Oleh: Rut Sri Wahyuningsih
Institut Literasi dan Peradaban
Ketika Cinta bertandang, siapa yang bisa menghadang? Virus Corona saja tak terhalang, apalagi virus cinta yang konon lebih garang. Mampu melahap pertahanan seseorang, meski berlindung di balik benteng kemiliteran
Berita cukup mengejutkan, hasil supervisi bagian penegakan hukum provis divisi propam Mabes Polri ke sejumlah Polres di Jawa Timur, disimpulkan masih banyak okmun polisi di Jawa Timur rawan selingkuh (FAJAR.CO.ID, 8/7/2020).
Kabag Gakkum Roprovost Div Propam Polri, Kombes Budi Prasetyo mengatakan dari laporan Daftar Pemeriksaan Pendahuluan Pelanggaran Disiplin (DP3D) di internal polri, kasus narkoba dan perselingkuhan menjadi pelanggaran tertinggi oknum polisi di Jatim. Namun, Budi tidak memerinci berapa jumlah kasus perselingkuhan yang melibatkan polisi di Jatim.
Budi menambahkan, tingginya kasus narkoba dan perselingkuhan yang melibatkan oknum polisi di Jatim menjadi salah satu sorotan Tim Biro Provost Divisi Propam Mabes Polri. Menurutnya, kasus perselingkuhan yang membelit oknum polisi di Jatim didapat dari laporan dan pengaduan istri anggota korps Bhayangkara.
"Rata-rata oknum anggota yang dilaporkan istri ini berpangkat brigadir atau masa kerja sudah di atas 5 tahun, Polda Jatim dikenal anggotanya banyak yang selingkuh. Sanksi yang terberat kalau dia selingkuh dengan Polwan, ASN dengan Bhayangkari," katanya lagi.
Disiplin militer yang diterima selama pendidikan sebagai polisi atau jabatan militer lainnya ternyata tak bisa menghadang para pengayom masyarakat ini untuk selingkuh ataupun terlibat transaksi narkoba dan perbuatan terlarang lainnya. Semua memang tidak muncul dengan sendirinya. Sebab, banyak hal yang bisa menjadi pemicu perselingkuhan.
Diantaranya, cinta lama bersemi kembali seperti kasus Cinta Lama Kembali seperti yang terjadi pada perwira menengah TNI AL Mayor Laut Wawan Kuswandi berselingkuh dengan pacar lamanya yang sudah menjadi istri anak buahnya dan Pengadilan Tinggi Militer I Medan pun menjatuhkan hukuman 7 bulan penjara dan pemecatan ( detikNews.com, 23/7/2013)
Atau karena perjalanan dinas, suasana kerja yang bercampur baur dan lain-lain. Tak tegasnya hukum yang menyangkut perselingkuhan pun ikut menyumbang mudahnya seseorang berpaling ke lain hati. Demikian pula dengan sistem pergaulan antara pria dan wanita yang tak ada pemisahan sehingga mata diumbar untuk saling menikmati phisik seseorang kemudian menggambarkannya dalam benak.
Tontonan yang seringkali menginspirasi orang-orang mulai usia sekolah hingga dewasa tak pelak juga menjadi salah satu penyebab mengapa rumput tetangga lebih hijau daripada di rumah. Inilah wajah liberalisasi yang menjadi gaya hidup masyarakat, tak hanya militer. Sebab, setiap komunitas masyarakat tak ada standar baik buruk yang baku tentang hal ini. Wajar, LiberalisasI lahir dari pemisahan agama dari kehidupan.
Kedisiplinan yang dienyam selama pendidikan militer minus menanamkan akidah yang kuat, agama masuk dalam ranah individu yang tampak pada seseorang kuat atau lemahnya bergantung pada individu itu sendiri, tidak berada dalam jaminan negara apalagi institusi kepolisian.
Marak berita bahwa polisipun banyak yang melakukan pelanggaran, misal menjadi bandar narkoba , penggelapan uang, aset negara dan lainnya. Jika itu saja dilanggar apalagi yang perselingkuhan , lebih kepada urusan hati.
Tak pelak, kita butuh sistem yang menjamin setiap hati tak berpaling. Yaitu menjamin penerapan hukum yang pasti memerintahkan ketakwaan individu dan masyarakat sebagai hal mutlak yang dimiliki. Sistem itu adalah Islam. Sebab zina adalah perbuatan dosa besar, pelakunya bisa dirajam, ini yang tak nampak hari ini, ketegasan sanksi akan membawa kepada kesadaran, sedang jika dipecat dengan tidak hormat hanya kehilangan di dunia, namun di hadapan Allah belum ada apa-apanya.
Polisi juga manusia, suatu saat juga bisa berbuat salah. Namun jika standar baik benar yang dijaganya adalah sesuatu yang baku maka bukan hanya ia saja yang terhindar dari dosa, namun juga masyarakat dan negara akan merasakan manfaatnya. Wallahu a' lam bish showab.
Tags
Opini