Oleh : Fatimah Arjuna (Aktivis Dakwah Kampus)
Sekian banyak seluk-beluk kehidupan. Barulah saya menemukan akhir penantian. Dakwah, iya benar sekali. Dakwah lah yang menggetarkan diri untuk selalu unjuk diri.
Memaksa tubuh letih agar berdiri untuk mengabdi.
Sungguh memang benar kata Musrifahku. Tubuh ini tak akan pernah letih berdiam diri sebelum Daulan Islam kembali berjaya lagi.
Setiap detik rasanya ingin berbagi. Mencurahkan segenap apa yang di dapati. Biarlah saya memilih jalan ini. Biarlah saya berbeda arus arah sendiri. Inilah jalan yang akan saya tempuh hingga raga tak mampu lagi berdiri.
Ya..memang benar Lelah sering menghampiri. Apalagi tumpukan tugas juga menanti. Allah yang memberikan jalan ini. Biarkan saya tetap mengabdi.
Dan inilah satu-satunya ajang menuju syurga. Menjadikan prioritas dakwah diatas segala, termasuk kuliah.
Kembali memetikkan jari di media sosial hingga dakwah opini siap terkabar. Masya Allah, ghairoh juang para sabab pun kian menjulang.
Apalagi sekarang musibah kian datang bergantian. Masalah virus Corona belum kunjung usai. Pemerintah siap terapkan New Normal yang siap mengintai. Sungguh miris. Mabda panas yang saya punya ikut meronta. Ingin rasanya tak ada kata istirahat dan lelah.
Baiklah...saya ambil bagian kali ini. Meneruskan juang Rasulullah adalah keharusan. Saya siap memberikan umat suapan materi dari kajian-kajian yang akan saya isi.
Untuk yang merasakan lelah di ujung senja. Biarlah itu menjadi saksi pena. Biarlah itu sebagai bentuk cinta kepada Allah saja. Bairlah dia menjulang tinggi di angkasa. Menghirup suara-suara merdunya. Sebab lelah tak akan kian sudah sampai raga telah tiada.