Oleh : Iin S, SP
Rancangan undang-undang Halauan Ideologi Pancasila yang di usulkan oleh fraksi PDI-P masih menjadi polemik diberbagai kalangan, bahkan aksi penolakan keras terjadi diberbagai daerah karena dianggap menghidupkan kembali ajaran komunisme.
Dilansir dari TEMPO.CO, Persaudaraan Alumni atau PA 212 dan Aliansi Nasional Anti Komunis menggelar Apel Siaga Ganyang Komunis Jabodetabek, Ahad, 5 Juli 2020. Dalam apel ini, para peserta diminta berikrar untuk siap jihad qital memerangi kaum komunis dan pihak yang ingin mengubah Pancasila menjadi Trisila atau Ekasila.
Ikrar dipimpin oleh petugas bernama Ridho. Di awal pembacaan ikrar ia minta para peserta apel untuk membaca dua kalimat syahadat. "Kami Laskar Aliansi Nasional Anti Komunis dengan ini berikrar dan bertekad :
1. Kami akan menjadi pembela agama, bangsa, dan negara.
2. Kami siap siaga dan menyiapkan diri untuk jihad qital mempertahankan aqidah Islam dan melawan kaum komunis di bawah komando ulama.
3. Para laskar siap siaga untuk menjaga para ulama dari serangan kaum komunis.
4. Kami siap siaga dan menyiapkan diri untuk menghadapi gerombolan trisila dan ekasila yang akan mengganti Pancasila.
Terakhir, Ridho meminta para laskar menyiapkan diri dari serangan operasi intelijen hitam yang pro komunis.
Acara apel siaga ini sendiri dipimpin oleh Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI) Ahmad Sobri Lubis. Turut hadir sejumlah tokoh Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama seperti Slamet Ma'arif, Gatot Saptono alias Muhammad Al-Khaththath, Sekretaris Umum FPI Munarman, dan lainnya.
Sangat wajar jika umat Islam melakukan aksi penolakan rancangan undang-undang tersebut, karena disinyalir akan menghidupkan kembali komunisme. Kita tahu bagaimana sejarah kelam ketika partai komunis ketika berkuasa, bagaimana mereka membantai dan membunuh para ulama, santri dan umat Islam. Mereka ingin memberangus umat Islam sampai ke akar-akarnya, Islam adalah musuh nyata bagi mereka.
Ideologi Islam dengan ideologi sangat bertentangan dalam pandangan hidupnya. Dalam komunisme, agama hanya sebagai candu yang memabukkan, menghambat revolusi industri, tidak mengakui Tuhan sebagai sang pencipta. Bagi paham komunisme, segala sesuatu yang ada di dunia ini baik alam semesta dan seluruh isinya maupun mahluk hidup ada dengan sendirinya, karena semua berasal dari materi sehingga akan kembali menjadi materi, maka materi lah yang mereka agung-agungkan.
Berbeda dengan Islam, Allah SWT sebagai pencipta sekaligus sebagai pengatur seluruh alam dan seisinya serta mengatur manusia dari segala aspek kehidupan. Kedaulatan dan hukum tertinggi hanya Allah SWT sebagai sang pembuat aturan/hukum.
Sudah seharusnya umat Islam melakukan aksi tolak komunis hingga resolusi jihad qital, karena itu adalah wujud semangat memperjuangkan al Haq (Islam) tentang kebenaran Islam sebagai agama dan ideologi yang patut diperjuangkan dengan harta bahkan jiwa raga hingga nyawa. Karena Islam bukan sekedar agama ritual bagi umat Islam tapi sudah menjadi sendi kehidupan yang patut untuk diperjuangkan.
Semestinya aksi tolak komunisme ini dilanjutkan dengan penolakan terhadap semua pemikiran dan sistem yang bertentangan Islam seperti kapitalisme, liberalisme dan feminisme. Karena ke tiga hal tersebut juga sama bahayanya seperti komunisme.
Kapitalisme berasal dari pemikiran barat yang memisahkan agama dengan kehidupan, aturan Allah dikesampingkan, suka membuat aturan sendiri sesuai keinginan mereka. Kapitalisme hanya mementingkan para kapital atau pemilik modal, siapa yang mempunyai modal maka dia yang akan berkuasa. Dan sistem ini hanya akan melanggengkan pennjajahan negeri-negeri Islam untuk mengeruk kekayaan sumber daya alam nya saja. Sudah pasti akan membawa kehancuran umat.
Pemikiran Liberalisme yang digaungkan barat hanyalah alat untuk merusak generasi umat terutama generasi muda. Karena pemikiran ini mengajarkan untuk berperilaku sesuka hati, seperti kebebasan berekspresi dan kebebasan berperilaku. Ini tidak kalah bahayanya, karena akan melahirkan generasi yang semau gue, tidak mau mengikuti perintah Allah. Melakukan sesuatu berdasarkan nafsu, jadi tidak heran jika banyak generasi muda melakukan seks bebas, narkoba, dan sebagainya.
Tidak kalah rusaknya adalah pemikiran feminisme. Feminisme menganggap agama penyebab terjadinya kekerasan dan diskriminasi terhadap wanita, karena kedudukan wanita dianggap lebih rendah dari pria. Dan agama dianggap mengabaikan kedudukan wanita, karena hanya beraktivitas pada sektor domestik (rumah tangga) saja, posisi yang rendah dalam pekerjaan karena hanya pria yang berhak memimpin. Sehingga berusaha merubah hukum Islam dengan dalih kesetaraan gender, serta menanamkan keraguan umat terhadap kebenaran ajarannya.
Padahal pemikiran feminisme hanyalah alat musuh-musuh Islam untuk menghancurkan Islam dan umatnya, agar umat pelan-pelan meninggalkan ajaran agamanya. Akibatnya akan membawa kerusakan pada tatanan individu, keluarga, dan masyarakat yang telah tertanam nilai-nilai Islam.
Maka, tidak kalah pentingnya adalah memperjuangkan tegaknya sistem Islam (khilafah) secara kaffah supaya tidak terkontaminasi dengan pemikiran barat dan mencampakkannya untuk kembali kepada Islam secara total. Jangan sampai terbelokkan pada sikap pragmatis memperjuangkan Pancasila dan melalaikan kewajiban utama dalam memperjuangkan tegaknya sistem Syariah/Khilafah. Wallahu a'lam bishowab.