Oleh : Ummu Fahima
Data sebaran kasus covid-19 di dunia khususnya di negeri ini tampak terus melonjak. Beragam upaya penanganan yang dilakukan oleh berbagai pihak di semua wilayah belum mampu membendung atau bahkan membendungnya. Adapun wacana akan adanya pemberlakuan kebijakan new normal life juga makin menimbulkan banyak respon masyarakat. Karenanya, di momen Syawal tahun ini, Muslimah Bangil telah berupaya mengupas wacana tersebut dalam suasana "Lebaran Online" dengan mengambil tema "The New Normal Life Beginning". (Ahad, 14 Juni 2020)
Ustadzah Atika selaku host mengawali acara dengan sapaan hangat kepada sekitar 80-an peserta yang berasal dari beragam area, yakni Bangil, Rembang hingga Gempol. Lebaran online ini dihadiri oleh muslimah dengan beragam profesi mulai dari pengasuh majelis taklim, remaja, pengusaha, tenaga pengajar, ibu-ibu anggota majelis taklim dan ibu-ibu rumah tangga.
Selanjutnya, Ustadzah Atika mengucapkan selamat Hari Raya Idul Fitri mewakili segenap keluarga besar Muslimah Bangil kepada para peserta lebaran online yang menjadi lebaran istimewa di saat Pandemi covid-19. Acara ini menghadirkan Ustadzah Lely Noormindhawati (seorang penulis nasional dan juga fotografer).
"Bagi umat muslim di dunia, Ramadan tahun ini menjadi batu uji sangat besar. Wabah ini, mengharuskan siapa pun membatasi pergaulan sosial dan eksesnya, ekonomi terasa ambruk, hingga umat Islam harus melewati Ramadan dengan berbagai kesulitan hidup. Parahnya, semua negara nyaris tak mampu berbuat banyak termasuk Amerika yang dikenal sebagai negara adidaya," ungkap Ustadzah Lely mengawali pemaparannya.
Para penguasa di negeri ini sungguh nampak kebingungan dengan beragam kebijakan penanganan yang belum juga mampu menghentikan laju sebaran wabah ini, bahkan menyakiti hati rakyat. "Kalimat berdamai dengan corona, meminta rakyat menjalani hidup “normal” di tengah ancaman wabah ini, bantuan kebutuhan dasar minim datang, PSBB diberlakukan, tapi bandara dibebaskan, rumah ibadah minta dikosongkan, tapi mal-mal dibiarkan buka dan ramai dikunjungi, serta kebijakan mudik pun ditegakkan hingga lalu-lintas orang tak bisa dikendalikan. Ini fakta bahwa beragam kebijakan tersebut semakin melanggengkan sekulerisme dan hegemoni liberalisme kapitalisme global " tutur beliau.
"Mempropagandakan narasi new normal life dan membiarkan rakyat “bekerja” menyambung nyawa dengan pertimbangan terus menambah keuntungan ekonomi memang terasa di tengah masyarakat. Adapun wacana kebijakan "new normal” bukanlah sekadar kehidupan dengan sejumlah protokol kesehatan, melainkan kehidupan dunia dalam peradaban kapitalisme yang berkarakter merusak di tengah pandemi Covid-19. "New normal” tidak lain adalah peradaban kapitalisme dengan karakter buruknya, membiarkan pandemi meluas (herd immunity), demi meraih nilai materi. Negara semakin tidak peduli terhadap kesehatan dan keselamatan jiwa masyarakat," penjelasan Ustdzah Lely.
Wabah corona telah memberi kita banyak pelajaran. Salah satunya kekuasaan yang berbasis pada akidah Islam hanya akan melahirkan keberkahan. Kekuasaan yang tegak di atas landasan iman dan telah terbukti membawa kebaikan dan keberkahan bagi seluruh alam. Karena sistem hidup yang diterapkannya berasal dari Sang Maha Pencipta kehidupan.
"Sudah saatnya umat kembali ke pangkuan sistem Islam -the new system- hingga kehidupan akan kembali dilingkupi keberkahan dan kemuliaan. Sebagaimana Allah SWT telah memberi mereka predikat bergengsi, sebagai sebaik-baik umat. Ketika semua dikembalikan pada Islam kaffah yakni aturan Allah SWT. termasuk salah satunya penanganan covid-19, maka permasalahan ini akan terselesaikan. Ini menunjukkan bahwa Islam memberikan keberkahan jika diterapkan secara kaffah dan akan dirasakan oleh Indonesia dan seluruh dunia,"pungkas Ustadzah Lely mengakhiri pemaparannya.
Acara disemarakkan dengan tayangan video, diskusi dan pemberian doorprize. Doa pun mengakhiri acara ini. Semoga Allah SWT. segera mengakhiri Pandemi covid-19 ini, melindungi keluarga kita dan mengokohkan umat untuk sadar kembali kepada penerapan aturan Allah SWT.berupa penerapan Islam kaffah. Wallahu alam.[]