Jejak Khilafah Dibumi Serumpun Sebalai



Oleh: Ummu Sakha 
(Muslimah Bangka Belitung)

Kepala Desa Kota Kapur, Makmun mengatakan ada tiga situs di wilayah tersebut yang nyaris tidak dikenali dan tampak seperti perkebunan biasa. Penduduk setempat bahkan sengaja menutup area situs dengan timbunan tanah untuk menghindari penjarahan.

Hanya plang nama yang menjadi penanda bahwa sejumlah kawasan menjadi lokasi penemuan benda bernilai sejarah. “Gundukan tanah ini sengaja dibuat untuk menutupi situs di dalamnya. Kondisi ini bahkan sudah sejak lama. Konon di dalamnya ada susunan bata dan tembikar,” kata Makmun saat berbincang dengan Kompas.com di Desa Kota Kapur, Sabtu (18/8/2018).
Prasasti Batu Kapur erat kaitannya dengan kerajaan sriwijaya terbukti tulisan pada prasti yang ditulis dalam aksara pallawa dengan bahasa melayu kuno mengenai hubungan kerajaan sriwijaya dibumi serumpun sebalai. Sejarah mencatat sriwijaya memiliki peranan penting bagi nusantara, baik dari segi peradaban,agama, kekuasaan, perdagangan, dan lain sebagainya.

Raja sriwijaya mempunyai hubungan erat kepada khilafah islam terbukti raja sriwijaya dua kali mengirim surat kepada khalifah muawiyah 1 (berkuasa 661-680 M). Menurut MD Mansoer (1970) surat Raja Sriwijaya Sri Indrawarman kepada Khalifah Muawiyyah dan Khalifah Umar bin Abdul Aziz tersebut masih tersimpan dengan baik di Museum Madrid Spanyol.

 Isi surat raja sriwijaya tersebut meminta Khalifah Umar bin Abdul Aziz untuk mengirimkan para ulama guna menjelaskan Islam dan hukum-hukumnya. Seiring dengan diterimanya Islam secara luas di Nusantara, era kerajaan-kerajaan Hindu-Budha pun berganti menjadi era kesultanan-kesultanan Islam. Melihat dari literasi sejarah yang ada dapat dikatakan bahwa Islam masuk ke Nusantara pada awal abad ke 13 sebagaimana para peneliti Barat nyatakan dapat dikatakan tidak benar, melainkan Islam telah datang ke Nusantara pada kisaran abad ke 6 M.
Hal itu diperkuat dari temuan surat dalam kearsipan Dinasti Umayyah mengenai kerajaan Sriwijaya, temuan ini menjadi benang misteri dalam sejarah peradaban Nusantara, dimana selama ini pemerintah lebih cenderung mengkaji dan menggali situs, artefak, dan kronik yang berkaitan dengan peninggalan agama Hindu-Buddha.

 ini menjadi titik terang dari semberawutnya masalah sejarah Nusantara, Sriwijaya dan Islam yang harus dan wajib diteliti, di kaji, ditelusuri sehingga dapat menyingkap tabir yang selama ini tersembunyi atau disembunyikan, pada akhirnya diharapkan dapat menjadi sebuah percerahan besar sejarah yang saling berkaitan panjang seperti potongan puzzle yang terpecah terkeping-keping, benang merah itu mulai dari Islam kerajaan sriwijaya dan kota kapur .
Sejarah hubungan Nusantara, Islam dan Khilafah. Keterkaitan dan keeratan hubungannya  mustahil diingkari. Hanya saja, barat Kapitalis berupaya menjauhkan Umat islam dari sejarah dan keagungan peradaban islam dibawah naungan khilafah, dengan strategi penguburan, pengkaburan dan penghapusan jejak kebesaran Khilafah dengan Nusantara.

Mengubur sejarah, tujuannya menghilangkan sejarah dari peran dan andil Khilafah dalam mengemban dakwah Islam ke Nusantara sehingga mayoritas penduduk negeri ini dapat memeluk akidah Islam. Mengaburkan sejarah yakni pada fakta sejarah yang tak mungkin ditutupi, dikubur atau dihapuskan, barat penjajah membuat framing atas sejarah sehingga mengaburkan gambaran hubungan Nusantara, Islam dan Khilafah.

Misalnya saja, fakta Islamnya penduduk Nusantara mustahil diingkari akibat adanya aktivitas dakwah. Namun, barat kafir penjajah mengaburkan makna dakwah, yang sejatinya dakwah itu diemban oleh Khilafah dengan mengutus ulama dan da'i ke Nusantara, dikaburkan dengan dakwah yang diemban sebagai aktivitas sambilan para pedagang, baik yang berasal dari Gujarat India, atau timur tengah.

Sejarah Khilafah misalnya, sengaja dihapuskan dari benak Umat Islam dengan meniadakan pelajaran sejarah dari eksistensi Khilafah. Dalam pelajaran sejarah, justru yang ditampilkan gerakan modern, gerakan Turki muda, yang menghapuskan tirani Turki Utsmani.

Adapun kebesaran peradaban Islam, yang dahulu menorehkan sejarah emasnya dibawah naungan Khilafah bukanlah mitos, namun fakta kongkrit di masa lampau. Umat Islam, benar-benar menjadi Khairu Ummah, menguasai Dunia, memakmurkan Bumi, dan menjadi rahmat bagi semesta alam hingga lebih dari 13 Abad lamanya.

Mustofa Kamal La'natullah digambarkan sebagai Bapak Modern Turki. Padahal, sejatinya Mustofa Kamal La'natullah adalah Pengkhianat yang meruntuhkan Daulah Khilafah, Daulah kaum muslimin. Mengaburkan sejarah juga bisa dilakukan dengan menipiskan atau mengkerdilkan peran tokoh atau ulama Islam dari sejarah Nusantara. Misalnya saja, KH Ahmad Dahlan dikaburkan perannya sebagai Bapak pendidikan, dan malah mengambil tokoh abangan Ki Hajar Dewantara.
Berbagai cara yang dilakukan barat mengubur dan mengaburkan hubungan Nusantara, Islam dan Khilafah ini mampu dibongkar oleh para sejarawan dan tokoh-tokoh Islam melalui film berjudul : "JEJAK KHILAFAH DI NUSANTARA".(JKDN) 

Tebukti jutaan peserta yang menonton dan sangat antusias menyaksikan tayangan film JKDN ini

Film ini mengajak Umat mengungkap ulang kebenaran sejarah, memberikan perspektif dan tafsir ulang terhadap sejarah kebesaran Islam dan Khilafah, dengan dakwah dan Khilafah.film ini menggali sejarah, mengumpulkan benih kebangkitan peradaban Islam, dan mengajak Umat bangkit,mengingat dan memperjuangkan  kembalinya kebangkitan Islam  secara bersama oleh segenap umat Islam. Tak diragukan lagi kota kapur dan kerajaan sriwijaya bukti sejarah yang berkaitan erat dengan kekhalifahan dan peradaban islam adalah fakta menyebar luasnya islam dinusantara 
Wallahu 'alam bisshawab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak