Oleh : Eri*
Sungguh mengejutkan pemberitaan akhir-akhir ini, membuat siapa pun miris melihatnya. Generasi muda negeri ini mengalami degradasi moral yang luar biasa. Pergaulan bebas yang tidak jauh dari pacaran dan sex bebas berdampak pada krisis akhlak dan moral saat ini
'Tim gabungan TNI/Polri bersama Pemerintah Kecamatan Pasar Kota Jambi mengelar razia penyakit masyarakat (pekat), Rabu (8/7/2020) malam. Hasilnya, dalam razia itu didapati sedikitnya 37 pasangan remaja di bawah umur yang diduga hendak melakukan pesta seks di hotel. Puluhan remaja itu terjaring petugas gabungan di sejumlah hotel yang ada di Jambi'. (kompas.com 11/07/2020)
Seolah tak mau ketinggalan publik figur pun terjerat hal yang sama. Masyarakat kembali dihebohkan dengan pemberitaan prostitusi online yang menyebutkan angka puluhan juta. 'Polrestabes Medan mengamankan seorang selebritas, HH (23), karena diduga terkait prostitusi artis, di sebuah hotel bintang lima. "Benar, yang bersangkutan diamankan di salah satu hotel di Medan. Saat ini sudah tengah dimintai keterangannya," kata Kapolrestabes Medan Kombes Riko Sunarko, dalam keterangannya, Senin (13/7) dini hari'. (cnnindonesia.com 13/07/2020)
Gaya hidup hedonis dan materialistis menjadi tujuan hidup mereka. Tak heran era globalisasi modern membuat protitusi mau pun seks semakin marak. Seolah cara cepat untuk memenuhi standar hidup mereka yang tinggi. Bebasnya pergaulan, majunya teknologi dan lemahnya kesadaran agama membuat remaja terserang virus menjijikkan ini.
Tatanan dunia modernitas yang kapitalis melahirkan faham sekuler, memaksa umat hidup jauh dari agamanya. Hidup di alam demokrasi mengagungkan kebebasan berperilaku tanpa memikirkan dampak buruknya, apalagi dosa. Sehingga perzinaan bukan hal tabu lagi. Inilah fakta menyedihkan yang terjadi di Indonesia, yang mayoritas penduduknya beragama Islam.
Bahaya sekulerisme (yang memisahkan agama dari kehidupan) telah meracuni generasi Muslim secara sistematis. Hal ini sengaja dilakukan orang-orang kafir untuk merusak generasi Muslim. Langkah yang tepat menyelesaikan masalah ini sampai ke akarnya adalah beralih kepada sistem Islam yang dari awal mencegah dan melarang tindakan maksiat.
Islam sungguh memuliakan perempuan. Menjaga harkat dan martabatnya serta seperangkat aturannya akan melindungi perempuan. Allah SWT menciptakan manusia beserta potensinya yaitu gharizah nau', tidak lain untuk tujuan terhormat dan mulia, yaitu melestarikan ras manusia.
Disamping itu, dibutuhkan semua pihak berperan aktif untuk menyelesaikan masalah ini. Hadirnya peran orang tua, yang berkewajiban menanamkan nilai-nilai akidah dan akhlak yang baik. Menjadikan Islam sebagai standar dan pola dalam mendidik. Menanamkan sejak dini pergaulan Islam yang memisahkan antara laki-laki dan perempuan. Mengenalkan hukum-hukum Islam kepada anak adalah tugas pertama dan utama orang tua. Sehingga orang tua yang akan memberikan pengaruh Islam secara utuh dalam tumbuh kembang anak.
Tak luput peran masayarkat dalam lingkungan untuk amar ma'ruf nahi munkar. Sudah semestinya berupaya mencegah pergaulan bebas dan perzinaan ditengah-tengah masyarakat. Mengarahkan generasi muda berperilaku dan bersikap sesuai syariah Islam sebagai bentuk kontrol sosial. Tidak boleh bersikap acuh tak acuh atau individualis terhadap kemaksiatan.
Seringkali kemaksiatan yang terjadi pada generasi muda karena abainya negara. Seharusnya negara melindungi umat dari pemahaman sekuler serta budaya asing yang merusak moral mereka. Negara juga berkewajiban membina moralitas generasi dan menjaga akidah mereka dari sekulerisme. Diperlukan sanksi tegas bagi pelaku agar mereka memiliki efek jera sehingga tidak mengulangi lagi. Bagi mereka yang melihat akan berpikir ulang untuk melakukan maksiat tersebut.
Perlu disadari umat, sistem negara yang sekuler ini menumbuhkan benih-benih kemaksiatan. Maka permasalahan perzinaan yang makin marak tidak akan tuntas sampai akar bila masih berharap pada sistem kufur sekarang. Hanya Islam yang memiliki seperangkat aturan lengkap serta mampu menyelesaikan secara tuntas. Penerapan Islam secara menyeluruh mampu menjamin rasa aman bagi umat. Menjaga harkat martabat serta menjunjung tinggi kehormatan perempuan.
Waallahu a'lam bis shawwab
*(Pemerhati Masyarakat)
Tags
Opini