Ramadhan dan Khilafah






Oleh :Detty Arianti Shareh
(Pengajar)


Alhamdulillahi robbil alamin, itulah kalimat yang selalu kita ucapkan di saat kita dipertemukan dengan bulan ramadhan. Ramadhan adalah bulan istimewa bagi kaum Muslim. Kedatangannya selalu ditunggu-tunggu, kepergiannya sulit untuk dilepaskan. Ramadhan memang momen PDKT termesra antara kita dengan Allah melalui ibadah-ibadah sesuai tuntunan Rasul-Nya.

Sebagai seorang muslim, dorongan terkuat dalam menjalankan ibadah adalah iman. Ya, iman adalah modal pokok yang menjadi penggerak bagi seorang muslim rela menjalankan perintah-perintah Allah dengan sukarela. Namun, di sisi lain manusia memiliki hawa nafsu. Yang mana, hawa nafsu inilah yang memberi peluang bagi manusia atau seorang muslim untuk berbuat maksiat kepada Allah.

Bagi seorang muslim yang betul-betul ingin menjaga diri dari segala kemaksiatan, maka dirinya akan berupaya sekuat tenaga agar terhindar dari berbuat maksiat. Apalagi selama ramadhan ini, kita tentunya menginginkan lebih banyak melakukan amal sholih daripada amal buruk. Karena di bulan yang suci ini, amal kebaikan akan dilipatgandakan pahalanya oleh Allah.

Salah satu cara agar kita termotivasi untuk selalu berbuat amal sholih ini adalah dengan meneladani para pendahulu kita. Rasulullah dan para sahabatnya. Ada tiga peristiwa besar yang terjadi di bulan ramadhan pada masa nabi Muhammad saw.

Yang pertama adalah bulan diturunkannya al-quran. Saat Nabi mencapai usia 40 tahun, Allah mengutusnya untuk alam semesta, mengeluarkan mereka dari sesatnya kebodohan menuju terangnya pengetahuan. Tepatnya pada tanggal 17 Ramadhan 13 tahun sebelum Hijriyah Nabi menerima wahyu pertama.

Kedua, terjadinya perang badar. Peristiwa perang badar terjadi pada hari Jumat 17 Ramadhan tahun 2 Hijriyah bertepatan dengan 13 Maret 624 Masehi.
Perang Badar atau biasa disebut Ghazwah Badr al-Kubra adalah perang yang menjadi pembeda, menandai awal kejayaan kaum Muslimin. Dengannya Allah memuliakan Islam, meninggikan panjinya dan mengikis berhala-berhala.

Dalam peperangan ini, Nabi membawa 313 pasukan Muslim, menghadapi 950 pasukan non-Muslim. Perbedaan jumlah pasukan yang mencolok tersebut tidak lantas mengecilkan nyali tentara Muslim. Dengan tekad yang kuat membela Nabi, kaum Muslimin berhasil memporak-porandakan pasukan kafir. Allah menguatkan mereka dengan malaikat-malaikat. Kaum kafir Quraisy lari sejadi-jadinya, kaum Muslim mengejar mereka, membunuh, dan menawan.

Ketiga, pembebasan kota makkah. Tanggal 20 Ramadhan tahun 8 Hijriyah merupakan waktu yang bersejarah dalam Islam. Di tanggal tersebut, Rasulullah dan para sahabatnya berhasil menaklukan kota Mekah dalam sebuah peperangan yang disebut dengan perang Fathu Mekah (penaklukan Mekah).

Dari ketiga peristiwa tersebut, bisa menjadi motivasi bagi kita supaya kita semakin memperbanyak amal sholih. Nabi dan para sahabatnya telah mendapatkan jaminan surga dari Allah. Namun, mereka masih mati-matian membela Islam. Sementara pada masa itu fasilitas tidak seperti saat ini yang serba ada. Namun mereka tetap berupaya supaya aturan-aturan Islam tegak, diterapkan di seluruh dunia.

Coba kita bandingkan dengan kita. Tidak ada yang menjamin surga bagi kita. Sehingga hal itu mendorong kita untuk beribadah lebih banyak lagi. Tidak hanya ibadah dalam bentuk spiritual, namun juga dalam aktivitas bermasyarakat dan bernegara. Harus disesuaikan dengan aturan-aturan Islam yaitu dengan khilafah. Khilafah adalah sistem negara yang berasaskan Islam dan menerapkan seluruh aturan Islam.

Sistem Islam atau khilafah inilah sejatinya yang diperjuangkan oleh nabi dan para sahabat. Sehingga menjadi kewajiban kita juga sebagai seorang muslim untuk mewujudkan tegaknya khilafah supaya peraturan Islam tegak secara sempurna di muka bumi ini. Allahu a’lam bishawab.

Goresan Pena Dakwah

ibu rumah tangga yang ingin melejitkan potensi menulis, berbagi jariyah aksara demi kemuliaan diri dan kejayaan Islam

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak