Oleh : Bintunapan Sastrawetjana
Kau tanyai ku, Kekasih, “Apa bedaku dengan langit?” Bedanya, saat kau tertawa, aku lupa tentang langit.
Sebait syair Cinta sepertinya tepat menggambarkan bahwa love is blind, alias Cinta itu buta. Siapa saja yang terkena virus Cinta tak bisa berpikir rasional dan melihat sekeliling dengan normal. Setuju atau tidak faktanya yang terjadi rasanya makin membenarkan ungkapan ini.
Bicara soal Cinta, seolah-olah kita tak pernah berpindah. Masih saja dihalaman pertama.
Apa sih cinta, bisa dirasa namun sulit didefinisikan. Secara realitas dalam kata cinta terkandung rasa suka, sayang, terpikat, rindu, dan pengharapan. Dengan kata lain cinta adalah kecenderungan dan rasa.
Baiklah, kita mencoba mengurai cinta. Jika diperhatikan, kita akan menemui beberapa jenis cinta.
Cinta Palsu
Palsu berarti bohong. Disangka cinta padahal tidak. Kepura-puraan dari bibir namun dipungkiri dalam hatinya.
Misalnya, mengaku cinta namun dibelakang mengkhianati. Mengaku mencintai anak dan istri namun tidak diurusi, mengaku mencintai orang tua namun selalu membangkang. Mengaku mencintai negara namun menerapkan hukum yang bukan dari Pencipta. Dan mengaku mencintai Allah dan Rasul-Nya, namun tidak menjalankan apa yang Allah inginkan. Bahkan mencampakkan hukum Nya. Berarti cintanya palsu. Bohong.
Cinta Semu
Berbeda dengan cinta palsu,cinta semu bisa cinta nya benar namun tidak langgeng. Ia hanya sebatas dunia.Tidak lebih dari itu. Dan orang yang memiliki cinta semu sungguh ia telah tertipu.
Sebagai contoh mencintai istri, anak, harta, dan banyak lagi. Kecenderungan itu memang Allah ciptakan bagi manusia. Namun ia bersifat terbatas. Mencintai istri hanya karena ia istrinya, mencintai anak hanya karena ia anaknya, dan mencintai harta hanya karena ia kesenangan baginya. Padahal semua hanya perhiasan dunia.
Ringkasnya Cinta semu cinta hanya sebatas dunia. Yang dicintai dan cara mencintainya dibenarkan syara, namun landasannya bukan karena Allah.
Cinta Hakiki
Jenis cinta yang ketiga ini merupakan cinta yang benar dan sejati. Ia tidak sebatas dunia, melainkan akan sampai kelak pada masa setelah dunia yaitu akhirat. Bukan hanya yang dicintai dan cara mencintainya yang benar, namun juga landasannya dilakukan semata karena Allah SWT.
Ada dua cinta hakiki ini. Pertama cinta kepada Allah SWT dan Rasul-Nya dan jihad fisabilillah.
Kedua cinta kepada apa-apa yang dibolehkan syara dan disandarkan kepada cinta kepada Allah, Rasul-Nya dan jihad fisabilillah tersebut.
Sebagai contoh, mencintai keluarga dengan menjaganya dari maksiat kepada Allah. Mencintai hartanya dengan dibelanjakannya di jalan Allah. Dan memperoleh hartanya dengan jalan yang Allah rido. Dan mencintai negaranya dengan menggunakan hukum buatan Pencipta langit dan bumi.
Sudah selayaknya seorang mukmin memiliki cinta hakiki, sebab kita akan hidup hanya sementara sedangkan akhirat selamanya. Dan konsekwensi dari cinta hakiki itu adalah mencintai apa yang Allah cintai. Dan membenci apa yang Allah benci. Menjalankan apa yang Allah perintah dan menjauhi yang Allah larang. Patuh dan menerima dengan ikhlas apa yang Allah takdirkan.
Sudahkah kita memiliki cinta hakiki?
Wallahu'alam bisshawab