ شَىْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً لِّقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ
Artinya: Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.

Semoga melalui film JKDN ini fakta sejarah Islam di Nusantara kembali terang benderang setelah terjadi penguburan dan pengaburan sejarah dari para pembenci Islam, sehingga mampu menjadi ibroh dan pemantik ghiroh perjuangan kaum muslimin di Nusantara. Aamiin






Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak