Sosok Inpsiratif di Balik Lingkungan Produktif



By : Messy Ikhsan
(Aktivis Dakwah Kampus dan Member BMI Bukitinggi)

Setiap tanggal 5 Juni diabadikan sebagai hari peringatan lingkungan sedunia. Para pencinta alam akan bersorak-sorai tanda bahagia. Dalam melakukan beragam upaya pelestarian lingkungan tercinta. Mulai dari upaya yang sempurna. Hingga upaya yang sederhana. Seperti membersihkan sampah, pengelolaan air dan sebagainya.

Apalagi di tengah pandemi corona hari ini. Upaya pelestarian lingkungan perlu ditingkatkan lagi. Sebagai salah satu solusi untuk mengusir virus tak kasat mata ini. Agar segera enyah dari permukaan ini.

Seperti yang dilansir TRIBUNJOGJA.COM, mengabarkan bahwa update terkini terkait kasus virus corona di Indonesia, perhari ini Selasa (16/6/2020).

Berdasarkan data terkini yang disampaikan juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto, kasus terkonfirmasi positif virus corona hari ini mengalami penambahan sebanyak 1.106 pasien.

Dengan demikian, hingga Selasa (16/6/2020) sore ini, jumlah kasus terkonfirmasi positif virus corona telah mencapai angka 40.400 orang.

Tatkala virus corona kian meninggi setiap hari. Namun, tak disertai dengan pemahaman insani. Akan pentingnya upaya pelestarian lingkungan hayati. Malah sebaliknya, kerusakan lingkungan kian menjadi-jadi tanpa henti. Seolah sudah menjadi kebiasaan yang trendi.

Fakta itu saya lihat dengan mata sendiri. Ketika mengunjungi sebuah pantai yang berjarak sekitar 3 jam dari rumah sendiri. Pantai itu baru dibuka pertama kali. Belum terkenal ramai di telinga  insani. Hingga penampakannya masih terpatri asri. 

Perlahan pantai itu kian dikunjungi beragam kalangan tamu. Sebagai salah satu destinasi baru. Bersifat murah meriah dan tak banyak menggeruk uang saku. Masyarakat pun tak kalah bahagia menyambut para tamu. Mereka menjajal beragam makanan ringan dan makanan khas daerah yang seru. Hitung-hitung menambah pundi rupiah dalam seminggu.

Disinilah lahir problematika. Tatkala sampah berserakan di mana-mana. Tak dibuang sesuai dengan wadahnya. Hingga pesona asri dan menggoda. Harus terkikis dengan tumpukan sampah yang hina.

Belum lagi kurangnya kesadaran pemerintah dan masyarakat setempat terhadap kebersihan lingkungan. Tentu harus segera dipupuk secara mendalam. Hingga kerusakan alam bisa segera dihentikan.

Namun, semua itu masih dalam angan semata. Sulit untuk dilaksanakan secara sempurna. Selama sistem Kapitalisme yang memimpin dunia. Hingga tak ada pilihan lainnya. Kecuali kembali pada aturan Allah yang mulia. Sebab, tak ada kemuliaan yang mendera. Tanpa Islam diterapkan secara sempurna.

Allah berfirman:

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan pada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS Ar-Rum : 41)

Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh mengatakan telah nampak kerusakan di daratan maupun di lautan dalam kehidupan manusia dengan berkurangnya penghasilan dan di dalam diri mereka dengan timbulnya berbagai penyakit dan wabah, disebabkan karena kemaksiatan yang mereka lakukan. Hal itu timbul agar Allah merasakan kepada mereka balasan dari perbuatan buruk mereka di kehidupan dunia dengan harapan agar mereka kembali kepada-Nya dengan bertobat. 

Adanya sampah yang berserakan di mana-mana. Terutama di tempat wisata. Adanya pandemi corona yang kian menganga. Dan beragam kerusakan alam yang menyeruak di semesta. Sebagai suatu teguran dari Pencipta. Agar manusia kembali pada aturannya. Menerapkan aturan Allah secara sempurna. Termasuk dalam upaya pelestarian alam semesta.

Maka perlu upaya dari pemerintah menyediakan tempat sampah dalam skala yang melimpah. Penanaman kesadaran dan edukasi tentang pengelolaan sampah. Seperti membuang sampah sesuai dengan wadah. Dan beragam cara lain yang bisa terjamah.

Memang penting adanya integrasi hubungan antara penguasa dan rakyatnya. Dalam memaksimalkan fungsi masing-masing secara sempurna.

Kebijakan lingkungan yang kuat dan berkomitmen adalah kunci untuk mengakhiri hilangnya kerusakan lingkungan, melestarikan alam untuk kesejahteraan manusia dan mengelola sampah menjadi berdaya guna.

Keanekaragaman hayati diperlukan untuk pemenuhan hak asasi manusia, termasuk hak atas kehidupan, kesehatan, makanan, air dan budaya.

Untuk melindungi hak asasi manusia, Negara memiliki kewajiban untuk melindungi ekosistem dan keanekaragaman hayati.

Atau mencontohkan perilaku hijau yang dicontohkan oleh Rasulullah sebagai sebaik-baik suri teladan bagi manusia. Beberapa sisi positif Rasulullah di balik lingkungan yang produktif, antara lain :

🌴Rasulullah melarang melakukan kerusakan lingkungan.

Rasulullah bersabda:

"Jauhilah tiga perilaku terlaknat; buang kotoran di sumber air, di pinggir jalan, dan di bawah naungan pohon." (HR Abu Daud, Ahmad dan Ibnu Majah). 

🌴Menjaga kebersihan lingkungan dan melakukan upaya pelestarian. 

Rasulullah bersabda :

"Semua amalan umatku ditampakkan kepadaku baik dan buruknya. Aku dapatkan di antara amal kebajikan adalah menghilangkan bahaya dari jalanan dan aku temukan di antara amalan yang buruk adalah membuang ingus di masjid dan tidak dibersihkan." (HR Muslim, Ahmad dan Ibnu Majah).

🌴Rasulullah melarang melakukan pencemaran lingkungan. 

Rasulullah bersabda:

"Sesungguhnya Allah itu Maha Baik yang mencintai kebaikan, Maha Bersih yang mencintai kebersihan. Oleh sebab itu, bersihkanlah halaman-halaman rumah kamu dan jangan menyerupai Yahudi." (HR Tirmidzi dan Abu Ya'la). 

Semoga kita mampu menjaga kesetiaan lingkungan seperti tidak membuang sembarangan. Menjadi Rasulullah teladan dalam pelestarian lingkungan dan kehidupan. Sosok inspiratif di balik lingkungan yang produktif dan aman. Insya Allah.

Allah berfirman:

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (QS Al-Araf : 96)


Tpn17620



#DiksiHati
#MessyIkhsan
#MutuaraRevowriter
#ArtikelLingkungan

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak