Lathi Challenge, Mengkampanyekan Sosok Setan?






Hafsah Aiza (Mahasiswi)


Baru-baru ini media sosial dikejutkan oleh challenge yang mengundang banyak minat dikalangan remaja, yang tentunya sempat viral dan trending dijagad maya, yaitu Lathi challenge. Dan jika kita melihat fakta dari sisi pelaku challenge ini lebih banyak perempuan, anak kecil dan dewasa berbondong-bondong mengikutinya.


Tak hanya masyarakat biasa, publik figur pun tidak mau kalah dengan challenge yang sedang trend ini. Musiknya menggambarkan seorang wanita yang sakit hati, dan tiba tiba berubah, dalam liriknya “everything is change” yang artinya berubah, kemudian digambarkan dalam Challengenya yaitu merubah wajah cantik menjadi bermake up setan. Kok bisa dikatakan mengkampanyekan setan? Padahal hanya meniru wajahnya saja?


Dalam hadits nabi “Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka” (HR Abu Daud dan Ahmad). Dan setan sendiri adalah lambang permusuhan terhadap agama serta prinsip keras hati (sombong & ingkar pada Allah). Dalam Lathi Challenge, digambarkan dengan dandanan yang mirip sekali dengan setan.


Bahkan challenge ini sudah sampai ke Malaysia, hingga ada seorang ustadz asal Malaysia menulis cuitan dalam akun twitter pribadinya @wandazrin. “Hentikan #LathiChallenge sekarang juga. Sesungguhnya tarian -tarian yang kalian itu sangat berbahaya untuk dijadikan hiburan. Ketahuilah kalian tarian itu wujud dari sesetengah budaya jawa yg syirik & khurafat. Seperti memanggil kuntilanak serta roh kuda kepang. Tolong hentikannya!,”

Allah juga berfirman yang artinya:
Sungguh, setan itu musuh bagimu, maka perlakukanlah ia sebagai musuh, karena sesungguhnya setan itu hanya mengajak golongannya agar mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.” (QS. Fatir: 6)

Sesungguhnya setan itu ada di dalam hati, bisa lewat perbuatan, lewat pikiran, tapi lathi challenge ini nyata, Naudzubillah. Teman-teman lakukanlah challenge yang mempunyai dasar baik, karena jika kita tinjau dari mulai awal ditampilkannya video challenge ini, apa yang di lakukan seperti Lathi Challenge tidak ada manfaatnya sama sekali.

Kok bisa dikatakan seperti itu? Teman-teman, sadarilah bahwa apa yang dilakukan bukan sekedar ikut trend semata, melainkan juga mempunyai nilai yang bermanfaat. Islam mewajibkan setiap aktivitas individu sesuai dan memiliki manfaat. Seperti yang disampaikan seorang kreator video Fuad Bakh yang dipublikasikan tanggal 5 Juni 2020, dalam Channel youtubenya, “Kita sebagai umat islam tentunya tidak hanya menjadi pengekor saja, ada tren kita ikuti, ada yang rame kita ikuti harusnya kita sebagai muslim harus membawa perubahan, dan jika Allah ridho insyaallah dapat pahala” ucap kreator dakwah tersebut.

Disini dapat kita ketahui bahwa jika kita melakukan sesuatu, yang pertama, tentunya harus ada manfaatnya dan yang kedua tidak merendahkan diri kita. Misalnya make up horor seperti yang ditampilkan dalam video Lathi Challenge dan kita kembali ke dalam diri kita yang diciptakan oleh Allah, yang telah diberi kesempurnaan rupa yang cantik, baik dan indah.

Ketika di make up seperti itu dan disebarkan dimedia sosial apalagi dilakukan oleh publik figur, maka akan dicontoh anak-anak usia muda yang tidak bisa menyaring info benar atau hoax dan untuk mereka yang tidak tahu makna sebenarnya makna challenge tersebut.

Dan kita sebagai muslim sejati mampu menolak budaya yang bukan berasal dari Islam. Justru sebaliknya harus menerapkan Islam secara keseluruhan di kehidupan sehari-hari, karena Allah menyukai orang-orang yang istiqomah dalam berbuat kebaikan. Dan tidak ada kebaikan kecuali Islam. Wallahu a’lam bish showab.

Goresan Pena Dakwah

ibu rumah tangga yang ingin melejitkan potensi menulis, berbagi jariyah aksara demi kemuliaan diri dan kejayaan Islam

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak