Rasisme, Sifat Iblis Mengguncang Amerika serikat



Oleh : Ina Siti Julaeha S.Pd.I
Praktisi Pendidikan


Dilansir dari CNN, 2 Juni 2020, para pengunjuk rasa meneriakkan, "Saya tidak bisa bernafas", yang dikutip dari kata-kata terakhir Floyd saat dicekik dengan lutut yang mengakibatkan kematiannya. Demonstran juga menuntut keadilan dalam pembunuhan Breonna Taylor di Louisville, Kentucky, dan Ahmaud Arbery di Glynn County, Georgia

George Floyd tewas di bawah lutut polisi, protes skala besar telah mengguncang kota-kota besar Amerika Serikat. Kematian George Floyd, 46 tahun, adalah ambang batas kemarahan publik Amerika atas kekerasan rasial terhadap warga minoritas, terutama warga Afrika-Amerika. Protes tewasnya George Floyd menjalar ke seluruh dunia.

Kejadian ini semakin meyakinkan kita bahwa sistem kapitalisme Demokrasi jauh dari istilah saling menghargai. Kebebasan yang digaungkan negara adidaya itu nyatanya sekedar omong kosong. Rasisme tetap ada bahkan sangat kental dalam kehidupan sosial masyarakatnya. Meskipun hal itu menimbulkan bentrok dan kekacauan dimana-mana.

Rasisme adalah suatu sistem kepercayaan atau doktrin yang menyatakan bahwa perbedaan biologis yang melekat pada ras manusia menentukan pencapaian budaya atau individu – bahwa suatu ras tertentu lebih superior dan memiliki hak untuk mengatur ras yang lainnya.

Rasisme hanya ada dalam sistem buatan manusia. Sistem yang rusak dan membawa sengsara. Sistem kapitalisme yang hanya menilai manusia menurut kacamata dunia. Standarnya hanya karna fisik, kaya, tahta dan kasta. Kebahagiaan pun dinilai hanya karena materi semata. Ini merupakan pola hidup yang jauh dari persatuan. Kekacauan dan perpecahan akan muncul dalam sistem demokrasi kapitalis ini. Kebebasan yang digaungkan hanyalah ilusi dan omong kosong. Pada kenyataannya tetap saja bagi bangsa superior diberikan hak mengatur ras lainnya.

Sebab Rasisme adalah sifat iblis. Iblis mengatakan "ana khairuminhu" artinya saya lebih baik darinya. Merasa kedudukannya lebih mulia, iblis bersikap jumawa. Penuh kesombongan dan merendahkan kelompok lain di luar golongannya. Dan sebagai seorang muslim kita harus menjauhi segala sikap Rasisme. 

Dalam ajaran Islam tidak pernah dikenal ajaran Rasisme. Islam tidak mengajarkan tentang perbedaan warna kulit, bentuk tubuh dan garis keturunan. Islam adalah agama rahmat. Hadirnya Islam dalam setiap penganutnya menjadikan ia sebagai manusia baru. Membuang sisi kesombongan dalam dirinya. Sebab hanya takwa sajalah yang menjadi pembeda di hadapan sang pencipta.

Allah SWT berfirman : 
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al Hujurat: 13)

Syariat Islam yang mulia membuat pemeluknya tak menyediakan tempat untuk Rasisme.  Allah SWT memuliakan manusia bukan karena ras dan bangsa. Hitam dan putih warna kulit seorang hamba bukanlah penentu bahwa ia mulia. Hanya kualitas takwa yang menjadi penilaian utama. Hadiah surga pun menjadi milik siapa pun yang siap untuk taat secara sempurna. Bukan karena penilaian karena elok dan cantiknya rupa. 

Sejarah Islam telah menorehkan tinta harum akan keneranekaragaman yang hidup bersama dalam sebuah negara. Islam Rahmatan lil'alamin telah mampu menjadi pemersatu semua bangsa. Bangsa Arab, Persia, Romawi, Turki dan bangsa lainnya bersatu padu dalam indahnya Ukhuwah Islamiyah dalam sistem Khilafah. Negara khilafah yang menjadi kesatuan seluruh umat Islam sedunia. Bahkan bagi non muslim yang menjadi kafir dzimmi pun akan dimuliakan dan dipenuhi segala haknya. Semua suku bangsa menjadi kesatuan yang menjunjung Ukhuwah. Perbedaan ras dan bangsa hidup bersama dalam sistem aturan Islam yang mulia. 

Sedangkan Islam, ajarannya mulia dan menebar rahmat. Cukuplah perintah Allah SWT sebagai aturan yang mengikat. Sebab aturan-Nya membawa bahagia dan selamat dunia akhirat. Jadi sudah seharusnya umat manusia rindu diatur oleh Islam. Ajaran Islam menghargai setiap perbedaan ras, suku dan bangsa. Namun hal yang terpenting  sama-sama takwa dan bersama-sama berusaha meraih ridho Allah dengan taat syariat Islam secara sempurna.


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak