Produktif dengan Islam




Oleh : Rahmatia D. Hanafi

Dulu pas selesai kuliah didalam pikiran ku yang penting itu dakhwah ngga putus, ngaji, kerja apa saja yang penting halal, trus persiapan pernikahan, dan hal itu berlangsung sangat lama hingga setahun lamanya aku jalanin tugas itu baik dakwah, ngaji, dan mengisi. memang awalnya ada beberapa tantangan yang mengharuskan aku untuk pulang kampung dan dakwah terhambat disitu, banyak hal yang ditinggalkan sebab kondisi ayah yang mengaharuskan aku datang menjemputnya. namun hal itu dapat di atasi. aktifitas dakwah, mengisi halaqoh, dan bekerja dilakukan dan tak berpikir harus pekerjaan yang berpangkat atau harus dipandang, hingga semua itu berjalan dengan baik namun semuanya ku lakukan dengan seadanya, dan tak berpikir harusnya lebih daripada itu.

Hal tersebut yang kulakukan dan berjalan selama satu tahun lamanya, di sinilah puncak gejolak ketika tantangan dakwah semakin sulit, penolakan dari orang-orang terdekat terkait ngaji ku dan aktifitas itu, mereka maunya aku kerja yang lebih baik lagi dan memiliki gaji yg cukup dan dipandang bukan hanya sekedar itu-itu saja. Yah itulah sistem kapitalisme membuat manusia memandang kedudukan dan materi itu begitu penting, namun dari sini aku sadar harusnya kemarin harus melakukan lebih daripada itu, dan harusnya lebih produktif lagi, dan harus lebih banyak belajar lagi. Seketika aku duduk bersama teman semasa kuliah yang memang aktifitas kami hampir sama dan aktif dalam dakwah, ketika kita duduk dan berbincang-bincang, aku kemudian berkata padanya kenapa kita baru sadar sekarang yah ? Kenapa kita tidak produktif dari dulu ? Kenapa kita baru sekarang semuanya ingin dipelajari ketika tantangan, rintangan penolakan terhadap dakwah kita dan orang-orang terdekat kita semakin memanas baru kita itu sadar dan mau lebih produktif lagi. Sambil tertawa, namun itu menjadi penyesalan yang sekarang kita tidak mau itu terjadi lagi, jadi kita masih terus berusaha mencari pekerjaan sesuai dengan bidang pendidikan atau minimal mampu memberikan sesuatu kepada keluarga kami yang nantinya mereka tidak menyalahkan dakwah dan juga tempat kami ngaji.

Namun lagi-lagi kita tetap harus terikat dengan hukum-hukum islam agar tak melanggar perintah Allah, berhubung bidang kami berdua memang di bidang keuangan yang saat ini ijazahnya banyak dibutuhkan bagian keuangan tapi kita harus hati-hati dalam memilih sebab banyak juga riba didalamnya dan juga banyak menyita waktu yang membuat kita lelahnya hanya untuk dunia, istilah yang sering kita pakai adalah budak dunia, dan kami berdua pun begitu masih tetap sama maunya kerja tapi halal trus tidak melalaikan dari urusan akhirat juga. Memang sih susah orang disekitar kami mengira kami santuy dan tidak mencari pekerjaan, padahal tidak kita memang mencari tetapi yang tidak bertentangan dengan syariat islam. Mungkin dari tulisan yang saya buat ini untuk memberikan motivasi kepada teman-teman bahwa jangan pernah berpikir untuk melakukan sesuatu yang biasa saja dan seadanya, tetapi lakukanlah sesuatu yang luar biasa agar hasil yang kalian dapatkan pun luar biasa, jangan pernah berpikir untuk biasa saja tapi berpikirlah bagaimana untuk produktif, bukan hanya dalam hal urusan materi tetapi juga dalam menambah ilmu pengetahuan juga harus produktif, hingga terus belajar menambah ilmu untuk memperkaya pemikiran yang cemerlang hingga bisa mengubah dunia dengan pemikiran kita yang cemerlang contohnya mengajak orang pada kebaikan bukan melalui materi tetapi yang pastinya dengan mengubah pola pikirnya hingga mau menjadi baik. So lakukanlah yang luar biasa bukan yang biasa saja. Wallahualam bissyawab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak