Oleh : Femila Kareni
Apa itu Riba , Riba adalah penambahan jumpah pinjaman saat pengembalian berdasarkan presentase tertentu dalam jumlah pinjaman pokok yang di bebankan kepada peminjam , Ada 2jenis Riba yang di haramkan Riba Fadhl yaitu tambahan pada akad pertukaran antara barang ribawi (emas,perak,gandum,garam,juwawut) tanpa memberikan pengganti.
Riba Nasi'ah adalah tambahan yang di berikan sebagai pengganti dari waktu (tempo). Dalam islam praktek Riba di Haramkan , seperti yang tertulis di alquran Allah SWT berfirman:
اَلَّذِيْنَ يَأْكُلُوْنَ الرِّبٰوا لَا يَقُوْمُوْنَ اِلَّا كَمَا يَقُوْمُ الَّذِيْ يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطٰنُ مِنَ الْمَسِّ ۗ ذٰلِكَ بِاَ نَّهُمْ قَا لُوْۤا اِنَّمَا الْبَيْعُ مِثْلُ الرِّبٰوا ۘ وَاَ حَلَّ اللّٰهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبٰوا ۗ فَمَنْ جَآءَهٗ مَوْعِظَةٌ مِّنْ رَّبِّهٖ فَا نْتَهٰى فَلَهٗ مَا سَلَفَ ۗ وَاَ مْرُهٗۤ اِلَى اللّٰهِ ۗ وَمَنْ عَا دَ فَاُ ولٰٓئِكَ اَصْحٰبُ النَّا رِ ۚ هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ
"Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri, melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila. Yang demikian itu karena mereka berkata bahwa jual beli sama dengan riba. Padahal, Allah telah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba. Barang siapa mendapat peringatan dari Tuhannya, lalu dia berhenti, maka apa yang telah diperolehnya dahulu menjadi miliknya dan urusannya (terserah) kepada Allah. Barang siapa mengulangi, maka mereka itu penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 275)
Dilansir dari berita online https://klikjatim.com/ratusan-warganya-terdaftar-debitur-tanpa-akad-belasan-kades-geruduk-fif/ warga kebomas ,gresik (14/7/2020) melaporkan kepada kepala desa atas laporan warga bahwa ia menyatakan kalau BPKB (buku pemilikan kendaraan bermotor) yang harusnya mereka terima setelah pembelian secara tunai tanpa melalui sales, tapi hingga satu tahun lamanya belum juga di serahkan oleh pihak bank leasing FIF , warga menuntut untuk segera mengembalikan BPKB warga dan pemutihan BI checking karena warga tidak merasa melakukan pinjam (hutang).
Tak heran Dalam sistem kapitalis sekuler melakukan aktifitas Ribawi ada hal biasa , karna memang sistem hari ini yang membebaskan siapapun melakukan hal apa saja tanpa memikirkan hal tersebut melanggar aturan Agama ,bukan hanya itu saja keuntungan yang besar dalam bisnis ini pun sangatlah menggiurkan. Di tambah lagi kehidupan hari ini yang serba mahal pun menjadi salah satu faktor alasan kenapa masih saja ada masyarakat yang melakukan aktifitas ribawi bagaimana tidak biaya hidup semakin mahal , sekolah mahal, listrik naik,kebutuhan pangan semakin mahal ,kesehatan pun masih saja mahal ,di tambah lagi dimasa pandemi banyak karyawan yang di Phk massal, perusahan banyak yang gulung tikar alhasil banyak yang terlibat hutang Ribawi.
Seandainya mereka para pemilik modal mengkaji cermat realitas sistem kapitalisme, niscaya mereka akan melihat sistem kapitalis itu gagal sejak dulu,disaat pamdemi seperti ini mereka berusaha tetap mempertahankan sistem bathil ini, padahal Allah telah menegur melalui virus Covid-19 harus nya sebagai mamusia yang Allah karuniakan akal kita harus nya berfikir bahwa virus ini adalah teguran dari Allah agar kita semua manusia kembali kejalan yang benar sesuai apa yang Allah perintahkan dan Apa yang Allah larang .
Apakah Ada sistem alternatif yang dapat menjamin kehidupan(sandang,pangann,papan/ rumah) yaitu kembali pada sistem politik ekonomi islam dalam bingkai khilafah, politik ekonomi islam adalah jaminan terwujudnya pemuasan seluruh kebutuhan pokok setiap individu secafa menyeluruh dan pemberian peluang setiap individu untuk memenuhi kebutuhannya. Dalam sistem politik ekonomi islam pula sangat di atur bagaimana cara menjemput rizki barang apa yang di perjual belikan bagaimana prosesnya , dalam politik ekonomi islam Tidak ada Riba, Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan Riba. Allah melarang keras praktek Ribawi,dalam hadist shahih Rasulullah Saw melaknat orang yang memakan Riba, yang memberi makan dengan Riba, penulisnya dan dua orang saksinya.
Dalam Negara Khilafah tidak ada pratik ribawi ,tidak mengenal bank konvensonal atau syariah dalam prakteknya Negara khilafah memiliki 3 dimensi dalam menjamin kebutuhan perekonomian yang aman bagi umat :
1. Akan mengarahkan fokus kaum muslimin kepada ekonomi produktif atau sektor riil, Dengab demikian barang dalam negara khilafah akan banyak kuantitasnya, baik itu dalam produksi,impor maupun ekspor. Juga akan terjadi persaingan ketat di dalam aktifitas itu ini akan melindungu pasar daru menipisnya barang yang telah menimpa sistem sosialisme secara kronis, Hal ini akan menjadikan pasar negara khilafah menjadi pasar yang memiliki kemakmuran tinggi.
2. Sistem ekonomi islam akan melindung harta kaum muslimin dan ahludz-dzimmah (orang kafir yang hidup dalam daulah islamiyah) akan terjaga dengan sistem Allah yang telah mengharamkan riba dan menjauhkan manusia dari tipuan-tipuan perbankan ribawi yang telah memiskinkan manusia dan mwndapatkan harta-harta mereka dengan jalan yang bathil.
3. Fenomena kebangkrutan yang terlihat pada bank-bank kapitalis dan menyisakan kelompok besar orang yang kehilangan harta mereka atau rekening mereka mengaup fenomena tersebut akan jauh dari sistem islam yang mengharamkan dan memerangi riba.
Dengan demikian sistem islam akan menghalangi lintah darat untuk melindungi harta masyarakat dari permainan para kapital, dalam negara khilafah islamiyah tidak akan ada pula undang-undang yang melindungi perbankan ribawi yang bangkrut dan perseroan-perseroan batil yang rusak dan merusak.
Indahnya aturan islam yang Allah ciptakan untuk kebaikan umat manusia, islam adalah satu satu dien yang mengatur hal terkecil mulai dari bangun tidur hingga bangun negara . Yuk berislam secara kaffah (menyeluruh) mematuhi melaksanakan apa yang Allah perintahkan dan menjauhi apa yang Allah larang.
Allah SWT berfirman:
وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ الْقُرٰۤى اٰمَنُوْا وَا تَّقَوْا لَـفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَآءِ وَا لْاَ رْضِ وَلٰـكِنْ كَذَّبُوْا فَاَ خَذْنٰهُمْ بِمَا كَا نُوْا يَكْسِبُوْنَ
"Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan." (QS. Al-A'raf 7: Ayat 96)
Allahu 'Alam bisshawabb