Fasilitas Pendidikan Tanggung Jawab Siapa?




Oleh : Dewi Humairah
(Aktifis Muslimah Milenial Ponorogo)

Negara adalah tameng pertama bagi rakyat. Negara bertugas memberikan pelayanan dan pengayoman yang baik pada rakyat, begitu juga terkait dengan fasilitas. Salah satu fasilitas atau sarana yang menjadi hak rakyat adalah jalan yang biasa di lalui oleh orang. Miris ketika jalan yang susah di tempuh bisa jadi karna belum di aspal atau tak punya kendaraan hingga mereka harus menempuh perjalanan yang sangat lama untuk mencapai suatu tujuan. Salah satu nya di Kampung Todang lli Gai. Kampung Todang lli Gai, Desa Hokor, Kecamatan Bola, Kabupaten Sikka, Provinsi NTT menjadi salah satu wilayah yang terisolir dari berbagi akses kehidupan saat ini. Tinggal di daerah terpencil itu menjadi cerita sendiri bagi murid dan guru di masa pandemi covid-19. Mereka harus mengeluarkan daya ekstra agar tetap bisa belajar (Merdeka.com) 

Untuk menuju kampung Todang lli Gai, harus berjalan kaki sejauh 3 km dengan jalan setapak yang berbukit. Sejak sebelum kemerdekaan Indonesia, kehidupan masyarakat kampung Todang memang masih jauh dari semua akses baik listrik, jalan hingga telekomunikasi. Selama masa pandemi Corona Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tidak bisa terlaksana karena diliburkan oleh pemerintah untuk mencegah virus yang berasal dari Wuhan. Pemerintah Kabupaten Sikka, melalui Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (PKO) pun membuat kebijakan pembelajaran melalui radio bagi murid Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Akan tetapi para orang tua tak memiliki biaya untuk membelinya sebagaimana yang di ungkapkan warga di Todang:"Anak-anak tiadak belajar, guru juga tidak mendampingi anak didik belajar di rumah. Kita tak punya biaya membeli radio," ungkap, Lukas Lupa warga Dusun Todang. (Liputan6.com.)

Lukas mengatakan, hampir seluruh orang tua murid di SDN Todang adalah petani miskin dengan pendapatan pas-pasan. Telepon genggam yang di miliki pun hanya ponsel biasa yang di pakai untuk menelepon dan mengirim pesan singkat saja. Penguasa hanya mementingkan diri sendiri sedangkan rakyat di biarkan untuk berjuang sendiri. Kapitalisme lebih mementingkan untuk membangun infrastruktur namun tidak memberi manfaat terhadap kebutuhan dasar rakyat. 

Sungguh, hal semacam ini bukan kali pertama kita dapati terjadi. Maka, jika kita menengok akar masalahnya adalah karna diterapkannya sistem kapitalisme sebagai solusi dari berbagai permasaalahan. Kapitalisme benar-benar gagal dalam memberikan solusi untuk segala masalah. Karna kapitalisme justru biang dari segala masalah yang ada di negeri ini. Pendidikan dan pembelajaran sering kali menemui banyak permasalahan terlebuh dalam kondisi pandemi seperti saat ini. Salah satu permasalahan yang terjadi adalah Kurangnya sarana telekomunikasi. Belajar jarak jauh yang menuntut sarana telekomunikasi dan ketersediaan jaringan, memaksa puluhan juta pelajar harus kehilangan haknya untuk belajar.

Sangat berbeda dengan sistem Khilafah. Khilafah benar-benar menjamin pemenuhan kebutuhan dasar rakyat dan menempatkan nya sebagai prioritas pembangunan dalam kondisi apa pun. Termasuk memberikan segala fasilitas yang di butuhkan oleh pelajar agar pelajar tak kesusahan dalam belajar. Mereka akan mendapatkan hak yang semesti nya jadi mereka bisa fokus untuk belajar dan belajar karna mereka adalah generasi masa depan yang akan memimpin sebuah peradaban. Wallahu'alam Bishowab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak