Oleh : Najwa Nashita
Aktivis Dakwah Mahasiswa, Member AMK & Entrepreuner
Sudah masuk bulan ke-3 penyebaran virus Covid-19 semakin meresahkan baik di Indonesia maupun di dunia. Mulai masuk ke Bumi Pertiwi pada pertengahan bulan Maret, jumlah warga yang terdampak akibat pandemi ini kian membludak. Sehingga sektor ekonomi pun tak luput menjadi sasaran virus ganas tersebut.
Dilansir dari Kumparan.com (11/06 2020) Ratusan Pedagang Pasar Cileungsi Bogor Usir Petugas Tes Corona : Terkait insiden penolakan dan pengusiran itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, Mike Kaltarin, mengatakan pengusiran itu karena kurangnya edukasi. "Ya masyarakat masih belum memahami, kita lakukan edukasi kembali kalau pemeriksaan itu salah satu untuk memutus mata rantai," kata Mike kepada wartawan, Kamis (11/6).
Hal seperti ini banyak terjadi di sektor perekonomian, yakni pedagang di pasar. Banyak yang tidak mematuhi himbauan pemerintah untuk sadar protokol kesehatan. Seperti mencuci tangan dan memakai masker.
Tapi di sisi lain juga tidak mumpuninya sarana untuk tes dan pemberian jaminan untuk kebutuhan rakyat tidak terpenuhi dengan sempurna. Sehingga rakyat tetap memaksakan diri untuk berjualan yang beresiko besar terhadap sebaran Covid-19. Seharusnya ada sanksi tegas yang diberikan oleh aparat setelah konjugasi memadai. Realitanya saat ini edukasi pun dilakukan dan tidak menyeluruh ke seluruh warga.
Islam adalah akidah yang memancarkan peraturan. Peraturan ini merupakan hukum-hukum syara' yang telah digali dari dalil-dalil yang terperinci. Islam telah menjelaskan di dalam peraturan tersebut tata cara pelaksanaan hukum yang berupa hukum syara'.
Dan problem seperti saat ini, tentun tidak memakai imbuhan penyelesaiannya ada di dalam Islam. Apalagi untuk pandemi Covid-19, tentunya banyak permasalahan yang muncul mulai dari pendidikan, kesehatan, serta ekonomi. Dan pedagang banyak yang berjualan tidak memakai protokol kesehatan karena kurangnya kesadaran yang dimiliki dan tidak adanya jaminan ataupun edukasi yang diberikan ke masyarakat khususnya para pedagang. Akhirnya ratusan pedagang banyak yang terinfeksi virus Covid-19, bahkan ada pula yang menjadi korban jiwa.
Islam punya solusi untuk segala masalah kehidupan. Karena Islam diturunkan oleh Allah untuk memberi rahmat ke seluruh alam. Seperti dalam hal memberikan peraturan atau himbauan kepada rakyatnya. Problem manusia itu dipelajari terlebih dahulu, kemudian dibuat suatu peraturan dalam bentuk kaidah-kaidah umum yang bersifat menyeluruh dan tidak pandang bulu.
Negara melaksanakan syariat Islam bagi setiap orang yang memiliki kewarganegaraan, baik muslim maupun nonmuslim. Warga nonmuslim dibiarkan menjalankan hal-hal yang berkaitan dengan akidah dan ibadahnya. Sedangkan hal-hal yang berkaitan dengan makanan dan pakaian, diperlakukan sesuai ketentuan agama mereka yang dijamin oleh aturan umum yang berlaku.
Kebutuhan fasilitas kesehatan adalah penyelamatan jiwa rakyat. Ini termasuk kebutuhan pokok yang wajib dicukupi oleh negara, termasuk sandang, pangan, papan, keamanan dan pendidikan. Semua akan dipenuhi secara gratis dan berkualitas. Semua fasilitas kesehatan, obat-obatan, dokter dan perawat akan dipenuhi negara tanpa ada sekat-sekat kasta. Tidak ada kelas satu, dua dan tiga. Tapi semua kelas vip. Sehingga di era pandemik seperti saat ini, khilafah akan sigap melakukan karantina wilayah sejak awal munculnya kasus dan segera mengadakan tes kesehatan untuk mengetahui siapa saja warganya yang terinfeksi penyakit dan segera diisolasi agar tidak menularkan kepada yang dan fokus pada penyembuhannya.
Dan khilafah untuk kebutuhan sumbernya tak terbatas, berasal dari kekayaan sumber daya alam yang melimpah ruah. Itu statusnya adalah kepemilikan umum, dimana menjadi milik umat dan negara hanya memiliki hak untuk mengelola dan hasilnya dikembalikan untuk kesejahteraan umat, termasuk memenuhi kebutuhan fasilitas kesehatan di saat wabah melanda.
Seperti yang dicontohkan oleh Khalifah Umar bin Khaththab saat Madinah dilanda paceklik kekeringan. Ini membuat Umar akhirnya mereka mengirim surat ke para Walinya di wilayah yang sejahtera untuk memberikan bantuan logistik dan pakaian. Dan ini direspon oleh Wali Mesir yang mengirimkan bantuan dengan pasukan onta yang ujungnya telah sampai Madinah sedangkan ekornya masih di Mesir. Begitu juga bantuan yang dikirim dari daerah Irak, Hijab, dan yang lainnya. Komando khalifah segera menggerakkan para wali untuk sigap membantu, sehingga tidak ada tumpang tindih kebijakan dan pemenuhan kebutuhan rakyat bisa segera tertangani.
Di dalam bernegara islam punya aturan. Seperti di masa kekhilafahan Islam di mana syariat Islam diterapkan secara kaffah, wabah yang terjadi tidak berlarut-larut untuk ditangani dan dihentikan penyebarannya. Dalam Islam, nyawa seorang manusia sangatlah berharga. Bukan hanya masalah wabah pandemi, masalah apapun yang ditemui rakyatnya, Khalifah khalifah akan menyelesaikannya secara cepat dan tepat dengan syariat Islam. Khalifah meriayah atau mengurus rakyat sebagai tanggung jawabnya dunia akhirat. Mengurusi rakyat dengan baik adalah kebaikan bagi khalifahuntuk dunia dan akhiratnya. Sebaliknya, menyia-nyiakan rakyat yang menyebabkan kesengsaraan bagi mereka, adalah keburukan bagi khalifah. Tidak hanya sebagai keburukan di dunia, tetapi juga keburukan bagi akhiratnya.
Wallahu a'lam bishshawab.
Tags
Opini