Kebahagiaan Tak Berujung





Oleh : Ummu MarQiSa
STIFInLicensedPromotor

Setiap hari siang dan malam bahkan setiap saat dunia dan penghuninya sibuk melewati waktunya. Begitupun langit begitu sibuk dengan titah Sang Pemilik kerajaan langit. Padahal ALLOH lah yang paling sibuk dari langit dan bumi itu sendiri. 

Dulu..ketika masih anak anak tergambar seorang raja itu hidup dengan enak dan nyaman dengan semua layanan istimewanya.

Beranjak bertambahnya umur bertambah pula pemahaman, semakin tinggi kedudukan seseorang maka akan semakin bertambah kesibukannya, baik dari segi waktu dan kwalitas urusannya.

Lalu kesibukan yang seperti apakah ?

Hampir semua mahluk sibuk bekerja menunaikan tugasnya. Namun agaknya kesibukan manusia di selipkan suatu kepentingan atau tujuan, apapun itu. Yang jelas kesibukan dan kepentingan dari yang sifatnya sederhana sampai kesibukan dan kepentingan yang sifatnya mendunia. Semua itu terbagi hanya menjadi dua bagian didunia ini. Kesibukan yang nilainya kejahatan dan kesibukan yang nilainya kebenaran.

Dengan demikian jelas sudah apa yang menjadi landasan dari setiap kesibukan manusia yaitu kejahatan dan kebenaran yang akan ada konsekwensi dari setiap kesibukan. Dimana konsekuensi dari setiap kesibukan bersifat abadi di ujungnya.

Sekarang manusia tinggal memilih, jika memilih sibuk dalam hal kejahatan maka konsekuensinya kejahatan itu akan kembali kepada dirinya dengan setimpal. Jika manusia memilih sibuk dalam kebenaran, maka kebenaran akan kembali pada dirinya berdampak pada kebahagiaan yang tak berujung.

Apa itu kebenaran ?

Apakah kebenaran itu milik para pemilik harta sebagaimana paham kapitalisme ataukah kebenaran itu milik suara terbanyak sebagaimana pemilik asas demokrasi atau kebenaran itu milik sama rata sama rasa sebagaimana milik sosialime.
Maka kebenaran itu hanya dalam islam jawabannya.
Dan katakanlah : "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barang siapa yang ingin(kafir) biarlah ia kafir"..(Qs Alkahfi : 29)

Itulah kebenaran yang mutlak. Tuhan sebagai pencipta manusia, maka Tuhan sebagai pengatur manusia yang kedudukanNya tidak ada yang sebanding dan tidak ada sekutunya.

Wallohu'alam

Brebes, 6 Juli 2020

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak