Oleh: Masra La Usu
Di era yang berteknologi canggih ini, dunia dihadapkan dengan hadirnya wabah Covid-19 yang telah meresahkan hampir seluruh penduduk dunia. Alat-alat dan obat-obatan yang di buat oleh ilmuan demi mengurangi bahkan menghilangkan wabah ini ternyata masih saja belum mampu membuat tentram penduduk dunia. Para Ilmuan dunia juga berlomba-lomba mencari vaksin daripada Covid-19 ternayata belum bisa ditemukan . Berbagai kebijakan pun dilakukan oleh negara-negara yang sudah terpapar covid -19 agar wabah behenti, namun hasilnya tak maksimal, nyawa masih saja berjatuhan.
Di Indonesia sendiri, pemerintah juga berupaya membuat berbagai macam kebijakan dan anjuran agar wabah ini dapat mereda, seperti PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), selalu mencuci tangan dengan sabun atau disenfektan dan lain sebagainya. Pemerintah juga melakukan pengawasan pada daerah-daerah, terlebih daerah yang sudah terdampak covid-19. Setiap hari informasi mengenai perkembangan covid-19 yang membahayakan rakyat selalu di keluarkan oleh gugus tugas penanganan covid-19. Dari informasi inilah, ada beberapa istilah yang sering di keluarkan pernyataannya, yang mana istilah-istilah tersebut memang sudah tidak familiar lagi di telinga kita.
ODP (Orang Dalam Pengawasan) adalah salah satu istilah yang muncul seiring dengan hadirnya wabah Covid-19 di negeri +62 ini. Istilah ini ditunjukkan kepada orang yang berada di daerah yang sudah terjangkit wabah (daerah merah). Bila ada salah seorang dari daerah yang sudah merah tersebut pergi ke daerah yang masih hijau (belum terkontaminasi dengan wabah), maka orang ini juga tetap perlu di pantau oleh pihak yang sudah diberi tugas oleh pemerintah sehingga pemerintah bisa tahu bagaimana perkembangan informasinhya.
Di lansir dari fajar.co.id, menurut Dokter Spesialis Paru-paru di Rumah Sakit Umum Persahabatan, dr. Andika Chandra Putra, mengatakan bahwa semua orang di negara yang terkena dampak wabah Covid-19 termasuk dalam kategori Orang Dalam Pemantauan (ODP).
“Karena kita ini di negara yang terjangkit, maka Kita semua ini ODP. Sehingga perlu pemantauan.” katanya melalui sambungan telepon di Jakarta, Rabu (1/4).
Akan halnya dengan istilah ODP ini sebenarnya mengingatkan kita bahwa masuk tidaknya kita dalam kategori ODP yang disebabkan Covid-19. Namun sejatinya sadar atau tidak sadar, kita semua adalah tetap termasuk kategori ODP meskipun anda berada di daerah hijau dari wabah. Yah, tepat sekali. Tapi, bukan ODP nya pemerintah ya?!
Kita semua adalah ODP nya Allah Subhanahu wa Ta’ala. Jadi bagi anda yang masih di daerah yang tidak terdampak wabah, jangan berbangga diri dulu yah. Jangan melakukan aktivitas sesuka hati, hingga halal-haram dicampur adukkan. karena semua gerak-gerik kita selalu di pantau oleh Sang Khaliq, kita selalu dalam pengawasan-Nya.
Masih ingatkah anda akan kisah seorang wanita yang di perintahkan ibunya agar mencampurkan susu dengan air? Akan tetapi ternyata anaknya menolak permintaan ibunya untuk mencampurkan susu tersebut dengan air. Yang di mana si anak tersebut berkata: “bagaimana aku hendak mencampurkannya sedangkan khalifah Umar melarangnya?”
Si ibu pun menimpali jawaban anaknya dengan perkataan, “Umar tidak akan mengetahui.”
Anaknya pun menjawab, “Kalaupun umar tidak mmengetahui, tetapi Rabbnya pasti mengetahui. Aku tidak akan pernah mau melakukannya karena dia (Amirul Mukminin) telah melarangnya. Inilah sepenggal kisah yang terjadi di masa Amirul Mukminin atau Umar bin Khatab memegang tampuk kekuasaan.
Dari kisah tersebut, seharusnya kita sebagai umat Rasulullah SAW bisa mengambil pelajaran dan patut dijadikan tauladan serta diterapkan dalam kehidupan kita. Sebab apa saja yang di lakukan manusia semasa hidupnya, maka nantinya akan dimintai pertanggung jawaban dihadapan-Nya.
Oleh karena itu, dalam diri seorang muslim, patutnya bisa menghadirkan rasa selalu di awasi oleh Allah azza wa jalla. Namun hal seperti ini tidak akan bisa terlaksana secara maksimal pada diri seorang muslim apabila hanya diterapkan dari kesadaran individu saja. Kecuali ada peran negara yang turut ikut di dalamnya sehingga ke-imanan individu itu bisa terjaga dan terkontrol. Jika sudah terkontrol, maka dalam diri setiap individu akan menghadirkan rasa selalu di awasi oleh Allah SWT. Dan hal ini akan kita dapati di negara yang hanya menerapkan aturan dari Allah secara kaffah, yakni Negara Khilafah ‘ala minhajin Nubuwwah. Allahu a’laam.