Oleh: R_3
Maluku Utara merupakan salah satu Provinsi yang tercatat sebagai Provinsi yang memiliki kasus baru terbanyak di indonesia urutan ke 9 provinsi. KOMPAS.com, Rabu (8/7/2020). Hingga sampai saat ini kasus terus meningkat. TERNATE, OT- Kasus terkonfirmasi positif Corona Virus (Covid-19) di Provinsi Maluku Utara (Malut) masih bertambah, hingga Selasa (14/7/2020) hari ini bertambah 2 orang berasal dari Kota Ternate dan Kota Tidore, maka total kasus menjadi 1.145 orang.
Juru Bicara Gugus Tugas Percapatan Penanganan Covid-19 Provinsi Malut, dr Alwia Assagaf dalam rilisnya menyampaikan, untuk status kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Provinsi Malut hari ini kembali terjadi penambahan sesuai hasil pemeriksaan melalui labiratorium TCM RSUD dr. Chasan Boesoirie Ternate sebanyak 21 spesimen dari 18 orang, untuk diagnosis 1 orang dan follow up 17 orang. Dengan demikian, jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Malut sampai hari ini menjadi 1.145 orang. Selanjutnya kasus baru ini disebut kasus 1.144 sampai 1.145.
Peningakatn kasus yang terjadi setelah di terapkanya new normal oleh pemerintah, maka pertanyaanya apakah new normal merupakan solusi terbaik? Bukti-buktinya sudah sangat jelas, berdasarkan data-data yang ada, kasus Covid-19 di Indonesia kususnya Maluku Utara masih cenderung meningkat. Jangan sampai kebijakan new normal life justru memunculkan datangnya gelombang kedua yang semakin besar bahayanya bagi umat. Naudzu billahi min dzalika.
Tentunya kebijakan ini dinilai oleh banyak kalangan bahwa kebijakan ini sangat tidak tepat dan berbahaya jika diterapkan dalam situasi sekarang. Mereka memandang bahwa kebijakan ini hanya bentuk berlepas dirinya pemerintah dari tanggung jawab mengurus rakyat hingga rela mengorbankan nyawa rakyat dengan alasan ingin menggerakkan kembali sektor ekonomi yang lumpuh akibat pandemi. Ingatlah! Bahwa kebijakan yang sembrono akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat kelak.
Inilah salah satu kegagalan yang ditunjukan jika kepemimpinan ini bertumpuh pada sistem kapitalis/sekuler yang tidak mampuh membawa solusi terbaik dalam pemecahan setiap permasalahan kehidupan berbeda halnya dengan kepemimpinan yang bertumpuh pada sistem islam. Sistem yang memiliki segudang solusi setiap pemasalahan yang terjadi dalam kehidupan. Salah satunya yakni penanganan wabah penyakit yang saat ini menimpah sampir seluruh dunia. sistem Islam mempunya solusi terbaik bagaimana seharunya new normal life itu.
Setidaknya ada empat hal yang harus kita perhatikan dengan saksama, sehingga kita tidak salah dalam mengambil keputusan, yang satu dengan lainnya sesungguhnya saling berkaitan, bahkan bisa dikatakan bermuara pada satu hal. Keempat hal ini adalah kaidah “as-sababiyah” (kausalitas/sebab akibat), memperhatikan pendapat ahli, memperhatikan ahkam dharar, dan konsep tawakal. Dan jika kita peras, sesungguhnya semua bermuara pada kaidah as-sababiyah.
1. Kaidah as-Sababiyah
Syekh Abdul Karim as-Saamiy dalam kitabnya As-Sababiyah, Qoidatu Injazi al’Amali wa Tahqiqi al Ahdafi menyatakan bahwa as–sababiyah adalah upaya mengaitkan sebab-sebab fisik dengan akibat-akibatnya yang juga bersifat fisik dalam rangka mencapai target dan tujuan tertentu. Upaya tersebut dilakukan dengan cara mengetahui seluruh sebab yang mampu menghantarkan pada tercapainya tujuan serta mengaitkannya dengan seluruh akibat secara benar. Hanya dengan cara semacam ini kita dapat mengatakan bahwa kita telah menjalani sebab-sebab atau menjadikan kaidah kausalitas sebagai landasan untuk melakukan berbagai aktivitas untuk mencapai berbagai tujuan.
2. Memperhatikan Pendapat Ahli
Setiap muslim, ketika ia hendak melakukan sesuatu, sesungguhnya ia dituntut untuk memahami terlebih dahulu apa hukum syara’ yang berkaitan dengan perbuatan tersebut. Apalagi seorang pemimpin atau penguasa muslim, maka sesungguhnya ia pun terikat dengan aturan Allah ketika hendak membuat kebijakan. Selain itu, Rasulullah SAW sebagai pemimpin, telah mencontohkan kepada kita agar memperhatikan pendapat orang-orang ahli atau ahlil khubroh jika itu berkaitan dengan pemikiran, strategi, atau pada hal-hal yang diperlukan adanya pendapat ahli. Dan ketika pun seorang penguasa merujuk kepada pendapat ahli, tidak berarti citra atau prestisenya turun, justru terpuji karena ia merujuk pada yang benar dan tentunya akan menyelamatkan rakyatnya.
3. Memperhatikan hukum atau kaidah tentang dharar (kemudaratan)
Syariat Islam telah melarang seseorang mengerjakan sesuatu aktivitas yang membahayakan dirinya sendiri atau membahayakan orang lain, terutama saudaranya sesama muslim, baik berupa perkataan atau perbuatan, tanpa alasan yang benar. Semakin kuat larangan tersebut jika dharar itu dilakukan kepada orang-orang yang wajib dipergauli secara ihsân, seperti karib kerabat, istri, tetangga, dan semisalnya. Sebagimana hadis dari Nabi Salallahu A’llahi Wasala
“Barang siapa membahayakan seorang muslim, maka Allah pasti membahayakan dirinya; dan barangsiapa menyengsarakan seorang muslim maka Allah pasti menyengsarakannya.”
(HR Abu Daud dan At-Tirmidzi)
4. Yakin akan qadha Allah dan bertawakal pada–Nya
Keimanan terhadap qadha akan berpengaruh positif terhadap aktivitas manusia dalam keadaaan apa pun. Keyakinan tersebut akan mendorongnya untuk melakukan aktivitas, bukan malah menjadikannya sebagai fatalis. Karena selama sebab-sebab yang menghantarkan terhadap tujuan itu masih berada dalam lingkaran yang dikuasainya, dia masih bisa untuk mengupayakannya. Kita pahami dengan benar, bahwa kejadian ini adalah ketetapan Allah, hanya saja kita tidak bersikap pasrah atau fatalis, tetapi sudah seharusnya kita mempertimbangkan segala sesuatunya. Di samping itu, setiap muslim harus menyadari bahwa terjadinya pandemi dalam waktu yang lama sudah seharusnya kita yakini bahwa ini semua adalah dengan izin Allah, sebagai musibah, ujian, dan teguran sayangnya Allah untuk kita semua. Yakin bahwa ini adalah ketetapan Allah yang akan menjadikan kita bersabar menghadapi pandemi ini, sambil terus berupaya keras dan maksimal menjalani semua aktivitas-aktivitas kita, melaksanakan peran-peran kita dengan baik sebagai ibu, istri, anak, ataupun bagian dari masyarakat, walaupun saat ini sebagian besar aktivitas kita lakukan di rumah dengan tetap memperhatikan kesehatan diri dan keluarga kita. Kita yakin, bahwa banyak sekali hikmah yang Allah berikan bagi kita atas kejadian ini.
Maka dari pada itu, sejatinya kita patut kembali kepada sistem islam karna hanya sistem islamlah yang memiliki konsep terbaik dalam menyelesaikan wabah ini. Sistem yang berasal dari Sang Pencipta Alam Semesta dan lebih mengetahui baik buruk untuk manusia. So come back to system islam, and leave the capitalist system Wallahu a’lam bishshawwab……..