Deretan Korban Hedonisme Bertambah





Oleh: Rut Sri Wahyuningsih
Institut Literasi dan Peradaban

Bertambah panjang deretan nama-nama artis yang terlibat narkoba. Membuktikan betapa lekatnya kehidupan mereka dengan barang haram tersebut. Kabit Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus membenarkan berita bahwa salah satu publik figur diamankan di kediamannya , sekitar pukul 10.00, bernama Catherine Wilson ( Liputan6.com, 18/7/2020).

Penangkapan Catherine Wilson berawal dari laporan masyarakat. Saat diamankan petugas hanya menangkap Catherine disertai barang bukti berupa dua paket sabu dan alat isap alias bong. Kepada polisi, Catherine Wilson tak membantah terkait kepemilikan dua paket sabu yang ditemukan.


Dan berdasarkan hasil tes urine yang dilakukan, artis Catherine Wilson positif narkoba. "Sudah positif metamfetamin atau sabu," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus.

Gaya hidup Hedonisme yang dianut artis kita seringkali membuat silau mata memandang, wajah ayu, postur tubuh sempurna, kemana-mana dielu-elukan, setiap gerak-geriknya diperhatikan sekaligus mendatangkan pundi-pundi uang. Dari sejak bangun tidur, sosialisasinya, amal ibadahnya hingga kehancuran hidupnya benar-benar menjadi santapan manis para awak media guna mendongkrak rating media mereka.

Ironi, nyatanya mereka bersembunyi dibalik alat bong dan asap shabu-shabu, yang berarti mereka adalah pengecut yang tak mampu menantang dunia jika apa adanya. Lantas dimana letak kebanggaannya hingga banyak generasi muda hari ini begitu berharap bisa hidup menjadi artis.

Hedonisme menipu! Butuh berapa kasus untuk membuktikannya? Artis ketika masih wara Wiri di layar kaca memang tenar, dipuja banyak manusia. Dan inilah kejamnya dunia, pada saat sang artis mulai meredup tergantikan dengan yang lebih muda mereka terlupakan, tak jarang yang mati dalam keadaan mengenaskan. Tak berharta dan berpenyakitan.

Maka dari itu wajar, bagi mereka yang masih berada di fase pertengahan antara laku tak laku berusaha menenangkan diri dengan narkoba. Hidup mereka kacau, bagi pengedar dan bandar, artis tetaplah artis, tempatnya duit dan pangsa pasar menggiurkan .

Maraknya peredaran narkoba dan barang haram lainnya masih marak beredar sebab masih memenuhi kriteria penawaran dan penerimaan. Selagi masih banyak yang membutuhkan maka peredarannya kian lancar. Mulai dari aparat, pejabat, anak sekolah hingga ibu rumah tangga tercokok menjadi penjual atau bandar.

Kemana pemerintah? Stress, panik, sedih, depresi dan emosional yang lain memang wajar menghinggapi individu manusia, namun jika jumlahnya bak gunung es, tak terhitung data baik korban, pelaku dan bandarnya artinya ini sudah menjadi kriminalitas akibat sistem. Negaralah yang bertanggung jawab, menjadi kedzaliman jika negara tetap diam bahkan tidak membuat regulasi yang mengandung sanksi tegas dan jelas.

Dalam Islam, salah satu fungsi negara adalah menjamin terjaganya akal. Maka, segala sesuatu yang bersifat candu, memabokkan dan melalaikan akan dilarang oleh negara peredarannya dan menyediakan sanksi tegas jika terjadi pelanggaran. Juga akan mengadakan edukasi yang membangun akidah berdasarkan keimanan yang kuat agar jika terjadi masalah larinya bukan kepada narkoba ataupun perbuatan-perbuatan yang melanggar syariat. Hal ini berdasarkan hadis Nabi saw berikut ini :

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda:

Setiap yang memabukkan adalah khamr, dan semua khamr itu haram”.

Hari ini akan sulit menghindari kerusakan akibat sistem, sebab hedonisme bagian dari sistem kapitalis sekuler, maka harus Islam yang dalam bentuk penerapan kafah. Wallahu a' lam bish showab.

Goresan Pena Dakwah

ibu rumah tangga yang ingin melejitkan potensi menulis, berbagi jariyah aksara demi kemuliaan diri dan kejayaan Islam

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak