Apakah Boikot Solusi Tuntasnya ?





Oleh: Barozah Alfajri
(Aktivis Muslimah)

Beberapa waktu terakhir fakta mengejutkan muncul dari perusahaan Unilever. Dimana secara terang-terangan perusahaan yang besar itu mengatakan secara resmi mendukung gerakan lesbian, gay, biseksual, transgender, dan queer (LGBTQ+). Tentu saja hal kontroversial ini langsung menuai kecaman di dunia maya dari berbagai pihak. Bahkan, tak sedikit seruan untuk memboikot produk Unilever. (Kompas.com)

Salah satu Contoh seruan boikot disampaikan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI). Ketua Komisi Ekonomi MUI, Azrul Tanjung, menegaskan akan mengajak masyarakat untuk beralih pada produk lain. “Saya selaku ketua komisi ekonomi MUI akan mengajak masyarakat berhenti menggunakan produk Unilever dan memboikot Unilever,” kata Azrul saat dihubungi Republika, Ahad (28/6).

Sungguh memprihatinkan melihat fakta diatas. Di tengah-tengah negara berpenduduk muslim dan jelas-jelas menentang LGBTQI tapi ada perusahaan yang jelas-jelas mendukung. Padahal sebagaimana kita tau produk-produk perusahaan tersebut banyak digunakan masyarakat Indonesia. Entah tak tik apa yang sedang disiapkan oleh perusahaan tersebut, sebab sudah pasti bisa di tebak hal ini menjadikan ummat islam marah dan memantik banyak respon dari berbagai kalangan, termasuk MUI yang berencana akan memboikot Unilever.

Tapi sebenarnya cukupkah hanya dengan memboikot?

Apakah itu sudah tergolong solusi tuntas?

Sebenarnya jika kita teliti lebih dalam, boikot saja tidak cukup.
Walau sebenarnya membuat aksi boikot memang akan merugikan produsen, tapi tidak menjamin berhenti nya tindakan asusila tersebut.

Jika kita amati saat ini, ummat islam semakin hari semakin sadar bahwa mereka sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja, banyak dari ummat yang mulai berhijrah dan mereka mengecam tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan islam. Dan yang perlu diluruskan adalah semangat mereka dalam mencegah kemungkaran, hal ini harus dibarengi dengan pemikiran yang mendasar dan cemerlang. Jika tidak demikian perjuangan mereka tidak akan membuahkan hasil yang maksimal dan tuntas memberikan solusi sampai ke akar. Ummat hendaknya paham apa akar masalah dari maraknya LGBTQ saat ini, tidak lain adalah karena penerapan sistem yang error sehingga menghantarkan kepada human error.

Itulah sistem kapitalisme yang melahirkan liberalisme, menjadikan manusia bebas berpendapat, bebas berprilaku dan bebas beragama. Mereka menganggap bahwa untuk memenuhi naluri-naluri yang mereka miliki adalah sesuai dengan keinginan mereka, seperti halnya naluri kebutuhan seksual yang mereka miliki adalah dengan melakukan apapun yang mereka suka, entah laki-laki dengan laki-laki, atau perempuan dengan perempuan. Padahal islam telah mengatur itu semua, bagaimana cara memenuhi naluri-naluri yang telah Allah berikan kepada manusia, seperti halnya naluri kasih sayang. Maka, sistem Islam mengatur nya dengan pernikahan yang sah dengan syarat dan ketentuan. Tidak bebas seperti yang terjadi disistem kapitalisme saat ini.

Kemudian jika ummat telah mengetahui akar masalah dari masalah ini semua, maka ummat akan mudah bersatu dan berjuang untuk beramar ma'ruf nahi munkar. Karena didalam islam rosul memerintahkan untuk mencegah kemunkaran, dan sangat jelas aktivitas yang dilakukan para LGBTQ diharamkan.

Nabi bersabda:

Dari 'Abdullah ibn Muhammad ibn 'Uqail, bahwasanya ia mendengar Jabir berkata: Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya apa yang saya khawatirkan menimpa umatku adalah perbuatan umat Nabi Luth". (HR. At-Tirmidzi)

Hadits berikutnya adalah Dari Ibn 'Abbas, bahwasanya Rasulullah SAW. bersabda: "Allah melaknat orang yang melakukan perbuatan umat Nabi Luth, Allah melaknat orang yang melakukan perbuatan umat Nabi Luth, Allah melaknat orang yang melakukan perbuatan umat Nabi Luth". (HR. An-Nasai dan Ahmad)

Dengan memahami hadits diatas telah jelas bukan apa yang mereka lakukan sangat bertentangan dengan islam. Didalam sistem Islam pemenuhan naluri-naluri yang dimiliki harus sesuai dengan islam. Karena islam adalah agama yang sempurna dan paripurna, islam mengatur segala hal. Termasuk pemenuhan naluri seksual. Sebenarnya tindakan yang mereka lakukan akan membawa mereka kepada kesengsaraan baik didunia maupun diakhirat kelak. Karena saat ini adalah sistem yang bebas sehingga mereka merasa bebas untuk melakukan apa yang mereka inginkan tanpa mempertimbangkan akibat yang mereka lakukan.

Begitulah ciri sistem yang memisahkan agama dari kehidupan. Didalam sistem Islam, akan ada sanksi yang tegas untuk menindak para pelaku, dan negara akan senantiasa menjaga agar rakyat terjaga dari tindakan asusila. Dan ternyata didalam penerapan sistem Islam,hukuman yang diberikan memiliki 2 fungsi yang sangat penting.

Yang pertama: memberikan efek jera. Yang kedua: menghapus Dosa-dosa.
Sehingga betapa mulianya ummat ketika islam menjadi aturan hidup dan yang pasti aqidah dan tingkah laku ummat akan terjaga didalam sistem islam. Selain itu adanya kontrol Masyarakat dan negara juga sangat berpengaruh dalam hal ini. Dan hal ini bisa terealisasikan hanya dengan aturan islam saja bukan yang lain. Tidakkah kita menginginkan diatur dengan islam?
Wallahu 'alam bish showab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak