Oleh: Maya Dhita
Aktivis Dakwah Muslimah dan Member Akademi Menulis Kreatif
Sukses premier film Jejak Khilafah Di Nusantara (JKDN) pada tanggal 20 Agustus 2020 bertepatan dengan 1 Muharram 1442 H ditandai dengan jumlah pendaftar tiket JKDN mencapai 250.000 pendaftar. Trending topik JKDN dan Khilafah silih berganti berada pada rating tertinggi sejak tanggal 15 Agustus 2020.
Framing negatif Khilafah yang menjadi sentimen publik negeri ini, tak menyurutkan antusiasme masyarakat untuk menyaksikan bagaimana sebenarnya sejarah hubungan Kesultanan di Nusantara dengan Khilafah Islamiyyah.
Walaupun sempat diblokir hingga 3 kali, penayangan film JKDN bisa diputar hingga usai.
Film yang dikemas secara dokumenter ini berisi gambar dan ilustrasi berdasarkan cerita sesungguhnya disertai dokumen-dokumen penunjang hingga akhirnya Islam tegak di bumi Nusantara. Nicko Pandawa sebagai salah satu inisiator film JKDN mengatakan bahwa film ini adalah sejarah Islam yang kredibel yang diangkat dari skripsinya berdasarkan data-data otentik yang tersebar di seluruh nusantara. Film ini merupakan hasil riset dan sudah melalui proses yuristik hingga historiografi.
Film yang dikemas sangat apik ini mampu membuat pemirsa merasakan kebanggaan karena Nusantara ini telah menjadi bagian dari negara Khilafah di masanya. Merasakan bagaimana seorang Khalifah mampu meriayah rakyatnya, melalui bantuan yang dikirimkan ke Nusantara untuk mengusir bangsa Portugis dari Malaka. Film JKDN mampu memberikan udara segar di tengah sentimen negatif Khilafah di negeri ini. Sejarah dengan berbagai bukti asli dan saksi yang menguatkan jejak-jejak Khilafah Islamiyyah di Nusantara tidak dapat dipungkiri. Kebenaran akan menunjukkan jalannya sendiri.
Kenapa film JKDN sempat diblokir?
Para musuh Islam pun tak kenal henti mengaburkan sejarah Islam. Menghapus ingatan tentang kejayaan Islam. Menghilangkan cerita-cerita kegemilangan Khilafah Islamiyyah dalam memimpin negara Islam hingga meliputi 2/3 bagian dunia. Inilah yang ditakuti oleh musuh-musuh Islam. Kebangkitan akan kepemimpinan Islam di bumi ini. Mereka bahkan yakin bahwa kebangkitan Islam inilah yang akan menghancurkan dominasi barat.
Pada Desember 2004, Dewan Intelijen Nasional Amerika Serikat (National Inteligent Council/NIC) merilis laporan dalam bentuk dokumen yang berjudul Mapping The Global Future. Isinya adalah prediksi atau ramalan tentang masa depan dunia tahun 2020. Yaitu, Dovod World: Kebangkitan ekonomi Asia; Cina dan India bakal menjadi pemain penting ekonomi dan politik dunia. Pax Americana: Dunia tetap dipimpin dan dikontrol oleh AS. A New Chaliphate: Kebangkitan kembali Khilafah Islam, yakni Pemerintahan Global Islam yang bakal mampu melawan dan menjadi tantangan nilai-nilai Barat. (mediaumat.news)
Kebangkitan Khilafah Islamiyyah menjadi ancaman yang menakutkan bagi Barat. Sebab, kekuatan Khilafah Islamiyyah yang mampu menghentikan hegemoni kapitalisme barat di dunia. Karena itulah musuh-musuh Islam ini menggunakan berbagai cara untuk membendung kebangkitan Islam.
Barat pun menancapkan kuku kekuasaannya di negeri-negeri yang mayoritas muslim untuk dapat mengendalikan pergerakan yang mengarah pada kebangkitan Islam. Monsterisasi Khilafah merupakan salah satu agendanya. Hal inilah yang mempengaruhi pemikiran muslim di negeri ini. Begitu derasnya pengaruh barat hingga membuat kaum muslim tidak mengenali ajaran agamanya sendiri. Padahal, seluruh ulama Aswaja, khususnya imam empat mazhab (Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’i, dan Imam Hanbali), sepakat bahwa adanya khilafah dan menegakkannya ketika tidak ada, hukumnya wajib.
Allah Swt. berfirman, Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Sungguh Aku akan menjadikan di muka bumi Khalifah…” [TQS. al-Baqarah [2]: 30]
Jelas sudah bahwa pemikiran barat telah begitu kuat merasuki pemahaman umat muslim negeri ini. Sekulerisme dan liberalisme telah menutupi fitrah berketuhanan yang lurus. Segala hal yang berhubungan dengan Khilafah dianggap berbahaya dan menyesatkan. Dianggap sebagai ancaman bagi eksistensi ideologi negeri.
Film JKDN adalah salah satu bentuk pembelajaran dan pengungkapan fakta bahwa negeri ini ada tak lepas dari kebangkitan Islam di nusantara dan Khilafah Islamiyyah berperan di dalamnya. Pemikiran harus dilawan dengan pemikiran. Kita harus mampu melawan pemikiran barat yang batil dengan pemikiran Islam yang mulia. Wallahu a'lam bishshowab.