New Normal Life vs Islam way of life




Oleh Ayu dan Halimah S

Belakangan ini, jagad raya diguncangkan dengan beragam pembahasan new normal life. Seperti dikutip dari pemberitaan Kompas.com, Rabu (20/5/2020), Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmita mengatakan, new normal adalah perubahan perilaku untuk tetap menjalankan aktivitas normal. Tak dapat dipungkiri sejak wabah Covid-19 ini merebak di Indonesia, roda perputaran ekonomi mulai lesu, nilai mata uang pun mengalami penurunan, , bahkan kematian karena kelaparan tidak dapat diindahkan. Banyak rakyat yang sulit bukan hanya karena Covid-19 tapi juga karena ekonomi rendah dan mata pencaharian yang hilang.

Karena penurunan ekonomi tersebut, pemerintah mencari solusi dengan dibentuknya new normal life, diharapkan tetap beraktifitas normal seperti sedia kala agar roda perekonomian kembali bergerak. Pemerintah pun tetap siap memberikan protokol kesehatan yang memadai bahkan ketat untuk menunjang aktifitas kita. Namun di balik ini tersimpan kekhawatiran mendalam, dengan aktivitas yang kembali normal maka tidak dapat dielakkan penyebaran Covid-19 akan semakin cepat, sedangkan vaksin belum ditemukan. Bisa jadi ini awal kematian massal bagi kita semua tentu mustahil penyebaran Covid-19 dapat ditekan bahwan dihindarkan. Lalu benarkah new normal life ini solusi bagi rakyat atau hanya bagi korporasi semata? Lantas bagaimana islam memberikan solusi yang sempurna dimasa wabah sedang terjadi?

Solusi Islam Dalam Menangani Wabah

Seabad lalu, peradaban Islam berjaya hampir di seluruh dunia. Islam adalah agama yang sempurna, segala lini kehidupan sudah diatur didalamnya. Seperti pada masa Kholifah Umar, banyak terjadi wabah dan bencana, namun Kholifah Umar dapat mengatasinya dengan bijak dan sangat baik hingga rakyat tidak merasakan sedikitpun kesengsaraan karena wabah tersebut. Kholifah Umar tidak hanya mencari solusi dari ilmu pengetahuan, beliau juga bersegera menyerukan kepada seluruh rakyatnya untuk semakin taat kepada syariat Allah, meminta dan memohon ampunan Allah agar segera bencana tersebut diangkat. 

Will Durant dalam The Story of Civilization menyatakan, "Islam telah menjamin seluruh dunia dalam menyiapkan berbagai rumah sakit yang layak, sekaligus memenuhi keperluannya. Contohnya Bimaristan yang dibangun oleh Nuruddin di Damaskus tahun 1160 telah bertahan selama tiga abad dalam merawat orang-orang sakit, tanpa bayaran dan menyediakan obat-obatan gratis. Para sejarahwan berkata, bahwa cahayanya tetap bersinar tidak pernah padam selama 267 tahun." Kisah pengelana Eropa yang mahsyur ini juga menjadi bukti betapa luar biasanya sistem kesehatan pada abad keemasan itu. Ia menceritakan bahwa Ia sengaja berpura-pura sakit karena ingin menikmati lezatnya makanan di rumah sakit Islam. Ia ingin menikmati ayam panggang yang populer itu. Karena pada saat itu diterapkan bahwa ciri pasien sembuh adalah dengan mampunya ia memakan ayam panggang tersebut dengan lahap. Keberhasilan peradaban Islam ini disebabkan paradigma yang benar tentang kesehatan. Nabi SAW bersabda bahwa setiap dari kalian adalah pemimpin dan bertanggung jawab untuk orang-orang yang dipimpin. Jadi penguasa adalah pemimpin yang bertanggung jawab atas rakyatnya. Betapa luar biasanya perhatian Islam terhadap kesehatan di masa itu. Apalagi perhatian terhadap dokter dan tenaga kesehatan lainnya. Dengan perhatian yang luar biasa pada pasien, maka Islam dapat dipastikan memberikan fasilitas terbaik untuk tenaga medisnya. Berupa tunjangan dan akses pendidikan mudah dan gratis serta sarana prasarana. Agar mindset yang muncul dalam diri tenaga medis adalah mindset melayani tak semata-mata hitung-hitungan materi. Islam memberikan perlindungan kepada para tenaga medis yang menjadi garda terakhir wabah dengan diberlakukannya karantina wilayah. Ini semata-mata dilakukan untuk mencegah semakin merebaknya wabah. Maka wabah tak akan sempat menjadi pandemi. Dengan terpusatnya wabah di satu wilayah saja, memudahkan para tenaga medis untuk fokus dan segera memberikan penanganan.

Selain itu, Islam menjamin sarana dan prasarana kesehatan yang terbaik dan berkualitas tinggi. Mindset menjaga nyawa telah menjadikan penguasa di era keemasan untuk menjaga aset tenaga medisnya. Sehingga dapat dipastikan sarana perlindungan diri seperti APD akan dipenuhi. Sehingga tak akan banyak tenaga medis yang dikorbankan. Sudah sepantasnya kita sebagai manusia yang lemah menyandarkan segalanya hanya pada aturan-aturan Allah. Karena hanya Allah yang berhak mengatur makhluknya dan hanya Allah-lah yang paling mengerti tentang makhluknya. Dengan ketundukan kita pada Allah disertai iman yang kuat, tentu kita akan mendapatkan kemenangan gemilang tak hanya di dunia namun juga di akherat. Pemimpin yang menerapkan islam secara kaffah juga akan sangat takut dengan azab Allah dan menjadikannya pemimpin yang berkualitas, dimana dia tidak akan berani sedikitpun menyesatkan umat, bahkan sampai mengorbankan rakyatnya. Islam mampu mengatasi segala persoalan rakyat, mengatasi dengan sempurna karena semua solusi diambil dari sumber terpercaya, Allah Azza Wajala. Maka dari itu, sudah sepantasnya kita kembali kepada sistem islam kaffah yang mendapat ridha Allah SWT. Wallahualam bishowab[]

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak