Tiga Yang Terkait



Oleh: T2N

Hidup adalah bersatunya jasad dengan nyawa, yang dengan hidup itulah maka kita diberi amanah oleh yang Maha Kuasa, karena berakal sehat kita diberi amanah, karena kita sempurna maka kita diberi amanah.  Allah menciptakan kesempurnaan makhluk bernama manusia seperti kita ini, maka dari itu bila kita tidak tahu arah kemana kita harus melangkah, kemana tujuan
kita maka akan sia–sia apa yang kita jalani sepanjang umur kita di dunia ini.

 Percaturan permasalahn dunia kita sudah hadapi dari kita mulai membuka mata dipagi hari hingga terpejam kembali di malam hari.

Suasana kehidupan pribadi rumah tangga lingkungan hingga level negara, semakin carut marut seakan tidak ada yang bisa menghentikan arus kapitalisme ini. Seluruh lini sudah dikuasai oleh sistem kapitalis sejak penulis lahir hingga sekarang yang penulis  rasakan adalah sistem yang memaksa, yang memaksa manusia harus keluar dari fitrahnya sebagai makhluk yang sempurna mengikuti fitrah hewani bentukan kapitalis demokrasi.

Sungguh sangat miris ketika kita sudah ditunjukkan sedikit ilmu tentang ketuhanan, melihat hidup ini. Terus apa yang kita jalani selama ini?  tidaklah cukup hanya soleh sendiri? tidaklah nyambung dengan ayat–ayat suci yang telah mengatur kehidupan ini, tidak nyambung dengan sabda Rasulullah manusia agung, yang memanggil umatnya hingga menjelang wafat beliau, ya umati, ya umati, ya umati.

Penguasa yang senatiasa hanya mengukur kepentingan untuk diri, keluarga dan kroninya saja. Itu mengakar hingga pada level dasar dari pegawai negara. Meski ada sebagian yang tidak nyaman dengan aturan namun tidak cukup kencang sehingga tidak terdengar dari istana penguasa,untuk meneriakkan kata TIDAK pada aturan yang berlaku, karena tidak berfihak pada rakyat.

 Akhirnya yang sebagian juga harus mengekor dengan tekanan batin yang tidak nyaman karena bertentangan dengan nurani. Mereka tidak peduli dengan tsaqafah rakyatnya, tidak pernah mendidik dengan benar tentang kehidupan yang sesungguhnya, kehidupan hakiki sesuai dengan tuntunan Ilahi.

Mereka hanya menikmati kemewahan diatas penderitaan rakyatnya karena mereka sudah menutup diri dari kebenaran. Anti kritik anti saran sehingga melenggang dengan pongahnya. Penguasa yang mereka agungkan yang mereka usung ternyata tak jauh dari orang yang punya sumbu pendek, alias otaknya tidak sampai untuk menjadi kelas pemimpin yang visioner. Tidak pernah merasakan  mengajak umat atau masyarakat yang sudah puluhan tahun memahami kehidupan sekulerisme menuju peradaban baru yang utuh tidak setengah–setengah. Padahal itulah tugas pemimpin memahamkan umat tentang arti hidup dan kehidupan. Sehingga umat/ rakyat tahu tujuan hidupnya, yakni keselamat dunia dan akhirat, karena menjadi pemimpin termasuk beramal soleh bila menjadi pemimpin yang adil dan amanah.

Sementara perjuangan sang pengemban dakwah mendidik umat malah mereka kriminalisasi, karena harus berhadapan dengan sistem demokrasi yang tanpa solusi ini.. Kecaman yang luar biasa dari pecinta Pancasila sebagai dasar berargumentasi mereka, NKRI yang menjadi acuhan untuk bertahan pada sistemnya. Mereka menganggap bahwa pancasila adalah satu – satunya lambang pemersatu bangsa ini. Menurut logika apa yang bisa dipelajari dari pancasila itu , adalah hukum-hukum dan pasal-pasal buatan manusia yang dikemas sedemian rupa menggunakan kata–kata yang merangsang pemahaman karena harus diulang ulang setiap Senin dalam upacara bendera, mereka tidak faham mereka hanya hafal, membaca teks Pancasila wajib, membaca UUD 45 wajib, namun mana makna dari semua itu, adakah keberhasilan dari produk Pancasila untuk menyelesaikan problematika, dari dulu hingga sekarang..?

Sehingga hal itu saja yang menjadi semacam makanaan dari pemahaman mereka. Namun sesungguhnya dari ayat- ayat pancasila itupun juga tidak ada solusi yang pasti kecuali ilusi. Penyelesaian rekayasa penuh dengan intrik baik hukum, aturan pemerintahan, atau apapun. Semua dengan akal – akalan yang tidak pernah nyambung bila dinalar.

 Pengelolaan aset negara, pengelolaan hasil alam bumi air dan udara semua hanya untuk golongan mereka bukan untuk rakyat, segitunya sudah diatur oleh undang – undang yang berlaku. Mereka berfikir tanpa landasan yang kuat dan benar.
Kenapa demikian ?
Tidak lain adalah karena umat belum belum fahamnya tentang hidup dan kehidupan dengan arti yang hakiki.  Hidup yang sesungguhnya adalah pengabdian kepada Allah Swt dengan aturan dan hukum yang sudah baku dalam firman-Nya ( Al-Qur’an dan As – Sunah )

Tingkat pemahaman akan membawa pengaruh pada kehidupan seseorang yang akan senantiasa berinteraksi dengan siapapun dalam kondisi apapun. Karena perubahan tingkah laku seseorang mengikuti pemahamannya. Jadi bila seseorang tidak punya pemikiran dan pemahaman yang benar dan utuh akan sulit diajak untuk berubah. Yakni keutuhan pemikiran yang mencakup segala aspek kehidupan yakni al –fikrah al kulliyyah ( pemikiran menyeluruh ) yang akan menjadi al- qa’idah al-fikriyyah ( landasan pemikiran ) yang akan dibangun diatasnya keseluruhan pemikiran cabang. Apa yang menjadi unsur utama dulu sebelum melangkah pada pemikiran cabang sebagai solusi fundamental untuk menyelesaikan persoalan hidup.

Umat harus sadar betul tentang unsur utama kehidupan ini yang terdiri dari Manusia, Alam semesta dan kehidupan. Untuk apa Allah ciptakan ketiga unsur ini? tidak lain adalah seluruh sumber permasalahan atau problem kehidupan berasal dari ketiga unsur tersebut. Apabila faham dengan ketiga unsur ini maka manusia akan semakin faham kemana arah ia melangkah. Sesungguhnya semua hanya ketundukan kepada sang Maha Kuasa.

Manusia adalah maklhuk yang paling mulia diantara makhluk yang lain, hakekatnya mempunyai  dua potensi yakni :
kebutuhan naluri ( Al Gharizah ) , naluri beragama  ( gharizah Tadayun ) mensucikan sesuatu yang mereka anggap sebagi wujud dari dari Sang pencipta, maka ada kecenderungan manusia untuk beribadah, entah bagaimana mereka beribadah. Naluri kasih sayang, tertarik sama lawan jenis, melangsungkan keturunan ( gharizah nau ), naluri manusia memiliki kecenderungan seksual, rasa kebapakan, rasa keibuan, cinta pada anak-anak, cinta pada orang tua, cinta pada orang lain. gharizah baqa melindungi / mempertahankan diri, mendorong manusia untuk melakukan aktivitas dalam rangka melestarikan kehidupan, dalam hal ini dalam diri manusia ada rasa takut, keinginan menguasai, cinta pada bangsa dll.
 Dalam segi pemenuhan naluri ini bila tidak terpenuhi tidak akan menimbulkan kematian.

Kebutuhan jasmani ( Hajatul Adlawiyah ). Berupa rasa lapar, rasa haus, menghirup udara dll. Dalam segi pemenuhan kebutuhan jasmani ini bila tidak terpenuhi akan mengakibatkan kematian. Bagaimana tidak, tidak makan aja seminggu akan lunglai hingga keamatian, apalagi tidak bernafas hitungan jam juga bisa mati,
Diatur dengan keterikatan hukum syara.

Setiap muslim yang akan atau hendak melakukan perbuatan guna memenuhi kebutuhan kehidupan, baik kebutuhan jasmani atau naluri diwajibkan secara syar’i mengetahui hukum Allah tentang perbuatan tersebut sehingga ia dapat berbuat sesuai dengan hukum syara’.

Allah telah mengutus Rasul-Nya dalam rangka menjelaskan kepada manusia mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang benar dan mana yang salah terhadap seluruh aktivitasnya. Tidak lain adalah untuk memberi peringatan agar tidak alasan bagi manusia membantah Allah sesuadh diutusnya rasul itu ,( TQS. An-Nisa : 165 )
Allah tidak akan membiarkan pemenuhan terhadap seluruh kebutuhan tersebut diserahkan pada keinginan hawa nafsu dan akal manusia semata. Sebab hawa nafsu itu umumnya mengajak kepada keburukan ( ammaratum bissu ) kecuali yang dirahmati Allah.

Demikian pula akal, manusia sangatlah lemah. Manusia sering menyangka sesuatu benar menurut,  padahal sesungguhnya itu buruk, demikian sebaliknya. Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, begitu juga kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui, TQS,2:216. Setiap perbuatan akan dimintai pertanggung jawaban kelak.

Begitulah ajaran Islam memberikan pendidikan dasar kepada umat, dan satu satunya agama yang paling haq sebagi solusi bagi diri manusia yang bisa memuaskan akal, sesuai dengan fitrahnya sebagai manusia dan menentramkan jiwa.

Wallahu A'lam bissawwab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak