Kebijakan New Normal di Tegah Kondisi Abnormal



Oleh: Kunni

Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmita dalam pemberitaan Kompas.com (20/5/2020) menyatakan bahwa New Normal adalah perubahan perilaku untuk tetap menjalankan aktivitas normal. Artinya, Aktivitas semua bidang akan kembali normal. Namun, dengan tatanan baru yang sesuai dengan protokol kesehatan. Seperti menggunakan masker, rajin mencuci tangan dan menjaga jarak minimal satu meter.
Seakan tidak mau ketinggalan langkah dengan negara lain. Pemerintah RI tengah mempersiapkan diri untuk fase New Normal. Kebijakan ini diambil setelah Presiden RI Joko Widodo, menghimbau dan mengajak masyarakat untuk dapat hidup berdamai dengan Covid-19 hingga vaksin Covid-19 ditemukan. Selain itu, kebijakan diambil untuk memperbaiki perekonomian Indonesia yang tengah anjlok akibat wabah Covid-19.
Lalu siapkah Indonesia dengan kebijakan ini?
Peneliti dari Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Ejikman. Pradiptajati Kusuma mengutarakan bahwa Indonesia belum siap untuk langkah New Normal Life. Karena angka penularan pasien kasus Covid-19 di Indonesia masih terbilang cukup tinggi. Lebih baik Indonesia meniru Jerman yang melakukan bertahap pelonggaran Lockdown (cnbcindonesia, 27/5/2020).
Selain pernyataan Pradiptajati di atas, belum diberlakukannya New Normal saja, masih banyak kita jumpai masyarakat yang melanggar peraturan PSBB, dan seakan acuh dengan protokol kesehatan.
Dengan demikian apakah artinya era new normal adalah jalan keluar agar Indonesia bisa berdamai dengan Covid-19?
Untuk menjawab pertanyaan ini haruslah mencari problem solving masuk akal dan sesuai dengan fitrah manusia. Yakni solusi Islam.
Islam Memiliki langkah jitu penanganan wabah, buah dari ketaatan pemimpin dan rakyat kepada Allah Swt. Berdasarkan Hadis Rasulullah saw. "Jika kalian mendengar wabah di suatu wilayah. Janganlah kalian masuk ke wilayah itu. Sebaliknya, jika wabah itu terjadi di tempat kalian tinggal, janganlah kalian meninggalkan tempat itu." (HR. Bukhari).
Keputusan lockdown syar'i yang diterapkan sistem islam dibarengi  kebijakan ekonomi yang tepat. Rasulullah saw. bersaba: "Kaum muslim berserikat dalam tiga perkara yaitu padang rumput, air dan api. (HR. Abu Daud dan Ahmad). Dengan kata lain, Sumber daya alam dikelola negara guna kesejahteraan rakyat. Bukan hanya dinikmati segelintir orang bermodal besar. Kesejahteraan merata dan ekonomi negara tertata.
Wallahu A'lam bish shawab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak