Oleh : Mulkiah Tambunal
Kasus positif virus Corona (COVID-19) di Indonesia masih terus bertambah. Namun angka kesembuhan juga terus mengalami peningkatan. Penambahan jumlah kasus positif COVID-19 di Indonesia bisa dilihat di situs covid19.go.id dan disampaikan langsung oleh juru bicara pemerintah terkait penanganan COVID-19 Achmad Yurianto. Hingga Sabtu (30/5/2020), ada 25.773 kasus positif. Dari jumlah tersebut, 7.015 pasien dinyatakan sembuh dan 1.573 orang meninggal dunia. Data ini diperbarui setiap harinya dengan cut off data pukul 12.00 WIBWIB ( Dikutip dari detikNews ).
Tidak hanya itu Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa pemerintah saat ini tengah bersiap untuk menghadapi kenormalan baru atau new normal di antaranya dengan mengerahkan aparat TNI dan Polri. Pemerintah mengerahkan aparat TNI dan Polri di 1.800 titik pada empat provinsi dan 25 kabupaten/kota, seperti Sumatra Barat, DKI Jakarta, Jawa Barat, Gorontalo, Surabaya, dan Malang. Meski khusus untuk Jawa Timur, dikutip dari detik.com, Gubernur Khofifah Indar Parawansa dalam kesempatan terpisah menyatakan bahwa Jawa Timur belum siap untuk “new normal life” (detik.com, 26/05/2020). New normal life sendiri adalah bagian dari exit strategy setiap negara dalam menghadapai pandemi corona. Strategi utama yang disarankan badan kesehatan dunia ( WHO) tentu saja test, tracing, treat, dan isolate. Dicky Budiman, epidemiolog dari Griffith University Australia memaparkan new normal life adalah bagian dari strategi yang diterapkan selama belum ditemukannya vaksin atau obat untuk virus corona.
"Pembatasan jumlah kerumunan, batasan jarak, keharusan memakai masker di manapun dan bisa dilakukan skrining suhu di tiap kantor atau mall atau sekolah," kata Dicky mencontohkan saat dihubungi Kompas.com (9/5/2020).
Di tengah wabah seperti ini, menerapkan “new normal life” sangatlah berisiko. Dalam masa PBB saja, kasus positif COVID-19 terus mengalami peningkatan, bagaimana dengan new normal life? Walaupun masih ada pembatasan. Di samping itu juga masalah ini bukan hanya tentang ekonomi negara yang terus mengalami penurunan akibat pandemi ini, tapi ini berkaitan dengan nyawa manusia dan mereka yang menjadi garda terdepan dalam penanganan wabah, yaitu para tenaga medis yang rela mengorbankan apa pun bahkan nyawa mereka.
Carut marut penanganan virus covid-19 oleh pemerintah, sudah sangat jelas membuktikan bahwa solusi yang ditawarkan sistem sekarang ini yaitu sistem kapitalisme hanyalah solusi tambal sulam. Selain itu, Pelayanan kesehatan dalam sistem ini hanya dijadikan komoditas industri untuk mengeruk keuntungan bagi para pemodal, padahal seperti yang kita ketahui bahwa pemerintah adalah mereka yang mau melayani rakyat buka malah dilayani. Lain halnya dengan sistem Islam. Seperti yang terjadi pada sistem pemerintahan Umar Ibnu Khattab ra.Pada masa pemerintahannya pernah terjadi wabah penyakit Tha’un. Penyakit yang membuat resah seluruh masyarakat pada waktu itu. Kemudian Umar bin Khattab mengajak para sahabat untuk bermusyawarah. Jika kita lihat bagaimana sikap Umar dalam menyelesaikan masalah, maka inilah contoh seorang pemimpin yang harus patut di contoh. Bagaimana ia mengambil sikap yang tegas untuk menyelesaikan sebuah masalah. Seorang pemimpin yang sama sekali tidak diperbolehkan untuk menyepelekan suatu masalah. Karena, jika masalah itu disepelekan dan tidak diselesaikan, maka dampaknya akan terus menerus.
Dan dalam musyawarah tersebut, dicapai keputusan mengisolasi masyarakat yang sedang terjangkit wabah Tha’un ke bukit-bukit agar penularannya tidak masif, atau yang biasa dikenal dengan “Lockdown”.
Islam sebenarnya telah menyediakan solusi atas setiap permasalahan yang ada. karena Islam sendiri bukan sekedar agama, tapi ideologi. Islam tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhan saja, tapi Islam mengatur seluruh aspek kehidupan. Mulai dari ketika orang bangun tidur hingga bangun negara. Namun, seperti yang kita ketahui sekarang bahwa Islam tidak bisa diterapkan secara menyeluruh. Mengapa demikian? Karena aturan Islam tidak bisa diterapkan oleh individu atau kelompok tertentu. Ia butuh sesuatu yang lebih dari itu. Dan itu adalah sebuah Institusi atau Negara. Karena hanya negaralah yang mampu mengambil kebijakan yang menyeluruh, khususnya dalam pengelolaan kekayaan baik itu air, tanah, hingga yang ada dalam perut bumi sekalipun seperti emas, batu bara dan lain-lain selama itu masih ada dalam wilayah kekuasaan negara. Dengan begitu, negara mempunyai kemampuan finansial yang memadai untuk menjalankan berbagai fungsi dan tanggungjawabinya. Tidak terkecuali tanggung jawab menjamin pemenuhan hajat setiap orang terhadap pelayanan kesehatan gratis, berkualitas terbaik serta terpenuhi aspek ketersediaan, kesinambungan dan ketercapaian. Dalam hal ini negara harus menerapkan konsep anggaran mutlak, berapa pun biaya yang dibutuhkan harus dipenuhi. Karena negara adalah pihak yang berada di garda terdepan dalam pencegahan dan peniadaan penderitaan publik. Demikianlah tuntunan ajaran Islam yang mulia.
Dengan demikian, hasilnya rumah sakit, dokter dan para medis tersedia secara memadai dengan sebaran yang memadai pula. Difasilitasi negara dengan berbagai aspek bagi terwujudnya standar pelayanan medis terbaik. Baik aspek penguasaan ilmu pengetahuan dan keahlian terkini, ketersediaan obat dan alat kedokteran terbaik hingga gaji dan beban kerja yang manusiawi.
Tidak seorang pun yang datang ke rumah sakit kecuali pulang dengan rasa terhormat dan perasaan bahagia. Sebab, semua diberi pelayanan terbaik hingga yang berpura-pura sakit sekalipun. Di setiap kota, termasuk kota kecil, terdapat rumah sakit, berikut dengan tenaga kesehatan (dokter, perawat, bidan, dan lain-lain) berkualitas lagi memadai, berikut peralatan medis dan obat-obatan. Bahkan disediakan rumah sakit berjalan, dipenuhi berbagai obat dan peralatan medis serta para dokter dan tenaga medis lainnya. Di bawa sejumlah unta mendatangi orang-orang yang beruzur untuk datang ke rumah sakit.
Inilah fakta pelayanan kesehatan Khilafah yang diukir oleh tinta emas sejarah peradaban Islam. Model pelayanan kesehatan terbaik, buah penerapan sistem kehidupan Islam, penerapan Islam secara kaafah dalam bingkai Khilafah. Sebagai janji yang pasti dari Allah SWT yang ditegaskan dalam QS Al-Anbiya ayat 107, artinya, “Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam.” Allahu A’lam