Oleh : Hastaria Marissa, S.P
Muslimah salihah yang dirahmati Allah. Apa sih itu cinta? Bila kita bicara cinta setiap orang pasti berbeda dalam menterjemahkannya. Umumnya yang dipahami ada pengorbanan, berbagi, peduli dan kawan-kawannya. Lalu apa sih makna cinta itu sendiri bagi kita seorang muslim? Islam adalah diin or ajaran yang sempurna. Menterjemahkan cinta sesuai dengan kalam-Nya. Pastinya wujud cinta itu harus sesuai dengan tuntunan-Nya.
Mencintai islam adalah bagian dari rasa keimanan kita kepada Allah. Aneh rasanya bila kamu sebagai seorang muslim anti, tidak percaya diri bahkan benci dengan islam. Hemm, pastinya iman kamu dipertanyakan.
Lalu bagaimana sih dari rasa cinta kita terhadap islam? Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an :
“Wahai kaum mukmin, mengapa kalian merasa sangat keberatan ketika di perintahkan kepada kalian, “Pergilah berjihad untuk membela Islam? Apakah kalian lebih mencintai kehidupan dunia daripada kehidupan akhirat? Padahal kesenangan dunia hanyalah sangat sedikit jika dibandingkan dengan kesenangan akhirat."(QS at-Taubah : 38)
Saat ini kan kita tidak berjihad. Lalu amalan apa yang harus kita lakukan? Banyak amalan yang bisa kita lakukan saya sebagai cinta kepada islam. Amalan itu diantaranya adalah menjadi pembela islam. Ketika misalnya ada opini negatif tentang islam kamu bisa meluruskannya. Bukan malah menjadi ikut-ikutan membenci, melecehkan menghina Islam.
Itulah contohkan oleh Rasulullah Saw serta para sahabat beliau menjadi teladan seorang muslim. Pengorbanan Rasulullah dan para sahabat hingga islam bisa sampai kepada kita. Pengorbanan harta, waktu bahkan nyawa. Mereka rela mengorbankan itu semua demi cintanya kepada Allah dan Rasul-Nya. Ujian mereka saat itu sangat berat dengan pertaruhan nyawa.
Lalu, bagaimana dengan kita? Sudahkah kita meneladani mereka? Padahal kita saat ini belum sampai pada pada penyiksaan fisik.
Kita masih bebas melaksanakan dengan lancar dan baik. Herannya kita malah malas or mood-mood-an dalam beribadah misalnya sholat, puasa, menuntut ilmu dan lainnya. Padahal itu perkara yang diwajibkan atau utama kita lakukan sebagai seorang muslim. Ini menjadi renungan buat kita. Padahal ujian kita tidak seberat ujian para sahabat. Mereka selalu semangat dalam beribadah wajib sampai sunnah. Harusnya kita malu ada para sahabat yang ujiannya begitu berat.
So, dipasca ramadhan menjadi momentum kita untuk hijrah atau berubah. Sebulan penuh kita telah mampu menjalankan perintah Alah dan menjauhi larangan Allah. Insya Allah di luar Ramadhan kita pun kita pun bisa menjalani itu. Apalagi apalagi tahun ini kita berpuasa di tengah pandemi.
Alhamdulillah semua itu bisa kita lalui.
Tentunya kamu ingin menjadi muslim yang taat khan? Selagi kamu diberikan selagi kesehatan dan umur. Masih ada kesempatan untuk berubah or bertaubat. Menyesal dikemudian hari akan terlambat. Kata pepatah nasi sudah menjadi bubur.
So, semangat dan memperbanyak menuntut ilmu. Bekalmu untuk beramal. Memperbanyak doa kepada Allah agar beri kekuatan, kesabaran dan ketegaran. Semoga kita selalu istiqomah meniti jalan kebaikan dan selalu dilindungi oleh Allah.(*HM)