Menjadi Muslim Produktif Di Tengah Pandemi



Oleh : Ridha Kurnia Utami (aktivis dakwah remaja millenial)

Sobat Millenials, bagaimana kabarnya selama #dirumahaja?. Pandemi Corona atau Covid-19 memberikan banyak pelajaran berharga dalam setiap sendi kehidupan khususnya bagi kehidupan remaja. Kebijakan pemerintah atas karantina wilayah atau istilah Lockdown berdampak pada masyarakat yang dirasakan selama pandemi covid-19 ini yang telah menyebar luas ditatanan dunia baik di dunia pendidikan maupun di dunia pekerjaan. Salah satunya para pelajar yang turut merasakannya atas pemindahan kegiatan belajar dirumah secara online.

Tak hanya para pelajar, di dunia pekerjaan pula merasakan dampaknya pandemi covid-19. Sebagian besar karyawan yang akhirnya harus dipindahkan pekerjaannya di rumah dan sebagian karyawan yang lain pula merasakan adanya Pemutusan Hubungan Kerja karena krisis yang dialami perusahaan akibat pandemi virus corona (pikiranrakyat.com). Sebagian pemindahan kegiatan aktivitas dirumah ini sebagai upaya untuk menjaga jarak sosial dalam mengurangi dampak penyebaran virus covid-19.

Tak sedikit baik para pelajar maupun para tenaga kerja selama di rumah merasakan kejenuhan atas pandemi corona yang lama belum kunjung usai. Salah satunya bagi para pelajar remaja yang merasakan suka duka belajar secara online di rumah, suka duka yang dialami para remaja pelajar ini sangat lah beragam. Adapun suka yang dirasakan mampu merubah fisik para remaja secara drastis baik dari tiba-tiba rajin membantu orangtua di rumah maupun ada yang beranggapan bisa bangun siang kemudian nonton drakor atau drama korea (suara.com).

Adapun duka yang dirasakan baik mulai dari keterbatasan koneksi internet maupun kekecewaan tidak bisa bersosialisasi dengan teman dan kecewa tidak memperoleh uang jajan. Oleh karena itu, sebagian para pelajar remaja tak sedikit yang melanggar protokol pencegahan covid-19 sebab kejenuhan yang dirasakan kemudian banyak terjadi tingginya angka kehamilan di tengah pandemi Covid-19 di Indonesia, hal serupa juga terjadi di Jepang justru terjadi dikalangan remaja atau pelajar SMP dan SMA (riaubook.com). Astaghfirullah miris sekali yaa sobat...

Tak hanya para pelajar yang merasakan suka duka di rumah. Para orang tua yang masih bekerja di rumahkan turut merasakan kejenuhan. Adapun suka duka bagi para orang tua, ada yang senang sekali membangun komunikasi dan psikis bersama anak setiap hari dan ada pula yang sangat jenuh mengajar anaknya yang akhirnya satu keluarga tidak mematuhi protokol kesehatan.

Solusi Islam - Musibah Pandemi dan Qadha Qadhar Allah

Menyikapi atas datangnya pandemi yang menyeluruh ditatanan dunia yang sehingga membuat dunia seakan melemah tak berdaya. Dari ujian pandemi ini sebagai seorang muslim sudah seharusnya mengambil suatu pelajaran dan renungan bahwa sesuatu yang telah terjadi di bumi dan di langit tidak akan terjadi melainkan atas kehendak Allah, yang sudah tertulis didalam Kitabullah. Allah berfirman dalam Qur'an Surat At-Taghabun Ayat 11

مَآ أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ ٱللَّهِ ۗ وَمَن يُؤْمِنۢ بِٱللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُۥ ۚ وَٱللَّهُ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌ

"Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."

Dengan kemudian, kita dapat mengambil hikmah dan berpikir bahwa musibah yang Allah turunkan di bumi tidak lain memberikan pelajaran bagi hamba-Nya salah satunya adalah tidak segera menerapkan hukum-hukum Allah secara totalitas dalam lini kehidupan khususnya dalam bernegara. Kita tidak bisa beriman sendiri tanpa ada fasilitas support system lebih dari negara secara kaffah (menyeluruh) dengan hidup dalam sistem Islam bukan sistem Demokrasi Kufur yang asasnya memisahkan agama dari kehidupan atau sekuler. Sebab, ketika kita masih hidup dalam sistem sekuler kita pasti akan merasakan kesengsaraan yang tiada hentinya yang hakekatnya disana seorang muslim dijauhkan atas keislamannya yang sungguh sudah Allah atur didalam islam. Apabila kita menerapkan hukum-hukum Allah untuk memimpin dunia akan dapat memberikan kesejahteraan, ketenangan, kemakmuran bagi hidup manusia.

Allah swt memberikan penciptaan atas fitrah manusia berupa kebutuhan jasmani, akal dan naluri dengan sekaligus Allah swt memberikan aturan dalam menyikapi musibah ini dengan apa yang telah Allah ciptakan potensi ini kepada kita yang tentunya aturan itu adalah syariat islam yang dapat memuaskan akal, sesuai dengan fitrah dan menentramkan jiwa manusia.

Maka bagi orang yang beriman menyikapi musibah pandemi ini adalah salah satu bentuk dari qadha Allah yang manusia tidak bisa menghindar dari kehendak-Nya kecuali yang bisa kita maksimalkan adalah ridho pada Qadha-Nya, tawakkal secara optimal, dengan ikhtiar yang mengiringinya banyak istighfar, taubatan nasuha, taqarrab ilallah dan area yang bisa kita kuasai saat ini.

Lalu dalam diri manusia pasti memiliki naluri mempertahankan diri dengan mengkaitkan proses berpikir akal kita, Bagaimana kita mengendalikan rasa kejenuhan, keresahan, kegalauan dan tetap bersabar salah satunya dengan cara cepat beristighfar, meyakini atas qadha qadhar Allah dan alternatif yang bisa segera dilakukan dengan mengkaji islam secara kaffah bisa kita dapati diberbagai media online yang banyak bertebaran ditengah pandemi saat ini dan pastinya ketika islam dipelajari itu kemudian untuk diterapkan dan didakwahkan.

Tentunya islam datang membawa kebaikan untuk mengatur apa yang ada dalam manusia tetap pada koridor syara. Bahwa islam bukanlah agama spiritual saja. Tapi islam adalah agama yang paripurna, yang memiliki aturan kompleks mulai dari mengatur individu, masyarakat hingga  bernegara.

Produktivitas Muslim Millenials

Tidak menjadi hambatan kita untuk tidak produktif ditengah pandemi meskipun hanya didalam rumah. Apalagi bagi kaum millenials, yang lahir dikehidupan era digital. Maka tak menjadikan banyak alasan hingga rasa kejenuhan melampaui batas. Sebab, kita hidup bersama teknologi modern yang belum bisa kita dapatkan di tahun 50-an.

Maka berbahagialah muslim millenials dengan hidupnya yang semestinya dipergunakan untuk hal-hal yang bermanfaat dan bisa tetap produktif ditengah pandemi, misalnya menjadikan media teknologi ini untuk membuat konten dakwah, menulis karya dakwah, mensupport laman media yang disana kita disuruh polling supaya penindasan saudara seiman kita segera usai, share postingan dakwah, video call teman upaya mengobati rindu tentunya sesama jenis ya sobat supaya tidak terjadi khalwat disana ketika islam melarangnya,  mengkaji islam diberbagai kajian online lainnya, dan lain sebagainya..

Bukanlah menggunakan media teknologi untuk hal yang sia-sia dengan tik tok, nge-prank, nonton drakor dan lain sebagainya. Allah SWT berfirman dalam Qur'an surat Al-Qiyamah ayat 36

اَيَحْسَبُ الْاِ نْسَا نُ اَنْ يُّتْرَكَ سُدًىۗ  

"Apakah manusia mengira, dia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungjawaban)?".

Didalam surat Al-Qiyamah ayat 36 menjelaskan bahwa Allah swt tidak membiarkan hamba-Nya tanpa pertanggung jawaban, meskipun didalam rumah sering beraktivitas di media online bukan menjadikan alasan tidak dihisab oleh Allah. Kemudian Allah swt memberikan pemaparan lagi di surat yang berbeda dalam Qur'an surat Al-Isra ayat 36 Allah swt berfirman

 وَلَا تَقْفُ مَا لَـيْسَ لَـكَ بِهٖ عِلْمٌ ۗ اِنَّ السَّمْعَ وَا لْبَصَرَ وَا لْفُؤَادَ كُلُّ اُولٰٓئِكَ كَا نَ عَنْهُ مَسْئُوْلًا

"Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya."
Nah, Sobat Millenials hendaknya kita berhati-hati disetiap aktivitas amal perbuatan kita karena semua pasti akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah Ta’ala di akhirat.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak