Sejumlah pelanggan listrik pascabayar kembali mengeluhkan kenaikan tagihan listrik rekening Juli.
Akun Twitter milivk PT PLN (Persero) tengah diserbu oleh masyarakat yang mengeluhkan kenaikan tagihan tersebut. Beberapa pelanggan mengaku tagihan rekening Juli lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya.(kompas,3/7/2020)
Masyarakat banyak yang mengeluh tentang kenaikan tagihan listrik.Tagihan listrik membengkak setelah digratiskan selama 3 bulan bagi daya 450 Volt Ampere dan didiskon 50% untuk daya 900 Volt Ampere. Kenaikannya sampai 2 kali lipat bahkan ada yg sampai 10 kali lipat.
Akan tetapi, dari pihak PLN sendiri menyangkal akan ini.Mereka berdalih kenaikan listrik dikarenakan pemakaian konsumen yang membengkak akibat stay at home selama pandemi. Namun, jika dikalkulasikan hal ini menjadi tidak masuk akal karena kenaikannya yang sampai berlipat ganda.
PLN juga memastikan tidak melakukan subsidi silang dalam pemberian stimulus Covid-19 kepada pelanggan 450 VA dan 900 VA bersubsidi, karena stimulus diberikan oleh Pemerintah.
“Stimulus Covid-19 murni pemberian Pemerintah bukan PLN. Dan kami tidak bisa melakukan subsidi silang. Kami juga diawasi oleh Pemerintah, DPR, BPK, dan BPKP, sehingga tidak mungkin kami melakukan subsidi silang,” tambah Bob.
Seperti diketahui, PSBB yang diberlakukan dalam rangka menekan pandemi covid-19 menyebabkan PLN tidak melakukan pencatatan meter, sehingga tagihan bulan April menggunakan perhitungan rata-rata pemakaian 3 bulan sebelumnya.(mediaindonesia,10/6/2020)
Dalam Islam, listrik adalah salah satu kepemilikan umum yang dikelola negara untuk hajat hidup orang banyak. Rakyat berhak mengakses listrik dengan harga yang murah atau bahkan gratis.seperti dalam hadist Rasulullah SAW yang berbunyi :
Kaum Muslim berserikat dalam tiga perkara yaitu padang rumput, air dan api (HR Abu Dawud dan Ahmad).
Jadi, suatu bentuk kedzoliman jika masyarakat harus membayar listrik dengan harga yang mahal, apalagi untuk masyarakat yang tidak mampu. Maka, dari itu kita harus mewujudkan sistem islam yang Rahmatan lilalamin.
Wallahu'alam
Penulis : Satriani Latifah
Aktivis Dakwah
Lampung