Prioritas Rakyat Saat Pandemi



Oleh : Putia Zulnia
Mahasiswi : Stikes ‘Aisyiyah Palembang

Dunia masih berada dimasa pandemi, sampai saat ini tak terlihat kurva covid-19 menurun. Setiap hari  semakin  bertambah korban  yang terinfeksi.

Sekarang yang baru terjadi yaitu ratusan pedagang pasar yang terinfeksi dan beberapa korban jiwa, Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKPPI) mencatat sebanyak 529 pedagang positif corona (Covid-19) di Indonesia. Kemudian, di antara ratusan pedagang yang positif corona tersebut sebanyak 29 lainnya meninggal dunia (Okezone.com).
Melihat kondisi saat ini ditambah dengan diterapkannya  New Normal, sangat miris sekali, disaat kurva yang masih tinggi, belum lagi fasilitas kesehatan dan aspek lainnya yang belum memadai.

Ketika  Pasar, transportasi dibuka, dan semua aspek dijalankan dengan kata untuk menstabilkan ekonomi.Tetapi, kita melihat kondisi yang terjadi saat ini semakin menambah masyarakat yang terinfeksi.

Disisi lain pertugas pasar banyak menolak untuk dilakukan rapid test oleh petugas kesehatan. Salah satunya yang terjadi di pasar Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, ratusan pedagang dan pengunjung mengusir petugas COVID-19 dari Gugus Tugas Kabupaten Bogor. Insiden itu terjadi Rabu (10/6). (Kumparan.com)

Inilah fakta yang terjadi. Pedagang pasar menolak untuk melakukan rapid test yang dilakukan petugas kesehatan. Mengapa ini bisa terjadi dan mengapa masyarakat khususnya pedagang pasar menolak untuk dilakukannya rapid test ini? 

Alasan pertama yaitu edukasi yang kurang memadai  untuk menyadarkan  masyarakat akan pentingnya kesehatan, kemudian menyadarkan masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan, dan pastinya dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat, agar masyarakat tidak memaksakan diri  untuk   berjualan  dipasar dengan resiko yang lebih besar lagi yaitu terinfeksinya  virus  Corona  (Covid-19) ini. Dan ini harus dilakukan secara persuasif oleh pemerintah kepada rakyatnya agar rakyat mentaati protokol kesehatan kemudian mau menjalankan pemeriksaan test corona ( Covid-19) ini.

Kedua, tidak adanya fasilitas negara dalam membiayai rakyat kala pandemi. Tak heran muncul istilah 'mati karena kelaparan atau mati karena corona'. Masyarakat akhirnya terdesak untuk memilih diantara keduanya. Sungguh tampak kezaliman Negara yang abai terhadap rakyatnya. 

Didalam islam, semua masalah akan mudah untuk diatasi sebab negara akan bergerak cepat mulai dari memutus rantai Covid-19  sampai mengatur agar ekonomi, pendidikan, kesehatan dan bidang lainnya tetap dapat berjalan normal seperti biasanya walaupun dalam masa pandemi.
Karena  pemerintah islam akan cepat melakukan lockdown yaitu berdasarkan hadist  Rasulullah saw bersabda:

“Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah maka jangan kamu mendatanginya dan jika wabah terjadi di satu wilayah dan kamu di situ maka janganlah kalian keluar lari darinya”.

Negara kemudian melakukan pemeriksaan untuk mengetahui siapa yang sehat dan siapa yang sakit. Jika wilayah yang terkena wabah sudah di isolasi/ karantina maka di tempat yang lain akan  tetap dapat melaksanakan aktivitas secara biasa tanpa adanya halangan, sehingga ekonomi dan aspek lainnya tetap berjalan dengan baik.

Tentu disini sangat dibutuhkan peran negara agar ini dapat dilaksanakan oleh semua warga negara dan juga pentingnya peran pemimpin dalam mengurus rakyatnya sebagaimana hadits Rasulullah Saw :

“Imam (Khalifah) adalah Raa'in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya.” (HR al-Bukhari)

Dengan ini pemimpin akan berusaha semaksimal mungkin untuk melindungi rakyatnya, mulai dari memberikan edukasi yang memadai, kemudian menyadarkan Masyarakat akan pentingnya kesehatan, kemudian menjalankan protokol kesehatan, dan pastinya negara memenuhi kebutuhan rakyatnya agar rakyat tak memaksakan diri untuk berjualan yang menyebabkan semakin luasnya penyebaran virus Corona Covid-19 ini.

Dan pastinya Pemimpin mengajak rakyatnya untuk memperbanyak ibadah dan bertaubat kepada Allah SWT, karena takut wabah ini adalah salah satu peringatan dari Allah SWT untuk hambanya terhadap kesalahan yang dilakukan.

Di mulai dari kesadaran masyarakat, ketaatan kepada protokol kesehatan yang ditetapkan  pemimpin kepada rakyatnya hanya bisa dilaksanakan secara sempurna jika Islam diterapkan di dalam aspek kehidupan, yang dapat memecahkan segala Problematika Kehidupan, yaitu dengan diterapkannya Islam dalam Bingkai Khilafah.
Wallahu’alam bishawab.


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak